PENGHUNI KAMAR PALING UJUNG
Fitri adalah seorang mahasiswi di sebuah univesitas swata. Selama menetap di tempat kostnya Fitri tidak pernah bergaul dengan orang-orang di sekitar kamarnya. Dia memang bukan tipe mahasiswi yang suka bergaul. Kegiatan sehari-harinya hanya kuliah, setelah selesai kuliah ia hanya berdiam diri di kamarnya.
Malam itu seperti biasanya, Fitri di kamarnya sedang mengerjakan tugasnya. Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk seseorang, Fitri kaget siapa yang mengetuk kamarnya malam-malam. Ia pun segera beranjak untuk membukakan pintu. Dengan hati-hati ia membuka pintu, ketika pintu dibuka berdiri seorang wanita seumur dengan Fitri, mengenakan celana pendek dan tank top. Terlihat ada lebam di wajahnya, pandangannya pun sayu.
Seketika itu Fitri terdiam, karena ia merasa tidak kenal dengan wanita itu. Wanita itu pun tersenyum, seraya bertanya, “Saya boleh minta air hangat?” Fitri melihat wanita itu membawa cangkir, Fitri pun mempersilakan wanita itu masuk.
Sesampainya di dalam, Fitri menyalakan pemanas air. Sambil menunggu air memanas, Fitri bertanya asal-usulnya. Wanita itu mengatakan namanya Fika, kebetulan ia tinggal di kamar yang berada di ujung lorong. Fitri juga menanyakan perihal lebam di wajahnya, wanita itu menjawab bahwa ia sedang bertengkar dengan pacarnya. Seketika itu Fitri kesal, ia menyarankan Fika untuk segera lapor polisi, Fika hanya tersenyum satir.
Fitri merasa sangat kasihan dengannya. Akhirnya air pun panas. Setelah mengisi cangkirnya dengan air panas, Fika pun pamit untuk kembali ke kamarnya. Fitri pun mengantarnya hingga di pintu. Ketika Fika berbalik, Fitri melihat kepala belakang Fika terluka dan masih mengeluarkan darah, Fitri pun kesal. Pacar macam apa yang menyiksa pacarnya seperti itu. Ia pun berniat untuk melapor pada penjaga kost, untuk diadukan ke polisi. Fitri menutup pintunya dan kembali mengerjakan tugas.
Tidak lama itu telepon Fitri berbunyi, ternyata temannya menelpon. Fitri mengangkat telepon, ia pun mengobrol dengan temannya di telepon. Di tengah percakapan, tiba-tiba teman Fitri berkata, “Eh tau gak lo, katanya di daerah tempat kost lo pernah ada kasus cowok bunuh ceweknya tuh. Ceweknya itu dipukulin, trus katanya kepalanya ditusuk pake gunting. Serem ya, makanya lo kalo pilih pacar yang bener Tri hahaha.”
Fitri terdiam.
Ia tidak bisa membalas canda temannya, ia langsung teringat Fika. Sosok wanita yang meminta air panas, yang wajahnya penuh lebam, dan ada luka di kepalanya. Jantung Fitri tiba-tiba berdegup kencang, ia menutup teleponnya. Apakah wanita tadi itu adalah hantu. Fitri masih tidak percaya. Tetapi Fitri teringat sesuatu yang membuatnya tidak percaya akan apa yang ia lihat. Ia ingat bahwa tidak ada kamar di ujung lorong tempat kost Fitri!
Fitri hanya bisa terdiam, keringat membasahi tubuhnya. Ia tidak tau siapa yang ia temui tadi. Belum habis rasa bingung Fitri, tiba-tiba saja Fitri mendengar ada suara langkah di depan kamar kostnya, jantung Fitri seakan berhenti berdetak. Tetapi iya harus memeriksa suara itu. Perlahan-lahan Fitri membuka gorden jendela kostnya, seketika itu juga Fitri hampir pingsan. Fika, wanita yang ia temui tadi berdiri di depan pintu kamarnya. Tetapi kali ini tubuhnya penuh bercak darah, dan ada sebuah gunting menancap di kepalanya!
Fika menatap tajam ke arah fitri. Wanita itu pun menyeringai, dan seketika itu juga darah mengalir di sela-sela bibirnya. Melihat hal itu Fitri langsung menutup tirai jendelanya tubuhnya gemetaran, dan semalaman itu Fitri tidak bisa tidur. Ia terus saja membaca ayat al-kitab sambil memegangi kalung salibnya. Setelah hampir pagi, Fitri baru bisa tertidur. Setelah kejadian itu Fitri tidak pernah membukakan pintu kostnya di kala malam. Beruntung bagi Fitri, karena setelah kejadian itu ia tidak mengalami gangguan apa-apa lagi.
-end-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar