Misteri Bangku Kereta Api Nomor 13


Perjalanan jauh dengan kereta merupakan sebuah perjalanan yang penuh dengan petualangan. Banyak hal yang bisa kita dapat dari perjalanan jauh ini. Seperti halnya kisah perjalananku selama dua hari satu malam dengan Kereta Bima, Jakarta-Surabaya. Perjalanan kali ini, seperti halnya perjalana-perjalanan sebelumnya, tak pernah kusia-siakan hanya dengan melihat-lihat pemandangan lewat jendela ataupun tertidur sepenjang perjalanan. Ada suatu hal yang biasa kulakukan untuk mengisi perjalanan dengan kereta api yaitu dengan “mengobrol”. Mengobrol merupakan cara yang ampuh untuk mengusir rasa bosan dan juga baik untuk kesehatan terutama otot-otot muka guna menjaga keremajaan kulit dan elastisitasnya. Mengobrol hanya membutuhkan sedikit energi dengan sedikit cemilan dan sebotol softdrink lengkap sudah fasilitas untuk memulai suatu obrolan.

Sudah tiga puluh menit berlalu semenjak aku terduduk sendiri di bangku nomor 14 gerbong ketiga. Kulihat bangku nomor 15 yang terletak disebelahku belum juga terisi penumpang dan juga bangku nomor 13 dan 12 yang terletak di hadapanku kosong sama sekali. “Kalo begini gimana aku bisa dapat teman ngobrol?”.

“Ting…teng…ting…teng…lima menit lagi Kereta Bima akan segera diberangkatkan”, begitu bunyi pengumuman dan petugas stasiun. Kereta mulai penuh oleh para penumpang. Semua bangku telah terisi kecuali tiga buah bangku yang ada di dekatku, tak juga ada yang menempati. Sudah empat puluh menit aku menunggu teman seperjalananku, namun mungkin takdir berkata lain. Di perjalanan kereta kali ini, mungkin akan kulewatkan dengan tidur atau melihat-lihat pemandangan saja.

“Huaaaah…!!”, suasana ini membuatku mengantuk, mataku mulai berkaca-kaca. Tak terasa aku pun terlelap untuk beberapa waktu. “Roooeng…!!!”, “Hah, bunyi apa itu…?”, aku tersentak, dan bangun dari tidurku. Oh rupanya bunyi yang melengking itu hanyalah bunyi pertanda kereta akan segera diberangkatkan. Kereta pun mulai berangkat. “Huaaah…!!”, lagi-lagi meliuk-liukkan tubuhku, mencoba melemaskan semua otot-otot yang tadi kaku karena kugunakan tidur dalam keadaan duduk. 

Kini ngantukku serasa hilang dalam sekejap oleh getaran-getaran berirama yang ditimbulkan oleh roda-roda kereta. Kuperhatikan sekelilingku, nampaknya bangku nomor 12 dan 13 yang ada dihadapanku serta bangku nomor 15 yang terletak di sampingku memang tak ada yang menempatinya. Atau memang tak ada yang mau mendudukinya? Ah masa bodoh…

Tiba-tiba seorang wanita muda dengan tergesa-gesa berjalan sambil menyeret sebuah koper yang tampaknya cukup berat menuju ke arahku. Dia tampaknya butuh pertolongan. Pak kondektur pun menghampirinya. “Anda butuh pertolongan Nyonya?”, tegurnya dengan sopan. “Iya Pak, tolong saya Pak!”, ujar nyonya itu dengan nada setengah panik. “Maaf nyonya, bisa tolong tunjukkan tiket anda?”, ujar sang kondektur. “Ini pak, saya duduk di bangku nomor 13”, jawabnya dengan nafas terengah-engah. “Oh bangku nomor 13 ada di sebelah sini nyonya. Silahkan, anda bisa duduk dan tenangkan diri anda terlebih dahulu”, ujarku memotong pembicaraan mereka.

“Pak kondektur..anak saya pak…anak saya hilang di kereta ini”, ujar nyonya itu yang tampaknya tak menghiraukan perkataanku.
Pak kondektur pun berkata lagi pada nyonya itu dengan lembut “Nyonya, anda bisa duduk dulu di bangku dan ceritakan semua kejadiannya pada kami.”

Mendengar hal itu kemudian si nyonya pun akhirnya duduk dan kemudian mulai mencoba menenangkan diri. Setelah merasa cukup tenang ia pun bercerita “Begini Pak Kondektur, aku naik ke kereta ini bersama anak laki-lakiku yang bernama Andi. Ketika kami tiba di stasiun, kereta hampir saja berangkat. Karena takut ketinggalan kereta aku pun menaikkan Andi terlebih dahulu kemudian aku turun lagi untuk membawa koper yang kutitipkan pada seorang penjual makanan yang menunggu di depan pintu masuk gerbong lima kereta ini. 

Sementara itu Andi ku suruh mencari tempat duduk nomor 13 dan 14 yang telah kami pesan. Saat itu para penumpang masuk secara berdesakkan, mungkin mereka juga tak ingin ketinggalan kereta. Bahkan ketika aku ingin masuk, hampir saja aku terdorong keluar oleh penumpang lain yang juga turut berdesak-desakkan. Dan sesampainya di dalam kereta aku mencari-cari Andi dan tidak menemukannya.”

“Oh begitu”, ujar kondektur manggut-manggut. “Ehm begini saja nyonya. Sekarang saya akan mencari anak nyonya dan nyonya silahkan tunggu di sini. Oh ya apakah nyonya yakin kalau anak nyonya sudah masuk ke dalam kereta ini?”, Tanya pak kondektur.
“Saya yakin pak. Anak saya tak mungkin keluar lagi, karena ketika kami masuk, para penumpang yang lain juga masuk bahkan hingga berdesak-desakkan sehingga tak mungkin ia bisa keluar.”, jelas nyonya itu.

“Oh ya, bagaimana ciri-ciri anak nyonya?”
“Hmm…anak saya memakai baju kemeja warna biru laut dan celana pendek warna hitam. Umurnya 10 tahun dan tingginya sekitar 150 cm. Ia berkaca mata dan rambutnya hitam lurus.”, jawab nyonya itu.

“Ya…cukup jelas, kami pasti menemukannya”, ujar sang kondektur meyakinkan nyonya itu.
Lima menit telah berlalu, namun si kondektur tadi tak juga kembali. Nyonya itu nampak masih gelisah sejak tadi, wajahnya memerah dipenuhi sejuta penyesalan.
“Maaf nyonya, mau permen?”, ujarku seraya menyodorkan lima bungkus permen cokelat yang tadi kubeli dari pedagang kaki lima.

“Hmm maaf…terima kasih”, ujarnya menolak.
“Tenang saja nyonya, tak perlu terlalu gelisah. Anak nyonya pasti ditemukan, mungkin saja dia tadi bingung dan tersesat di gerbong lain. Kereta ini kan hanya terdiri dari beberapa gerbong dan anak nyonya tak mungkin akan jauh-jauh pula dari sini’, ujarku mencoba menenangkannya.
“Oh ya, tujuan nyonya mau kemana?”

“Hmm….saya mau ke Surabaya, ke rumah kakak ipar saya untuk mengabarkan suatu hal”, jawab nyonya itu.
“Lalu suami anda…?”
“Dia baru saja wafat tiga hari yang lalu”
“Oh maaf nyonya…ehm saya turut berduka cita atas wafatnya suami nyonya.”
Waktu pun telah berlalu dua jam lamanya. Hari kini mulai beranjak sore, kereta api delapan gerbong yang kini kunaiki mulai menembus senja. Obrolanku dengan nyonya ini semakin menarik saja, dan nampaknya si nyonya mulai melupakan anaknya yang belum juga ditemukan.

Saat ini aku mulai tahu banyak tentang nyonya itu. Ternyata yang duduk di bangku nomor 12 adalah anaknya dan yang duduk di bangku nomor 15 yang ada disebelahku adalah suaminya yang kini telah wafat semenjak tiga hari yang lalu. Suaminya adalah seorang polisi lokal. Ia wafat karena tertembak ketika terjadi baku tembak dengan para perampok bank tiga hari yang lalu.

Semula mereka bertiga memang hendak liburan ke rumah Nenek anak semata wayangnya di Surabaya. Kematian sang Ayah pada mulanya membuat rencana kepergian Si Nyonya dibatalkan. Namun karena si Nyonya kemudian mendapat kabar bahwa ibundanya di kampung halaman sedang sakit keras, dan dengan pertimbangan tiket yang sudah dipesan, jadilah mereka berdua memaksakan diri pergi ke Surabaya meskipun masih dalam suasana duka.

“Maaf nyonya apa makanan favoritmu?”, tanyaku.
“Hm…aku amat menyukai cokelat, suamiku dan anakku juga menyukainya. Cokelat sudah lama menjadi makanan favorit keluarga kami.”, jawabnya. “Kalau anda Tuan?”
“Hmm…aku juga suka cokelat, tapi terkadang aku juga suka permen dan juga kembang gula. Pokoknya semua makanan yang manis-manis aku menyukainya.”, jawabku.

Tiba-tiba si nyonya itu mengeluarkan sebuah kotak dari tas kecil yang diipangkunya. Dan ia membuka kotak itu. Ternyata isinya adalah cokelat.
“Anda mau cokelat, Tuan?”, ujarnya seraya menyodorkan kotak itu ke arahku.
Aku pun mengambil tiga bungkus cokelat dari kotak itu. “Hmm…terima kasih nyonya.”, ucapku seraya menaruh dua bungkus cokelat ke dalam saku kemejaku. Sementara yang sebungkus lagi kubuka dan kumasukkan ke dalam mulutku.

“Bagaimana rasanya, Tuan?”, Tanya nyonya itu.
“Hmm…sangat enak.”, jaawabku.
Nyonya itu cukup menarik untuk dijadikan teman ngobrol. Setelah sekian lama mengobrol tampaknya aku mulai suka padanya. Wanita itu lumayan cantik, wajahnya sangat ayu dengan bibirnya yang manis. Matanya juga indah. Rambutnya tergerai lurus sepinggang. Lama-lama aku merasa tertarik kepadanya. Hatiku mulai bertanya-tanya “Apakah aku telah jatuh cinta?’

Dalam sekejap kami menjadi lebih akrab. Rupanya si nyonya itu juga suka mengobrol sepertiku. Kami pun melanjutkan obrolan kami hingga lupa waktu.
Sejam kemudian. Pak kondektur datang mengantarkan seorang anak berambut lurus dan berkaca mata. “Oh anakku!”, si nyonya sejenak tersentak melihat anaknya, lalu memeluknya sambil menetesakan air mata. Ia baru ingat bahwa anaknya telah hilang di kereta beberapa jam yang lalu. 

Dengan perasaan bersalah ia pun memeluk anaknya erat-erat sambil menangis.
Aku dan pak kondektur hanya bisa memandang kedua anak dan ibu itu sambil tersenyum lega. Setelah itu si nyonya itu pun kemudian berterima kasih kepada pak kondektur.
“Maaf nyonya kami terlalu lama menemukan anak anda. Tampaknya anak anda tersesat di kereta ini dan kelelahan, lalu ia pun tertidur di dekat tumpukkan barang di pojok gerbong delapan. 

Tadinya kami tak mengira anak itu bersembunyi di sana. Namun, setelah kami berpikir bahwa tak ada salahnya memeriksa tumpukkan barang kami pun memeriksanya dan berhasil menemukan anak nyonya ini.”, jelas pak kondektur.
‘Tak apa-apa pak kondektur, yang penting saat ini anakku sudah di temukan. Terima kasih….pak…saya ucapkan beribu-ribu terima kasih.”, ujar nyonya itu.

“Tak apa nyonya, itu memang sudah tugas kami.”, ujar pak kondektur.
Tak lama kemudian suasana pun kembali tenang. Sang anak sudah duduk di bangkunya dan si nyonya kembali melanjutkan obrolannya denganku. Kami pun mengobrol cukup lama dan kuperhatikan, selama kami mengobrol, anak nyonya itu menatapku tajam ke arahku. Aku jadi sedikit salah tingkah.

Anak nyonya itu tampaknya tak suka kepadaku. Ia lalu menarik-narik ibunya dan membisikkan sesuatu ke telinga ibunya. Si nyonya manggut-manggut lalu berbicara lirih kepadaku “Tampaknya anakku tidak terlalu menyukaimu, maaf ya, harap di maklumi karena anakku baru saja kehilangan ayahnya. Jadi, ia tak begitu suka kalau ada lelaki lain yang mendekatiku.”

Aku pun manggut-manggut seraya mengerti apa yang dimaksud si nyonya itu. Aku pun bisa memahami perasaan mereka. “Hmmm….baiklah kalau begitu aku mohon diri sejenak, rasanya ingin aku berjalan-jalan ke gerbong lain. Lagi pula kakiku rasanya mulai kesemutan semenjak tadi duduk di bangku.”, ujarku pamit untuk pergi sejenak.

Sambil berjalan santai aku pun menelusuri gerbong-gerbong kereta sampai di ujung gerbong ke delapan yang terletak paling ujung, aku duduk di sebuah bangku kosong yang terletak di depan bagasi tempat barang-barang. Bangku-bangku di gerbong delapan nampaknya banyak yang kosong. Aku kemudian menatap keluar jendela sambil memandang bulan purnama yang membumbung tinggi di luar sana.

Tak terasa tiga puluh menit berlalu dengan cepatnya. Aku bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju bangku nomor 14, tempat dudukku yang semula, “Mungkin si anak tadi sudah lelap tertidur dan aku pun bisa ngobrol lagi dengan si nyonya tadi.”, pikirku.

Namun, sesampainya di bangkuku, yang ada hanya anak tadi yang masih terjaga. Kemudian aku pun duduk, dan memberanikan diri bertanya kepada anak itu. “Nak, dimana ibumu?”
“Mau apa kamu mencari-cari ibuku! Lagi pula apa urusanmu menanyakan dimana ia berada, toh kamu kan bukan ayahku!”, ucapnya kasar.

Hatiku bergetar mendengar perkataan anak kecil itu, sesaat aku menganggap anak ini kurang ajar, tapi mungkin ada benarnya juga. Walaupun aku suka kepada ibunya tapi kan ia sudah berkeluarga dan sulit bagi sebuah keluarga untuk dengan mudah kehilangan salah satu anggota keluarga yang dicintainya maupun dimasuki oleh orang yang baru mereka kenal. Aku dan anak itu pun terdiam beberapa lama kemudian anak itu tertidur pulas. 

Aku pun mulai mengantuk karena semenjak tadi hanya diam mengunci mulut. Akhirnya aku pun memejamkan mata dan tertidur pulas.
Beberapa saat kemudian terdengar lagi olehku deru roda-roda kereta yang berirama. Aku pun mulai membuka mataku lagi. Namun, kini di hadapanku duduk seorang pria gagah yang mengenakan sebuah kemeja putih dan bercelana cokelat. Rambutnya tampak klimis dan dia juga tampak lebih arif dengan kacamatanya. Aku mulai bingung, bukankah yang tadi duduk di hadapanku ini seorang nyonya dan anaknya. “Ah mungkin saja aku sedang bermimpi.”, batinku.

Aku pun berkenalan dengan pria itu, namanya Andi. Persis seperti nama anak kecil yang kutemui dalam mimpiku tadi. Dan kami pun mengobrol tentang segala hal. Andi mulai terbawa pembicaraan. Begitu pula denganku. Kami saling berbagi pengalaman, berbagi cerita dan juga berbagi alamat dan nomor telepon.

“Oh ya, Tuan. Maukah engkau kuceritakan sebuah kisah menarik saat aku berumur 10 tahun?”, Tanya Andi. “Oh tentu saja.”, jawabku. “Baiklah, akan kuceritakan.”, Andi pun bercerita tentang pengalamannya ketika ia berusia 10 tahun. Ketika itu ia tersesat di gerbong kereta dan tidur di bagasi barang. Dan saat ditemukan dan di bawa oleh kondektur menemui ibunya, ia mendapati ibunya sedang asyik mengobrol dengan seorang pria yang tak ia kenal dan ia pun akhirnya merasa cemburu karena belum lama ayahnya meninggal. 

Ia tak ingin punya ayah yang baru karena ia amat mencintai ayahnya. Andi menyuruh ibunya agar berhenti ngobrol dengan lelaki itu dan menyuruhnya pergi. Lalu sesudah lelaki itu pergi, Andi bertengkar dengan ibunya sehingga ibunya kesal dan akhirnya pergi untuk pindah gerbong. Ketika ibunya telah pergi, lelaki yang semenjak tadi mengobrol dengan ibunya datang kembali dan menanyakan tentang keberadaan ibunya. 

Adi menjawab dengan nada ketus “Mau apa kamu mencari-cari ibuku! Lagi pula apa urusanmu menanyakan di mana ia berada, toh kamu kan bukan ayahku!”
“Aku merasa bersalah dengan perbuatanku terhadap lelaki itu dan ingin rasanya aku memohon maaf atas sikap kasarku dulu kepadanya.”, Andi menutup ceritanya.

“Lalu dimana ibumu saat ini?”, tanyaku.
“Ibuku pindah gerbong dan ternyata ia pindah ke gerbong belakang. Beberapa saat setelah aku tertidur aku merasa aneh dan beranjak dari tempat dudukku. Tiba-tiba terjadi tabrakan antara kereta yang kutumpangi dengan kereta lain. Saat itu aku berada di gerbong tiga dan selamat sedangkan ibuku rupanya tewas karena ia pindah ke gerbong belakang yang hancur akibat tabrakan itu. Aku amat menyesal seandainya saja aku membiarkan ibuku tetap mengobrol dengan pria itu mungkin ibuku tak akan pindah gerbong dan menyusul ayahku ke alam baka.”, Andi menjelaskan panjang lebar untuk kesekian kalinya.

“Oh, aku turut bersedih atas pengalamanmu yang amat menyedihkan.”, ujarku bersimpati. Dalam hati aku berfikir mungkinkah aku melenggang ke masa lalu selama aku tertidur, ataukah mimpi itu hanya kebetulan saja.
“Hmm…boleh aku tanya sesuatu?”, tanyaku.
“Oh ya, silahkan.”, jawab Andi.
“Hmm…aku ingin tahu, saat kau terbangun….sebelum kecelakaan itu..kau tahu dimana pria yang duduk dihadapanmu?”, tanyaku lagi.
“Kurasa ia pergi ke gerbong lain saat aku tertidur, yang jelas aku tidak menemukannya saat aku terbangun.”

Seribu satu tanda tanya mulai memusar di dadaku. Apakah benar pria yang ada di masa lalu itu adalah aku? Sesaat aku masih ingat senyuman nyonya yang tadi duduk di bangku nomor 13 dan mengobrol denganku sambil menunggu anaknya ditemukan hatiku mulai gundah, tak mungkin ini suatu kebetulan…tapi bagaimana bisa?
“Maaf, Tuan. Apa kau suka berjalan-jalan dengan kereta?”, Andi tiba-tiba memotong lamunanku.
“Oh…eh…iya…tentu saja…”, jawabku gugup.

“Selama hidupku aku merasa dihantui perasaan bersalah terhadap pria yang kucaci maki 10 tahun lalu. Setiap aku bepergian naik kereta aku selalu memesan bangku nomor 13 tempat dahulu ibuku duduk sebelum ia pergi untuk selama-lamanya. Dan aku juga selalu menceritakan kisah ini kepada setiap orang yang duduk di bangku nomor 12, 14 dan 15. aku juga selalu berpesan kepada semua orang yang kuceritakan tentang kisah ini untuk menyampaikan permohonan maafku yang sebesar-besarnya untuk pria yang 10 tahun lalu kucaci maki. Ibu dan ayahku di sana pasti tak suka memaafkanku jikalau permohonan maaf ini tak sampai kepada pria itu. Maukah Tuan membantuku?”, pinta Andi.

“Baiklah aku akan membantumu. Dan aku yakin pria itu pasti sudah memaafkanmu, karena dulu umurmu kan masih 10 tahun.”, ujarku menghibur Andi.
“Saat ini pasti pria itu sudah berumur sekitar 40 tahun dan mungkin dia sudah punya istri dan anak.”, ujar Andi.
Kereta pun terus melaju, hingga akhirnya tiba di kota Surabaya. Aku dan Andi pun turun di salah satu stasiun di Kota Pahlawan itu. 

Dari sana kami berpisah menuju ke tempat tujuan kami masing-masing. Walaupun kami sudah berpisah masih saja aku memikirkan serentetan peristiwa yang kutemui di kereta tadi. Semenjak saat itu aku pun mulai berjanji, aku tak akan banyak ngobrol selama perjalanan dengan kereta. Aku juga nggak bakal lagi-lagi tertidur di bangku kereta. Mungkin aku bisa mengusir kebosanan dalam perjalanan dengan membaca-baca buku sambil minum kopi, atau melihat-lihat pemandangan sepanjang perjalanan.

Tapi “Ops…!”, tak kusadari kedua ikatan tali sepatuku terlepas, aku pun berjongkok untuk menalikannya kembali. Namun saat aku berjongkok, “Pluk…!!”, dua bungkus cokelat jatuh dari sakuku. Aku mulai berfikir dari mana cokelat-cokelat ini, aku merasa tak pernah membeli cokelat sepanjang perjalanan. “Ah….aneh-aneh saja yang terjadi hari ini.”

6 Penampakan Nyata Hantu Ini Akan Membuatmu Percaya Bahwa Hantu Benar-Benar Ada


Anda boleh percaya boleh tidak. Beberapa orang meyakini bahwa hantu memang ada dan kerap menampakkan diri di sekitar kita.

Memang, tak dipungkiri bahwa sosial media menjadi tempat paling bersahabat untuk kita mengakses sebuah informasi dengan cepat. Nah, kali ini saya akan menayangkan video-video yang pernah beredar di jejaring sosial YouTube selama ini dan sukses membuat gempar netizen. Penasaran seperti apa hantu-hantu tersebut? Berikut ulasan selengkapnya seperti dilansir dari laman duniabaca.

1 .Video Penampakan Hantu di Disney Land


Sebuah video diunggah di jejaring sosial YouTube pada tahun 2009 menampilkan sebuah penampakan seseorang yang berjalan di salah satu bagian di Disney Land. Orang tersebut secara cepat berjalan dengan menggunakan pakaian serba putih dan sedikit transparan.

Dia bahkan mampu menembus pagar pembatas dan terekam oleh empat CCTV sekaligus. Di salah satu rekaman terlihat dia berjalan di atas air. Hingga kini belum ada yang mampu membuktikan keberadaan makhluk tersebut.


2 .Video Penampakan Hantu Gettysburg


Sebuah keluarga telah merekam aktivitas mereka saat pergi piknik dengan menggunakan kamera. Awalnya hanya ingin merekam sebuah pemandangan secara acak dan meletakkannya ke arah hutan yang sangat gelap dan rimbun.

Namun sebuah penampakan terjadi saat sesosok bayangan bergerak beberapa kali dengan warna putih. Sesaat kemudian bayangan tersebut muncul di atas seolah terbang. Wanita yang merekam kejadian tersebut beranggapan bahwa itu adalah pepohonan yang tertiup angin. Namun sejatinya di situ tidak ada angin yang berembus. Tidak ada pula seseorang di sana.


3.Video Penampakan Hantu so sweet di kuburan


Video ini menampilkan seorang pria yang tengah menangis di kuburan. Belum diketahui siapa yang meninggal. Namun saat pria tersebut menangis menghadap batu nisan, sesosok bayangan muncul di belakang pria itu.

Seakan ingin menenangkan dan menghibur. Hantu yang mirip seorang wanita itu ingin mengelus kepala sang pria. Diketahui bahwa video ini diambil oleh juru kunci kuburan.


4.Video Penampakan Hantu Nenek bungkuk di dalam lift


Video ini benar-benar menakutkan. Dari sebuah CCTV yang terletak di sebuah lift terlihat dua orang pria berpakaian rapi tengah bercakap-cakap satu sama lain. Saat kedua pria tersebut hendak keluar dari lift terlihat sebuah penampakan dengan jelas.

Sesosok wanita lanjut usia muncul dari balik badan salah satu pria tersebut. Dia seakan ingin ikut keluar dari lift. Gerakannya sangat lambat.


5.Video Penampakan Hantu di dalam cermin


Seorang gadis cilik di Jepang tengah beraktivitas di dalam sebuah kamar mandi yang lengkap dengan cermin besar. Saat gadis tersebut selesai menyisir rambutnya, dia berbalik badan dan ternyata bayangan dirinya di dalam cermin tetap diam tidak mengikutinya. Ini cukup menyeramkan. Bagaimana jika Anda mengalami hal ini?


6.Video Penampakan Hantu di Longleat House


Longleat House adalah salah satu contoh bangunan paling indah dan megah di tanah Inggris. Rumah ini dibangun kembali pada tahun 1580 usai kebakaran. Namun selalu ada cerita mistis di setiap rumah tua di mana pun berada.

Di rumah ini juga terdapat cerita yang mengisahkan ada sesosok mayat yang dikubur di bawah tangga. Tak hanya itu, pemilik utama rumah ini pun dikabarkan tewas gantung diri di istana megah itu. Nah, berikut ini adalah sebuah rekaman asli yang menunjukkan penampakan nyata di Longleat House.

Sebuah bayangan terlihat jelas menuruni tangga dan mampu membuat lampu ruangan berkedip-kediip.

Itulah beberapa Video Penampakan Hantu Paling Menyeramkan di Dunia. Bagaimana menurut Anda?

Cerita Misteri "Janin Mayat"


Cerita ini dimulai dari kisah sebuah keluarga bahagia yang terenggut keharmonisan mereka akibat datangnya sekelompok perampok bersenjata tajam yang menghabisi nyawa satu - persatu penghuni rumah megah milik orang terkaya yang berada di tengah kawasan perkampungan Lembah Batu.

Malam itu, tepatnya hari Selasa Kliwon pukul 00.00 WIB, sekelompok perampok yang berjumlah tujuh orang datang menyatroni rumah milik keluarga Raden Gilang Gentara (45), seorang ayah yang memiliki dua orang anak yaitu Ratih (14) dan Anggara (12). Raden Gilang Gentara memiliki seorang istri yang sangat cantik. Sewaktu masih gadis, istrinya yang bernama Anggita Saputri ini merupakan kembang desa di kampung Lembah Batu.

Saat ini Anggita Saputri sedang mengandung 8 bulan anak ketiga Raden Gilang Gentara. Sebelum malam tragis itu, keadaan keluarga orang terkaya di kampung Lembah Batu tersebut sangat bahagia, mereka dihormati semua orang karena sikapnya yang rendah hati dan suka menolong terhadap sesama.

Di malam berdarah tersebut, segerombolan perampok keji tidak hanya berusaha menggasak harta benda milik keluarga ini, namun mereka dengan beringas juga menghabisi nyawa seluruh keluarga tanpa terkecuali. Setelah puas membantai dan menguras harta benda seisi rumah, para perampok itu berusaha kabur. Namun karma selalu ada, tanpa mereka sadari, rumah yang berada di tengah perkampungan itu telah dikepung oleh ratusan warga yang curiga dengan suara - suara teriakan dari dalam rumah.

Para warga pun menangkap ketujuh perampok itu tanpa perlawanan yang berarti. Tak kalah beringas, warga yang mengetahui para perampok tersebut telah membunuh seluruh anggota keluarga Raden Gilang Gentara merasa geram dan kemudian mereka menghabisi para perampok ini dengan membakar mereka semua hidup - hidup. Keesokan harinya, suasana duka dan air mata tak terbendung lagi. Ribuan pelayat mengantarkan jenazah almarhum Raden Gilang Gentara beserta istri dan anaknya ke tempat peristirahatan terakhir, yaitu makam.

Semua peristiwa tersebut hanyalah awal, inilah kisah yang sesungguhnya. Masih ingat dengan istri Raden Gilang Gentara yang kala itu meninggal dalam keadaan hamil? Di malam ke 40 hari, tepatnya Jumat Kliwon, terdengar suara jeritan tangis memecah heningnya malam dari dalam makam Anggita Saputri yang tidak lain adalah istri dari almarhum Raden Gilang Gentara.

Suara tangis menderu itu terdengar hingga ke sebuah rumah milik Partono (57) yang berada di paling ujung kampung Lembah Batu. Rumah Partono tak jauh dari pemakaman umum yang bernama 'Sulungawu' tersebut. Partono yang merasa ketakutan mencoba memberitahu tetangganya perihal kejadian itu, maka terkumpulah puluhan warga. Mereka beramai - ramai menuju ke pemakaman umum Sulungawu untuk melihat dan mencari tahu asal suara tangisan tersebut.

Sesampainya di pemakaman, para warga barulah sadar, suara tangisan tersebut ternyata berasal dari dalam salah satu makam, yaitu makam Anggita Saputri yang telah meninggal 40 hari silam. Setelah berdebat satu sama lain, akhirnya warga sepakat membongkar makam tersebut. Maka dibongkarlah makam Anggita Saputri malam itu juga.

Betapa kagetnya puluhan warga yang menjadi saksi mata kejadian yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ini. Di dalam makam itu ternyata ada sesosok jabang bayi laki - laki yang baru lahir. Wajahnya bersih dan seolah bersinar yang menandakan bayi ini bukanlah jabang bayi biasa. Segeralah jabang bayi yang terlahir dari janin mayat ini pun dibawa pulang untuk dimandikan.

Para sesepuh dan orang pintar di kampung Lembah Batu memberi nama anak itu Putra Sulungawu, sesuai tempat dimana ia dilahirkan, yaitu makam Sulungawu. Putra Sulungawu pun menjadi satu - satunya pewaris seluruh harta benda peninggalan Almarhum ayahnya, Raden Gilang Gentara.

18 tahun kemudian. Putra Sulungawu pun beranjak dewasa, seperti anak muda seusianya ia pun dapat jatuh cinta! Tidak ada keistimewaan khusus apalagi kekuatan tersembunyi yang dimiliki oleh Putra Sulungawu. Bahkan, tak jarang ia sering dipukuli oleh saingannya ketika berusaha memperebutkan gadis idaman. Hingga akhirnya, ia mendapatkan kekasih hati seorang gadis cantik bernama Regina Amalia.

Ada satu hal kesamaan yang dimiliki oleh keduanya, yaitu mereka sama - sama terlahir pada malam Jumat Kliwon, bedanya, yang satu lahir di RS Bersalin pusat kota dan yang satunya dilahirkan di dalam kuburan. Hal - hal ganjil atau tidak lumrah yang sering dilakukan oleh Putra Sulungawu muda adalah, dia terlalu sering ke kuburan untuk berziarah ke makam keluarganya. Tak khayal, ia bahkan sering menginap disana, tidur diatas batu nisan orang mati. Putra Sulungawu sering menangis saat di makam itu. Makam seolah baginya adalah rumah dimana ia dilahirkan.

Di tempat lain, sekelompok paranormal yang menamakan dirinya Teratai Hitam mempercayai ramalan tentang bangkitnya iblis Suropati yang telah dimulai. Untuk menjadi tak terkalahkan dan hidup dalam keabadian, iblis Suropati harus meminum darah 100 orang yang lahir pada malam Jumat Kliwon.

Menurut para anggota Teratai Hitam, dalam minggu - minggu ini sudah ada 98 orang dan terus bertambah yang lahir pada malam Jumat Kliwon meninggal dengan ciri - ciri yang sama, yaitu tubuh mengering karena dihisab darahnya. Semua itu juga dapat dilihat dari 100 lilin yang dinyalakan di ruang meditasi kelompok Teratai Hitam, 98 diantaranya telah padam, kini hanya tinggal 2 yang masih menyala.

Salah seorang anggota paranormal Teratai Hitam menyadari bahwa putrinya terlahir pada malam Jumat Kliwon dan dari kitab ramalan, putrinya akan menjadi korban yang ke 100 (terakhir) yang diincar iblis Suropati. Dialah Regina Amalia yang tak lain adalah kekasih Putra Sulungawu. Iblis Suropati membunuh dan menghisap darah orang - orang yang lahir pada malam Jumat Kliwon secara berurutan.

Keanehan pun terjadi, seharusnya sejak 3 malam yang lalu lilin ke 99 sudah padam yang artinya korban ke 99 sudah dibunuh oleh iblis Suropati dan sekarang giliran Regina Amalia, sasaran terakhir yang telah diamankan oleh seluruh kelompok paranormal Teratai Hitam. Hingga hari ini 2 lilin masih tetap menyala, siapakah korban ke 99 dan sebenarnya apa yang terjadi, mengapa dia belum mati?

Inilah yang terjadi. Tiga malam lalu, ketika Putra Sulungawu sedang bersama teman - temannya di kampung Lembah Batu, tiba - tiba angin bertiup kencang disertai petir menyambar dan muncullah sesosok makhluk gegirisi bertubuh besar mengerikan. Makhluk itu memiliki gigi taring yang tajam dan berliur, ditengah kepalanya terdapat tanduk yang menjulang runcing terlihat mirip gading yang sedikit retak - retak.

Sontak, orang - orang di Kampung Batu yang melihatnya lari tidak karuan. Makhluk itu mengincar Putra Sulungawu yang merupakan korban ke 99. Tak tahu apa yang harus dilakukan, Putra Sulungawu memilih bersembunyi ke kuburan 'Sulungawu' yang terkenal sangat angker itu. Akhirnya, makhluk yang ternyata diketahui adalah iblis Suropati itu pun berhadapan muka dengan Putra Sulungawu di makam itu.

Dengan nada gemetar Putra Sulungawu pun berkata kepada iblis Suropati," Aku adalah orang biasa yang tidak mempunyai kekuatan apa - apa, tapi satu hal yang perlu kau tahu, aku punya teman yang banyaaak..!!!,". Seketika itu juga tanah diatas kuburan Sulungawu berguncang. Muncullah roh - roh halus dari dalam tanah, genderuwo - genderuwo dari pepohonan, kuntilanak - kuntilanak dari balik dedaunan, banaspati - banaspati dari cungkup batu nisan dan demit - demit kuburan lainnya berhamburan keluar. Mereka memangsa iblis Suropati hingga terkoyak dan tak berbentuk.

CERITA MISTERI : Istriku Diganggu Kebo Kemali


Peristiwa aneh berupa ulah mahluk gaib yang mengganggu manusia sudah sering terjadi. Selain mengganggu dengan menyakiti secara fisik, atau pun sekedar enebar terror, ternyata gangguan secara seksual juga bisa saja terjadi. Makhluk gaib yang sering jahil mengganggu wanita dengan ulah mesumannya adalah Genderuwo. 

Kebo Kemali adalah bangsa makhluk halus yang ternyata juga senang mengganggu wanita. Perkara gaib ini setidaknya pernah terjadi di Desa Waru, Kabupaten Rembang beberapa beberapa waktu yang lalu. Oang yang mengalami kejadian itu adalah seorang pria bernama Sabar isterinya, Lastri.

Diceritakan kepada Misteri, kejadiannya bermula dari suatu malam yang mencekam.Saat itu, Warga Desa Waru dicekam ketakutan lantaran cerita dari desa sebelah yang mengatakan ada lelaki misterius yang sering kelayapan tengah malam. Belum lagi ditambah cerita beberapa pemuda setempat, yang mengaku pernah memergoki lelaki dengan wajah seram yang hendak masuk ke salah satu gang di desa itu. Maka semakin komplitlah perasaan seram yang menghantui warga.

Demikian pula halnya dengan Sabar, yang memang amat penakut. Dia juga merasakan perasaan was-was yang amat sangat. Dia sebenarnya lebih suka untuk mengurung diri di rumah, dengan melipat tubuhnya di dalam selimut. Namun karena tanggungjawabnya sebagai warga, dia terpaksa harus turut serta menjaga ketentraman desanya. Hampir tiap malam, meski tidak sampai semalam suntuk, Sabar ikut jaga malam di pos kamling yang berdiri tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Malam itu adalah giliran Sabar yang kebagian jadwal jaga. Karena tugas inilah dia harus rela meninggalkan istrinya. Sebelum berpamitan pada sang istri, dia sudah menyiapkan segala perlengkapan untuk jaga malam. Sebuah lampu senter diselipkan di dalam jaketnya. Begitu juga sebuah sarung yang dipersiapkan untuk mengusir dinginnya malam, juga sudah melingkar di lehernya.

“Bune, saya pergi dulu ke pos kamling, ya! Tidak enak kalau terlalu malam keluarnya,” ucap Sabar saat berpamitan pada Lastri, istrinya.

“Iya, Pakne. Hati-hati, ya!” Jawab Lastri, singkat. 

Sabar langsung geloyor pergi. Pintu rumah pun segera dikunci dari luar oleh Sabar. Lastri langsung mematikan lampu yang menyinari ruangan tamu rumahnya. Begitu juga lampu ruang dapur, juga ikut dimatikan. Tinggal sebuah bolham 5 watt yang masih menyala di dalam kamarnya. Anaknya yang sudah sekolah di TK memang paling takut tidur dalam kegelapan, oleh karena itulah lampu itu dibiarkan menyala. Sementara di halaman rumahnya juga dibiarkan gelap. Maklum saja, keluarga sederhana itu harus nebeng tetangga untuk mendapatkan aliran listrik. Oleh karena itulah mereka harus bisa membawa diri. Harus mengirit penggunaan listrik agar tidak diomeli oleh yang punya listrik itu.

Di rumah isteri dan anaknya sudah damai dalam pembaringan, sementara Sabar baru tiba di pos kamling. Kedatangannya langsung disambut olok-olok oleh beberapa orang yang sudah menunggu di sana.

“Wah, ngambil jatah dulu ya, Bar!” Canda Gino.

“Ngambil jatah apaan, wong anak-anakku belum tidur kok!” Ujar Sabar sambil duduk di sisi pos kamling.

Malam semakin larut. Suara gelak tawa beberapa orang yang berjaga di pos kamling berganti dengan keheningan. Di tengah dinginnya angin laut yang berhembus kencang itu, tinggal suara jangkrik yang masih terdengar keras.

Malam itu mendung berarak di angkasa. Bagaikan gumpalan asap yang membumbung dari cerobong pabrik. Mendung itu lalu berkumpul dalam satu titik, dan menutupi bulan purnama yang sedang menyinari bumi. Menghapus cahaya yang menyinari Desa Waru. 

Sementara anjing dari seberang desa mulai melolong. Begitu juga ketepak suara sayap burung hantu yang hinggap di atas pepohonan, semakin menambah suasana malam itu terasa mencekam.

Sementara di balik bamboo usang, sepasang mata mengintip di antara sorot lampu yang bertemprasan keluar. Lastri tampak gelisah malam itu. Tubuh ibu muda ini membujur di samping anaknya yang tidur pulas. Meski begitu, malam itu mata Lastri sulit dipejamkan. Entah apa yang dipikirkan, sehingga dia tidak bisa tidur.

Ketika lamunannya menerawang entang kemana, tiba-tiba Lastri dikejutkan oleh suara yang amat pelan di luar rumah. Sepertinya, ada seseorang yang ingin membuka pintu kamarnya yang memang selalu dikunci rapat bila sang suami pergi. Demi keamanan dirinya.

“Siapa itu?” tanya Lastri tersentak dari kegelisahannya.

“Ini aku, tolong bukakan pintu, Bune!” Jawab suara di luar kamar.

Lastri paham betul bahwa suara itu adalah suara milik Sabar, suaminya. Oleh karena itulah tanpa pikir panjang, dia segera membukakan pintu kamarnya. Didapati suaminya sudah berdiri di depan kamar.

“Kok sudah pulang Pakne, apa tidak takut diomeli teman-temanm?” tanya Lastri sambil memandang suaminya.

“Saya sudah ngomong pada mereka, semuanya maklum kok,” jawab Sabar sambil mengedipkan matanya pada Lastri. Lastri pun tersenyum lalu ngeloyor masuk ke dalam kamar. Dia tahu betul maksud dari suaminya.

Kegelisahan malam itu akhirnya terobati. Kerinduan pada kehangatan sang suami disaat dia kedinginan akhirnya terpenuhi. Malam itu pasangan muda itu melampiaskan rasa rindunya. Jeritan-jeritan kecil sesekali mengganti suara jangkrik dan lolongan suara anjing.

Setelah Sabar dan Lastri melewati malamnya yang indah itu, akhirnya mereka berdua terlelap dalam mimpi. Suara irama alam dari binatang-binantang malam, seakan menambah indah malam itu.

Malam seakan berlari dengan cepat. Seiring suara kokok ayam jantan Lastri terbangun dari tidurnya. Dia merasakan ada orang yang menindihnya. Matanya dibuka lebar-lebar, lalu dia berucap “Ada apa, Pakne?”

“Ayolah, aku kedinginan!” Balas Sabar sambil menahan nafas yang terengah-engah. Detak jantungnya juga semakin keras. Subuh itu Sabar betul-betul bernafsu untuk mengusir udara yang begitu dingin.

“Tadi malam kan sudah, Pakne, malah nambah gitu, kok!” Jawab Lastri, lugas.

Seketika itu juga, Sabar langsung terpaku. Dia tidak bisa berkata apa-apa selain cuma memandangi tubuh istrinya yang hanya sebagian tertutup selimut. Sabar langsung berdiri dari tempat tidurnya. Matanya memandang kosong ke depan. Dia teringat cerita dari beberapa tetangganya bahwa lelaki misterius yang mengganggu desanya beberapa malam terakhir ini memang sering mengganggu wanita. Lelaki misterius yang belakangan ditengarai sebagai Kebo Kemali tersebut, sering menggauli wanita yang ditinggal pergi suaminya. Sabar tidak habis pikir, kenapa isterinya sendiri yang menjadi korban.

“Apa betul, tadi malam kita telah berhubungan badan, Bune?” Tanya Sabar, masih tak percaya.

“I…iya, Pakne!” Jawab Lastri dengan suara terputus dan ragu. Melihat ekspresi suaminya yang merasa tidak melakukan hubungan itu, akhirnya air matanya langsung mengalir. Lastri seakan sadar telah terjadi sesuatu pada dirinya. Dia menyesali apa yang baru saja terjadi.
“Maafkan saya, saya tidak tahu, Pakne!” Katanya dalam sedu sedan tangis.

“Iya, kamu tidak salah!” Balas Sabar. Setelah jawaban singkat itu, mereka berdua hanya membisu. Sambil menunggu fajar yang mulai datang. Mereka baru beranjak dari kamar mereka, setelah anaknya terbangun dari tidur.

Pagi itu Sabar langsung sowan ke rumah Mbah Tasrib, seorang sesepuh desa yang juga seorang ulama. Maksud kedatangannya adalah untuk menceritakan kejadian yang baru saja dialami isterinya semalam.

Ringkas cerita, dari Mbah Tasrib akhirnya Sabar mendapat saran agar dia segera pergi ke rumah seorang kenalan Mbah Tasib, yang mempunyai kemampuan lebih dalam hal dunia gaib.

Setelah mendapat saran dari Mbah Tasrib, Sabar tidak menyia-nyiakan waktu. Dia langsung pergi ke rumah orang yang dimaksud Mbah Tasib tersebut.

“Yang mengganggu isteri kamu itu adalah Kebo Kemali. Saat ini dia memang lagi jatuh hati pada isterimu. Kalau tidak dihentikan, dia akan terus-terusan mengganggu isterimu” terang Mbah Wandi. Dia juga menjelaskan kalau mahluk gaib yang senang menggauli wanita itu adalah mahluk gaib sejenis genderuwo. Namun dia bisa berubah wujud sesuai yang dikehendaki. Khususnya berubah bentuk menjadi suami dari wanita yang akan digaulinya.

“Tapi bentuk asli makhluk itu sesungguhnya menyerupai kerbau. Oleh karena itulah dia sering disebut Kebo Kemali,” ungkap Mbah Wandi lebih lanjut.

“Terus bagaimana agar isteriku tidak diganggu lagi, Mbah?” Tanya Sabar.

“Kalau saya melihat, kamu ini tidak cuma mampu menyelamatkan isteri kamu, tapi juga mampu meringkus Kebo Kemali itu,” jelas Mbah Wandi. Sabar pun hanya mengangguk tanda mengerti.

Dengan niat yang sungguh-sungguh Sabar pun berjanji akan memberi pelajaran pada mahluk itu. Bahkan kalau bisa dia juga berniat meringkus Kebo Kemali. Oleh karena itulah Sabar dengan serius mendengarkan penjelasan yang keluar dari mulut Mbah Wandi.

Setelah sampai di rumah, Sabar segera menyiapkan perangkat yang akan digunakan untuk meringkus Kebo Kemali. Sebuah sapu lidi gerang, yaitu sapu lidi yang sudah sangat pendek karena sudah sangat lama digunakan untuk menyapu, ditaruh di dekat pintu. Aneka bunga yang telah disiapkan juga telah disebar di dalam rumahnya.

Setelah malam semakin larut, Sabar berpamitan pada isterinya. Lastri pun memahami maksud suaminya. Karena dia memang sudah diberi penjelasan oleh Sabar.

Malam itu, sesuai pesan Mbah Wandi, Sabar tidur di luar rumahnya. Tidur di halaman rumah dalam keadaan telanjang bulat. Oleh karena itulah, tanpa diketahui oleh siapapun kecuali istrinya, di malam yang dingin itu Sabar memulai ritual gaib untuk menangkap Kebo Kemali. Hanya beralaskan rumput yang mulai berembun, Sabar tidur seorang diri. Meski tubuhnya direbahkan di tanah, namun matanya tetap terbuka untuk memandang di sekitar rumahnya. Sesekali matanya memandang mendung yang berarak menutupi bintang-bintang.

Setelah sekian lama menunggu, tiba-tiba telinganya menangkap suara langkah kaki yang mendekatinya. Setelah dia menemukan sesosok orang yang sedang berjalan itu, betapa terkejutnya Sabar. Laki-laki itu penampilannya mirip sekali dengan dirinya. Dia mengendap-endap di dinding bambu rumahnya. Dari sorot lampu yang keluar di antara sela-sela dinding bambu itu, sangat jelas terlihat wajah lelaki misterius itu.

“Edan, wajahnya ternyata persis dengan rupaku. Pantesasn isteriku tidak bisa membedakannya,” guman Sabar seorang diri.

Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata laki-laki misterius itu langsung masuk ke dalam rumahnya, lewat celah dinding bambu. Sabar langsung tertegun! Dia tidak percaya ada orang yang mampu masuk lewat celah sekecil itu. Namun akhirnya hatinya tergugah, sehingga dia tidak menyia-nyiakan waktu untuk segera meringkus Kebo Kemali.

Dengan langkah perlahan, Sabar mulai mengendap-endap masuk ke dalam rumahnya. Sapu lidi gerang segera diambilnya. Dari pintu kamar yang terbuka lebar, Sabar melihat lelaki yang persis dirinya itu berdiri di samping istrinya. Tangannya mengelus-elus dengan pelan beberapa bagian tubuh Lastri. Bahkan lebih nakal lagi, tangan kekar berbulu lebat itu mulai berani meraba kedua paha Lastri. Dan lama kelamaan semakin naik ke atas. Lalu dari belakang, Sabar langsung memukul lelaki misterius itu dengan sapu gerang.

Kecemburuan dan amarah Sabar tidak mampu lagi dibendung oleh jerit tangisan lelaki misterius itu. Tanpa ampun Sabar terus menghujani pukulan yang bertubi-tubi. Sapu lidi gerang itu ternyata menjadi senjata pamungkas untuk melumpuhkan Kebo Kemali. Tubuh lelaki itu terkapar tak mampu berdiri. Dia cuma berjalan merangkak menjauhi Sabar. Sementara Lastri duduk dipojok tempat tidurnya sambil mendekap anaknya. Dia tampak ketakutan. Matanya melihat Sabar yang tampak garang sambil memukul-mukulkan sapu lidi yang dia pegang. Namun anehnya, Lastri tidak melihat siapa yang sedang dipukuli suaminya itu.

Setelah Sabar tanpa ampun terus memukulinya dengan sapu gerang, saat sedang merangkak mencoba menghindari pukulan itu, ternyata kepala lelaki misterius itu berubah menjadi kepala seekor kerbau. Telinganya panjang dan ada dua tanduk di atasnya. Sabar menghentikan pukulannya. Matanya tertegun, tidak percaya dengan apa yang sedang dia saksikan. Hingga tanpa dia sadari, perlahan-lahan kerbau itu berdiri. Saat itulah Sabar baru sadar kalau buruannya itu mau melarikan diri.

Sabar memang lengah. Dia tidak bisa menghentikannya. Pukulan sapu lidi yang dia ayunkan tidak mengenai sasaran. Kebo Kemali langsung berlari. Sabar langsung mengejarnya, namun dia tidak mampu menangkap mahluk itu.

Sejak kejadian itu, cerita adanya lelaki misterius yang berkeliaran di Desa Waru sudah tidak terdengar lagi. Lambat laun desa itu kembali tentram. Hanya orang-orang tertentu saja yang tahu, siapa orang yang telah berjasa mengusir Kebo Kemali.

Kisah Nyata 5 Hubungan Terlarang Manusia dan Binatang


Kisah Nyata 5 Hubungan Terlarang Manusia dan Binatang - Setiap manusia di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan, ada laki-laki ada juga perempuan. Namun ternyata hal itu tidak berlaku pada segelintir orang ini, mereka lebih memilih menjalin hubungan terlarang dengan binatang daripada dengan sesama manusia. Memang kedengaran sangat aneh dan menggelikan, tapi itulah fakta yang terjadi.

Entah apa yang sudah terjadi di dunia ini, apakah sudah tidak ada lagi wanita cantik yang bisa mereka begitukan, atau memang mereka ini sudah kehilangan akal sehat ? Mungkin hanya mereka dan tuhanlah yang tahu. Inilah Kisah Nyata 5 Hubungan Terlarang Manusia dan Binatang yang pernah terjadi, simak kisahnya dan apa yang menjadi motif pelaku melakukan hal 'najis' dan 'hina' seperti itu.

1. Kisah Kakek Ketut Setubuhi Sapi Betina

Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Seririt, Desa Joanyar. Tak tanggung-tanggung yang menjadi pelaku adalah seorang kakek yang bernama Ketut M. Kejadian ini bermula saat sang kakek datang ke peternakan tetangganya yang bernama Nyoman Toya. Kala itu, Ketut bertutur bahwa saat melihat Sapi tetangganya ia merasa seperti melihat sosok tubuh wanita yang cantik jelita. Saat itu juga Ketut langsung menyetubuhi sapi betina yang ada dalam kandangnya. Apesnya saat melakukan hal tersebut, ia langsung dipergoki oleh warga setempat.

Sang Kakek yang ketahuan berhubungan dengan Sapi betina tadi langsung dibawa ke balai adat desa setempat untuk diberi hukuman setimpal atas kelakuannya. Keputusan yang didapat yaitu Kakek Ketut dan Sapi Betina tadi harus melakukan upacara balik sumpah, yaitu upacara yang bertujuan untuk membersihkan desa mereka dari kekotoran perbuatan hina yang dilakukan Ketut.

Dalam upacara balik sumpah, pelaku dilarung bersama sapi betina ke tengah laut. Proses ini disaksikan oleh seluruh warga desa. Wah, malu banget ya pasti kakek itu. Siapa suruh main sama sapi. Kakek stres.

2. ABG setubuhi ayam dan sapi

Kisah Nyata berikutnya hubungan terlarang manusia dan binatang datang dari Pulau Dewata, Bali. Berbeda dengan kisah pertama tadi, kali ini pelakunya adalah seorang remaja ABG, dengan korbannya tidak tanggung-tanggung adalah seekor ayam dan sapi. ABG berinisial KS yang berusia 16 tahun ini berhasil ditangkap karena melakukan hal tidak senonoh kepada ayam dan sapi. Saat diinterogasi, ia mengaku sesaat sebelum melakukan hal itu ia seperti melihat ayam dan sapi tersebut seperti seorang wanita cantik. Ucapnya ia melakukan hal itu diluar kesadarannya. Diketahui bahwa KS pernah juga sebelumnya menyetubuhi sapi-sapi milik warga lainnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif, polisi menjelaskan bahwa KS mengaku sebelum kejadian itu terjadi, ia sempat didatangi oleh makhluk ghaib pada pukul 12.00 siang hari dan ia diperintahkan untuk menyetubuhi seekor ayam. Sebelum KS menyetubuhi ayam tersebut, ia terlebih dahulu mencekek leher ayam hingga ayam itu mati.

Anak umur 16 tahun ini dipergoki oleh warga saat sedang melakukan aksinya disebuah kompleks perumahan pada siang hari. Namun akhirnya bocah ini dibebaskan oleh Polisi dan diantarkan kembali ke orang tuanya. 

3. Setelah Bersetubuh Dengan Anjing, Wanita Ini Tewas 

Kisah nyata berikutnya datang dari luar negeri yaitu di Negara Irlandia. Kejadian ini terjadi pada tanggal 23 Oktober 2013, saat ditemukan, wanita berusia 43 tahun ini tewas karena alergi berlebihan sehingga membuatnya sulit bernafas. Setelah ditelusuri rupanya sebelum ia tewas ia sempat melakukan hubungan terlarang dengan seekor anjing dari ras german stepherd.

Dalam kisahnya, wanita ini memang memiliki perilaku menyimpang dan berawal dari perbincangannya di dunia maya dengan seorang pria bernama Sean McDonnell. Mc Donnell lah yang menawarkan kepada wanita tersebut untuk mencoba melakukan hubungan terlarang dengan anjingnya.

4. ABG Dipergoki Warga Menyetubuhi Sapi

Kisah nyata ini terjadi di Bali, tepatnya di Kabupaten Jembrana. Seorang ABG berusia 18 tahun ini didapati sedang bersetubuh dengan sapi di tepi pantai. Pantai di daerah sana adalah sebuah tempat khusus biasanya warga menggembala sapi.

Entah apa yang ada dalam benak ABG ini melakukan hal itu dengan sapi dan ditepi pantai pula. Lantas tindakan tersebut dipergoki oleh warga dan AG pun tak bisa mengelak. 

5. Dibunuh Setelah Setubuhi Keledai Betina

Kisah nyata terakhir datang dari luar negeri yaitu negara Portugal. Kali ini korbannya adalah seekor kedelai. Pria ini bernama Jaime Pires berusia 68 tahun. Jaime melakukan hubungan terlarang ini saat pemilik kedelai tidak ada dirumah, ia pun dengan membabi buta langsung menyetubuhi kedelai betina milik warga. Apes bagi Jaime, pemilik kedelai memergoki aksinya dan langsung emosi, seketika Jaime langsung dibunuh menggunakan pisau cukur.

Diketahui bahwa sebelumnya bahwa Jaime memiliki perilaku menyimpang sehingga dulunya Jaime pernah diusir dari kampung halamannya. Menurut kabar yang didapat, aksi gila Jaime tersebut sudah berlangsung lebih dari 12 tahun. Ia pernah menyetubuhi domba, ayam, sapi, keledai, dan lain-lain. Semua aksinya sering dipergoki oleh warga.

Demikianlah Kisah Nyata 5 Hubungan Terlarang Manusia dan Binatang yang pernah terjadi di dunia ini. Inilah dinamika yang terjadi saat sekarang ini. Manusia seperti sudah tidak waras dan semakin gila saja. Perbuatan semacam itu jika dilihat dari perspektif dan sudut pandang manapun adalah salah dan sama sekali tidak dibenarkan. Apapun alasan pelaku kita sebagai masyarakat akan tetap memandangnya sebagai sebuah kehinaan.

HANTU PENUNGGU POHON "CANGKRING"


Di kebun belakang rumahku terdapat pohon cangkring besar. Pohon ini penuh dengan duri besar di seluruh batang dan rantingnya. Di dekat pohon itu sering kali aku mendengar cerita dari orang yang sering diganggu. Ada yang bilang sering lihat anak kecil. Ada juga penjual bakso keliling yang sampai jatuh kesungai gara-gara diganggu makhluk gaib di dekat pohon itu. Tetapi aku sendiri belum pernah mengalaminya.
    Pohon itu adalah milik kakak dari ibuku atau biasa aku panggil dengan sebutan pak de. Suatu hari pak de mau membakar batu bata buatan cucunya. Karena kayunya kurang, maka pak de menebang pohon cangkring itu untuk tambahan kayu bakar. Pada saat penebangan tidak terjadi hal yang aneh sama sekali. Namun keesokan malamnya aku mengalami hal yang aneh.
    Pada saat itu sudah menjelang pagi. Aku yang biasa tidur dikeloni ibuku tiba-tiba terbangun dari tidur karena merasakan kalau aku sendirian. Benar saja, ketika membuka mata aku sudah tidak melihat ibu di sampingku. Selain aku ditinggal sendirian oleh ibuku, aku merasakan ada yang aneh.

Mataku seperti dipaksa untuk melihat kearah pintu kamar yang hanya tertutup oleh horden tipis tembus pandang. 
    Benar saja. Ketika melihat kearah pintu kamar tampak sesosok banyangan tinggi besar dengan mata merah dan rambut acak-acakkan sedang menatapku. Meskipun makhluk itu ada di belakang horden, tetapi masih terlihat jelas karena hordennya hanya kain tipis yang tembus pandang.
    Aku sungguh ketakutan. Mau berlari keluar tidak mungkin karena makhluk itu berdiri di tengah pintu kamar. Aku hanya bisa menutup kedua mataku dengan bantal dan terus membaca doa. Membaca surat-surat pendek yang aku hafal tanpa melirik sedikit pun kearah pintu. Terus dan terus sampai akhirnya ibuku pulang dari jalan pagi. 
    Aku langsung menceritakan kejadian tersebut kepada ibu. Awalnya ibu tidak percaya. Namun keesokan harinya ibu mengalami sendiri kejadian aneh. Pada saat itu ibu sedang menimba air disumur untuk wudhu. Ibu mau mendirikan sholat isya’. Ketika menimba itu lah ibu melihat bayangan lewat didepannya dan menuju kekebun. Setelah diperhatikan bayangan itu hilang begitu saja.
   
    Sebagai tambahan: pada saat membakar batu bata tersebut banyak orang yang merasakan kalau ada sesuatu yang terus mengikuti kami. Dia terus berada dibelakang kami. Bukan Cuma satu dua orang yang merasakan, tetapi hampir semua. Dan pada saat dibuka, batu bata yang kami bakar semalam suntuk dengan bara api yang sangat panas tersebut tidak ada satupun yang matang berwarnya merah. Sesuatu hal yang sulit untuk dinalar dipikiran kami. Karena kami sudah terbiasa membakar batu bata, dan belum pernah mengalami kejadian yang seperti ini.

Cerita Misteri Tengah Malam, NYATA


Melihat Peristiwa Di ‘Alam Gaib’
Bisakah kita melihat ‘makhluk’ dimensi lain? Bagaimana rupa mereka itu? Apakah mereka juga memakai kendaraan seperti kita? Apakah mereka juga bersosialisasi? Apakah mereka juga bisa terluka ?
Inilah sebuah peristiwa yang sangat unik. Bukan penggalan cerita televisi, yang lagi ‘musim’ menceritakan keberadaan alam gaib. Seperti sinetron Jinny oh Jinny, tuyul mbak yul, Jin dan Jun, atau sinetron sejenisnya….
Waktu itu sore hari, hujan sedang rintik-rintik membasahi bumi. Matahari sudah turun di ufuk barat, menunjukkan waktu maghrib hampir tiba. Para binatang ternak sudah masuk ke kandangnya masing-masing, bahkan yang namanya ayam, tidak berani lagi berkeliaran di pelataran karena matanya tidak lagi bisa melihat ketika senja telah tiba.


Para santri dan jamaah masjid keluar dari rumahnya untuk menuju masjid atau mushalla atau surau tempat mereka melakukan shalat berjamaah. Pada saat itu saya sedang berada di perjalanan. Kendaraan yang saya kemudikan melintasi sebuah daerah yang tidak asing bagi saya. Saya sering kali melalui jalan tengah kota.
Mobil bergerak perlahan, karena cuaca lagi remang-remang disertai hujan rintik. Di depan sebuah bangunan yang agak tua, tiba-tiba kipas pembersih kaca mobil sebelah kiri terlepas dan jatuh.
Maka dengan perlahan saya hentikan mobil. Kira-kira berjarak lima puluh meter ke depan. Saya pun mencari kipas yang terjatuh.
Anehnya, dalam waktu yang cukup lama, saya tidak juga menemukan kipasnya. Bahkan sampai berjalan dengan jongkok dalam jarak yang cukup jauh dari kejadian itu, tidak juga benda itu saya temukan.

Hari sudah mulai gelap. Suara adzan maghrib dari surau terdekat lamat-lamat sudah mulai menghilang. Mungkin, orang–orang di masjid sudah mulai melakukan shalat berjamaah.
Karena sampai jauh tidak juga saya temukan benda yang saya cari itu, maka dengan agak frustasi saya kembali ke tempat mobil yang saya hentikan itu.

Saya memutuskan balik ke mobil. Ketika berjalan ke arah mobil, dari arah belakang saya melaju sebuah mobil berwarna putih. Kira-kira hanya berjarak satu meter dari tempat saya berjalan.
Persis di samping saya, mobil putih itu menabrak dua orang yang lagi menyeberang jalan. Maka terjadilah peristiwa tabrakan itu dengan diikuti suara yang sangat keras.

Tentu saja saya terkejut. Kejadiannya sangat tiba-tiba. Saya saksikan semua kejadian itu dengan begitu jelas. Mobil berwarna putih itu berhenti sekitar satu meter dari tempat saya berdiri.
Yang tragis adalah, di bawah ban mobil depan masih tergeletak seorang wanita tua. Ia mengenakan kain panjang bermotif batik. Darah berceceran di sekitar tubuhnya. Sementara, seorang lelaki tua juga tergeletak di depan mobil dengan jarak sekitar dua meter dari mobil itu. Di dekat laki-laki itu terdapat keranjang yang berisi beberapa kain yang juga tercecer berserakan di tengah jalan. Sungguh pemandangan yang sangat menggiriskan hati di cuaca yang agak remang-remang.

Begitu paniknya saya menyaksikan kejadian itu. Tak ayal lagi saya berteriak minta bantuan orang-orang di sekitar. Saya bergegas menghentikan setiap mobil yang lewat agar menolongnya. Saya masih ingat bahwa mobil yang saya hentikan waktu itu, yang pertama kali lewat adalah mobil kijang warna biru metalik. Kemudian mobil taft warna hijau tua. Kemudian masih ada dua mobil lagi di belakangnya yang ikut berhenti.

Ketika saya menghentikan mobil taft warna hijau tua itu saya sempat memegang tangan seorang laki-laki yang duduk di kursi depan sebelah kiri, dan saya tarik dia supaya keluar dari mobilnya untuk menolong kecelakaan itu.
Bahkan saya sempat mencegat mobil angkutan umum di deretan paling belakang. Saya masuk ke dalam mobil angkutan itu. Di dalamnya banyak sekali penumpang duduk berjubel. Saya minta tolong pada mereka, tetapi para penumpang itu tidak memperdulikan saya, mereka hanya berdiam diri tanpa komentar apa-apa…..

Sayapun turun dari angkot itu dan saya bergegas lagi menuju ke tempat kecelakaan yang jaraknya hanya beberapa meter. Saya berjalan agak cepat kearah kejadian dengan menerobos keramaian orang-orang yang berkerumun. Sambil sesekali menoleh kearah belakang, kalau-kalau ada bantuan lain yang datang menolong.
Ketika sampai di titik kejadian, setelah melewati kerumunan banyak orang, saya menjadi terbengong dan terpaku. Ternyata orang yang tertabrak itu sudah tidak ada lagi di tempatnya. Tidak ada darah. Tidak ada keranjang. dan tidak ada pakaian yang tercecer.

Saya menoleh ke arah mobil warna putih itu. Ternyata mobil itu juga tidak ada. Mobil kijang biru, juga tidak ada. Mobil taft juga tidak ada. Termasuk angkutan umum yang disesaki penumpang…
Saya pun menoleh ke tempat orang-orang yang berkerumun. Ah, mereka juga tidak ada semuanya…. Keadaan di jalan itu sunyi senyap. Tak ada seorangpun yang berdiri disitu. Tak ada sebuah pun mobil yang lewat. Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan baru terjadi sebuah peristiwa. Saya terkesiap, tidak mampu berkata-kata. Apa sebenarnya yang sedang terjadi …?

Di tengah-tengah kondisi hati yang berkecamuk, saya melihat di dekat kejadian itu ada sebuah warung kecil. Di dalamnya ada seorang bapak tua yang berjualan rokok. Dia menggunakan ikat kepala, layaknya orang yang berasal dari daerah jawa tengah. Orang tua itu sedang asyik mengisap rokoknya, sambil melayangkan pandangannya lurus-lurus kedepan, seperti orang yang lagi melamun.
Saya dekati bapak tua itu, dan saya pun bertanya kepadanya : “…Pak, kemana orang-orang itu semua, bapak melihat kejadian tadi? ‘Orang tua itu tidak sedikit pun menoleh ke arah saya. Tapi ia menjawab: kejadian apa? Saya sejak tadi di sini tidak ada kejadian apa-apa…! “

Bulu kuduk saya berdiri, mendengar jawaban itu. Saya usap kedua mata saya, saya cubit lengan saya. Saya tidak sedang bermimpi. Tapi saya baru saja menyaksikan suatu peristiwa yang luar biasa.
Akhirnya dengan perasaan yang tidak karuan, saya cepat-cepat pulang menuju rumah. Saya masih penasaran. Keesokan harinya pagi-pagi sekali saya menuju ke tempat kejadian itu untuk mencari kembali kipas kaca mobil yang terlepas tadi malam. Sekalian sambil ingin menyaksikan ulang bekas peristiwa tadi malam. Sesampai di tempat kejadian itu saya bertambah merinding…!

Ternyata, selain kipas mobil tidak saya temukan, satu lagi yang membuat saya termangu adalah, di tempat itu ternyata sunyi sekali. Tidak ada seorang pun yang berjualan, tidak ada bekas-bekas kecelakaan, bahkan penjual rokok beserta warungnya pun tidak ada …!
Saya tetap penasaran. Saking tidak kuatnya menahan gejolak hati, keesokan harinya saya bercerita kepada beberapa orang teman dekat.
Satu hal lagi yang membuat bulu kuduk menjadi berdiri…!

Ketika saya bercerita tentang hal itu, ada seseorang yang memberikan kesaksiannya. Ia pernah diberi tahu oleh orang tuanya, bahwa di tempat kejadian yang saya ceritakan itu memang pernah terjadi peristiwa yang persis seperti apa yang saya lihat itu. Tetapi katanya, peristiwa itu sudah terjadi sekitar dua belas tahun yang lalu…. Subhaanallah! Mendengar kesaksian itu semua orang saling pandang….! Berbagai perasaan berkecamuk jadi satu. Antara percaya dan tidak percaya. Antara heran dan penasaran.

Ada satu lagi yang lebih aneh, ternyata penjual rokok beserta warungnya itu juga misterius. Ia tidak mengetahui kalau ada kejadian yang `begitu hebat’ di dekatnya! Berarti antara penjual rokok dan kecelakaan itu terjadi pada dua dunia yang berbeda, sebab mereka tidak saling mengetahui….
Pembaca, dari kejadian itu, apa yang terpikir di benak kita? Semoga kita semakin mengakui bahwa betapa kecilnya diri kita ini.
Ada satu kesimpulan menarik darinya, yaitu ternyata ada dunia lain yang sedang berlangsung di samping dunia kita ini. Allah Swt telah sedikit membuka tabir tentang rahasia alam ciptaanNya yang luar biasa itu kepada kita semua.

Bahwa di balik dunia kita, ternyata memang ada suatu kehidupan lain. Bahwa kehidupan itu, satu dengan lainnya, berada pada tingkatan atau pada dimensi yang berbeda. Sehingga penjual rokok yang penuh misteri itupun tidak mengetahui terjadinya kecelakaan yang ada di dekatnya.
Antara peristiwa kecelakaan, dengan penjual rokok itu, terpisah oleh sebuah tabir. Saat saya menyaksikan kejadian itu, rupanya Allah sedang menyingkap tabir itu sedikit, sehingga saya bisa ‘menonton’ dunia yang tidak sama secara bersamaan di waktu maghrib itu….
Terjadi adanya relatifitas waktu antara kejadian yang saat itu saya saksikan dengan kejadian sesungguhnya, yang katanya peristiwa itu terjadi sudah dua belas tahun yang telah lalu.(…wallahu ‘alam)

Waktu maghrib adalah waktu khusus yang mungkin harus diperhatikan oleh setiap manusia. Saat itu matahari telah turun, dimana akan terjadi pergantian dari siang menuju malam. Waktu semacam itu oleh agama kita disebut waktu maghrib, yang perlu sekali pada saat itu manusia menyembah dan mengagungkan Tuhannya. Allaahu Akbar..!

Dengan mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram, membuktikan bahwa manusia tak mempunyai daya apa-apa. Saya jadi teringat petuah para orang tua kepada anak-anaknya di zaman dahulu. Jika waktu senja telah datang, jika waktu shalat maghrib telah tiba, janganlah lagi ada yang diluar rumah…masuklah ke dalam rumah, cepat ambil air wudhu’ untuk melakukan shalat maghrib dalam rangka mengabdi dan menyembah kepada Tuhannya langit dan bumi ini.

Semoga dari peristiwa aneh tersebut, kita dapat mengambil positifnya. Semoga kita bertambah yakin akan datangnya hari perhitungan, yang akan terjadi pada dunia lain setelah terjadinya hari berbangkit kelak.
Semoga semua itu akan menjadikan kita semakin yakin akan Kekuasaan Allah yang tiada terhingga. Dan semoga menjadikan kita semua lebih berhati-hati dalam menjalani hidup ini… Insya Allah..

Misteri Roh Pelajar Tidak Tentram


Semuanya bermula sekitar tahun 1870. Lucy Ann Perkins merupakan seorang guru. Dia ditugaskan mengajar di sebuah sekolah di Newburyports dalam daerah Massashussets, Amerika Syarikat.

Lucy tidak tahu ada sesuatu yang menghuni sekolah itu. Para penduduk sekitar dan guru-guru yang mengajar di situ sudah tau dan maklum dengan kehadiran 'seseorang'. Namun, tidak ada seorang pun yang membuka mulut sewaktu Lucy mula mengajar.

Pernah suatu ketika semasa Lucy mengajar di dalam kelas, kedengaran pintu didalam kelas diketuk berulang ulang. Suaranya terlalu kuat sehingga dinding kelas itu terasa seperti bergoncang.

Menyangka mungkin ada sesuatu yang buruk sedang terjadi di luar, Lucy segera membuka pintu. Begitu di buka, tidak ada siapapun yang berada di luar kelas. Malah, lorong luar kelas juga kosong.

Mana mungkin ada manusia yang mampu mengetuk pintu kelas kemudian berlari menyembunyikan diri dalam waktu yang singkat.

Dalam kejadian lain, lonceng yang terletak di atas meja guru berbunyi tanpa henti padahal tidak sesiapa pun yang menyentuhnya. Lonceng itu kemudian terapung di udara sebelum dihempaskan ke lantai.

Angin kencang juga sering bertiup dalam kawasan sekolah walaupun pada ketika itu cuaca sebenarnya sangat baik. 

Sinar cahaya yang terang juga sering memenuhi bangunan yang kebetulan melalui kawasan sekolah tersebut.

Adakah hanya Lucy yang ditimpa kejadian misteri ini? Tidak!

Selain guru-guru, penjaga dan tukang cuci yang bekerja di sekolah itu juga sering diganggu. Sampai ke satu tahap, mereka menjadi sangat takut untuk masuk dan membersihkan kawasan sekolah.

Bukan itu saja, banyak pelajar juga tidak hadir ke sekolah kerana takut pada gangguan yang tidak henti-henti muncul sewaktu pembelajaran berlangsung.

Gangguan demi gangguan yang dialami Lucy membuat dia kadangkala takut untuk ke sekolah. Namun, memikirkan tanggungjawabnya sebagai seorang guru, dia berusaha  menepis rasa takutnya.
Penduduk yang tidak tahan dengan berbagai gangguan hingga menyebabkan anak-anak mereka takut ke sekolah mulai menjalankan rencana.

Seorang penduduk telah mencari seorang anak laki laki untuk mengaku bersalah di atas semua kekacauan yang telah terjadi di sekolah tersebut. Ini semua untuk menutup misteri yang masih gagal diungkap.

Walau bagaimanapun, anak laki laki yang bernama Amos Currier telah mengaku bersalah, kejadian-kejadian misteri tetap melanda sekolah itu. Ini membuatkan penduduk tidak mempercayai pengakuan Amos.

Kemudian, beberapa penduduk yang telah lama menetap di kawasan tersebut akhirnya menceritakan kejadian sebenarnya.

Kabarnya, kejadian misteri disekolah itu bermula pada tahun 1860. Seorang anak telah melakukan satu kesalahan yang tidak dilakukan. Sebagai hukuman, anak itu telah dipukul dengan kejam sebelum dikurung dalam kamar bawah tanah di sekolah itu.

Keesokannya, anak itu didapati sudah meninggal dunia. Kemungkinan akibat cedera yang parah karena dipukul.

Karena kejadian itu, sekolah Newburyports telah ditutup untuk beberapa ketika untuk meredakan keadaan. Beberapa tahun kemudian, sekolah itu direnovasi dan dibuka seperti biasa.

Sejak pembukaan sekolah itu, satu persatu kejadian misteri kembali menghantui guru-guru dan pelajar. Gangguan itu dikaitkan dengan roh anak tersebut. Dikatakan rohnya tidak tenang dan mau meminta keadilan.

Begitu juga dengan Lucy. Tidak tahan dengan gangguan yang dihadapi, dia akhirnya meninggalkan sekolah itu. Tidak lama selepas kepergiaan Lucy, sekolah itu telah dirobohkan dan dibina semula sebagai rumah persendirian.

Menurut cerita lagi, setelah dirobohkan, tiada lagi gangguan yang berlaku kepada pemilik rumah disitu.

Mungkin roh anak itu hanya mau membalas dendam kepada guru-guru yang menghukumnya. Siapa tahu..

Akibat Mendirikan Rumah di atas Kuburan


Jelajah Misteri - Setelah menabung sekian lama, seribu demi seribu rupiah, akhirnya Mas Dito berhasil membeli sebidang tanah di wilayah Berbah. Tidak terlalu luas, tapi cukup lapang untuk membuat sebuah rumah dan sekedar halaman. Kemudian dengan cara tahap demi tahap pula, Mas Dito membeli material bahan bangunan untuk persiapan mendirikan rumah. Ketika sudah terkumpul mulailah pembangunan rumah dikerjakan.

Itu juga dengan cara tahap demi tahap. Butuh waktu lima tahun untuk mewujudkan rumahnya. Dan itu pun belum sepenuhnya selesai. Baru pada tahap asal bisa ditempati. Meskipun begitu, Mas Dito sekeluarga nampak bahagia bisa menempati rumah miliknya sendiri. Tidak ngontrak lagi. Walau sederhana tapi rumah milik sendiri, bebas, mau apa saja, terserah.

Mas Dito menempati kamar sendiri di bagian depan bersisian dengan ruang tamu. Sedang istri Mas Dito dan anak-anaknya di kamar yang lain. Pada malam pertama menempati kamarnya itu, Mas Dito dalam keadaan antara tidur dan jaga, merasa didatangi oleh seseorang dengan penampilan seperti pejuang pada masa perang kemerdekaan. Rambutnya gondrong, pakaiannya lusuh, ada luka di dada kiri dengan darah meleleh membasahi bajunya. "Aku minta tolong, tempatkan aku di tempat yang layak," kata orang itu.

Malam berikutnya, Mas Dito juga mengalami hal serupa. Antara tidur dan jaga, orang itu datang lagi menemuinya. Minta tolong agar ditempatkan di tempat yang layak. Ketika baru ditemui dua kali ia tidak begitu bertanya-tanya. Setelah ditemui yang ketiga kalinya, ia akhirnya bertanya kepada tetangga kanan kiri. "Aku sebetulnya dalam keadaan serba tidak enak.

Ketika Mas Dito mau membeli tanah itu, kalau aku mengatakannya, nanti dikira aku menghalang-halangi orang mau menjual tanah. Aku pernah diberi tahu ayahku, di tanah persis kamar Mas Dito itu, dulu pernah dimakamkan seorang pejuang yang gugur ketika melawan Belanda di masa perang kemerdekaan. Mungkin, kerangka itu minta dipindahkan ke makam yang layak. Jadi coba saja Mas, siapa tahu setelah itu tidak ada lagi yang mengganggu Mas Dito," kata tetangganya.

Mas Dito kemudian minta tolong beberapa tetangga kanan kiri untuk menggali lantai kamarnya. Betul, ketika lantai kamar digali, terdapat tulang kerangka yang masih lengkap. Tulang lalu diangkat, orang-orang menyiapkan keranda, memberikan penghormatan kepada kerangka itu. Mas Dito juga menyelenggarakan selamatan. Saat kerangka diberangkatkan ke makam umum, juga dilakukan upacara sebagaimana upacara melepas jenazah menuju makam.

Kerangka itu dengan penghormatan layak kemudian dimakamkan di pemakaman umum. Tidak lupa Mas Dito juga menggelar acara tahlilan mendoakan semoga arwah sang pejuang mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Setelah semua upacara selesai, lantai kamar Mas Dito juga sudah dibetulkan, Mas Dito kembali menempati kamarnya. Kembali dalam posisi antara tidur dan terjaga, Mas Dito didatangi si pejuang.

Penampilannya masih sama persis seperti kemarin. Bedanya wajahnya kelihatan lebih cerah. "Terima kasih, aku sudah ditempatkan di tempat yang layak. Aku juga mengucapkan terima kasih telah didoakan. Semoga apa yang telah kamu lakukan terhadap kerangkaku bisa dimasukkan ke dalam amalan yang baik, dan mendapat pahala dari Yang Maha Kuasa," kata pejuang itu lagi. Setelah itu, pada malam-malam berikutnya, Mas Dito tidak didatangi lagi oleh si pejuang itu.

Puisi Kematian Tomino Dari Jepang Yang Bikin Merinding


Bila mendengar istilah hantu Jepang, mungkin yang Anda pikirkan adalah Ju-On atau Sadako. Kedua ikon misteri Jepang itu memang sangat mengerikan dan setelah menonton filmnya akan membuat kita terbayang-bayang sampai tak bisa tidur.

Namun di Jepang, ada sebuah legenda horor yang cukup menyeramkan. Hanya dengan membaca sebuah puisi atau dengan istilah di Jepang disebut haiku, kita bisa mengantarkan nyawa kita pada kematian. Apa sih Tomino itu?

Kabarnya Tomino adalah anak perempuan kecil yang terlahir cacat. Suatu ketika ia membuat puisi ini untuk orang tuanya, namun karena puisi tersebut mengandung makna yang aneh dan cenderung mengerikan, gadis kecil ini dimarahi. Ia bahkan dihukum dengan dikunci dalam ruangan sempit dan tak diberi makan.

Tomino meninggal dalam kondisi kelaparan. Namun tak berapa lama setelah ia meninggal, kedua orangtuanya juga ikut meninggal dengan cara yang aneh. Sejak saat itulah muncul legenda puisi Tomino.

Puisi ini berisi lirik yang berbau kematian, penyiksaan dan kegelapan. Kabarnya bila membaca puisi ini sebanyak 3 kali atau membacanya dengan suara lantang, maka bersiaplah untuk resiko yang buruk. Selain itu di Youtube juga kabarnya beredar suara rekaman puisi ini. Rekaman pembacaan puisi ini kabarnya bisa membuat orang merinding dan sama-sama memberi efek buruk pada nasib seseorang.

Berikut ini adalah terjemahan dan puisi Tomino  yang konon mematikan. Berani coba?

NB: Konon membacanya keras-keras, atau membaca maupun mendengarkan rekaman puisi ini 3 kali, akan terkena kesialan. Vemale tidak menanggung resiko yang akan terjadi, semua kembali pada keyakinan Anda.


Versi Jepang

Ane wa chi wo haku, imoto wa hihaku, kawaii tomino wa tama wo haku.

Hitori jihoku ni ochiyuku tomino, jigoku kurayami hana mo naki.

Muchi de tataku wa tomino no aneka, muchi no shubusa ga ki ni kakaru.

Tatake yatataki yare tataka zutotemo,mugen jigoku wa hitotsu michi.

Kurai jigoku e anai wo tanomu, kane no hitsu ni, uguisu ni.

Kawa no fukuro ni yaikura hodoireyo, mugen jigoku no tabishitaku.

Haru ga kitesoru hayashi ni tani ni, kurai jigoku tanina namagari.

Hagoni yauguisu, kuruma ni yahitsuji, kawaii tomino no me niya namida.

Nakeyo, uguisu, hayashi no ame ni imouto koishi to koe ga giri.

Nakeba kodama ga jigoku ni hibiki, kitsunebotan no hana ga saku.

Jigoku nanayama nanatani meguru, kawaii tomino no hitoritabi.

Jigoku gozarabamo de kitetamore, hari no oyama no tomebari wo.

Akai tomehari date niwa sasanu, kawaii tomino no mejirushini.



Versi Indonesia

"Kakak yang memuntahkan darah, adik yang meludahkan api.

Tomino yang lucu meludahkan permata yang berharga.

Tomino meninggal sendirian dan terjatuh ke dalam neraka.

Neraka kegelapan, tanpa dihiasi bunga.

Apakah itu kakak Tomino memegang cambuk?

Jumlah bekas luka berwarna merah sangatlah mengkhawatirkan.

Dicambuk dan dipukul sangatlah mendebarkan,

Jalan menuju neraka yang kekal hanyalah salah satu cara.

Mohon bimbingan ke dalam neraka kegelapan,

Dari domba emas, dan dari burung bulbul.

Berapa banyak yang tersisa dari dalam bungkusan kulit,

Disiapkan untuk perjalanan tak berujung menuju neraka.

Musim semi akan segera datang ke dalam hutan serta lembah,

Tujuh tingkat di dalam gelapnya lembah neraka.

Dalam kandang burung bulbul, dalam gerobak domba,

Di Mata Tomino Yang Lucu Meneteskan airmata .

tangisan burung bulbul, dibalik hujan dan badai

Menyuarakan cintamu untuk adik tersayangmu.

Gema tangisanmu melolong melalui neraka,

serta darah memekarkan bunga merah.

Melalui tujuh gunung dan lembah neraka,

Tomino yang lucu berjalan sendirian.

Untuk menjemputmu ke neraka,

Duri-duri berkilauan dari atas gunung

menancapkan duri ke dalam daging yang segar,

Sebagai tanda untuk Tomino yang lucu."