KISAH MISTERI : Kutukan Siluman Ular Hutan Jati Kramangan


Benda Bertua, Kisah ini adalah pengalaman gaib nyata dari Sarwanti. Semasa di SMA dia tersesat di hutan Jati Kalibalang. Sembilan temannya mati karena makan daging ular siluman. Dia sendiri selamat, namun harus menjalani kutukan…

SARWANTI adalah gadis kampung di desa kecil di wilayah Palas, Lampung Selatan. Tinggi gadis berkulit kuning langsat ini 160 cm, berwajah manis, dengan rambut ikal sebatas bahu. Sarwanti merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. 

Marsono, ayah Sarwanti, hanyalah seorang petani kecil, sedangkan Sudarmi, ibunya, hanyalah seorang pedagang pakaian bekas di pasar Warangan, pasar paling besar di daerah Palas. Jangankan memiliki mobil, rumah yang mereka tempati saja marupakan warisan dari sang nenek. Jangankan makan di restoran, makan nasi lauk ikan asin saja sudah senang sekali.

Kendati keadaan mereka pas-pasan, hidup Sarwanti bersama ke-2 orang tuanya dan saudaranya sangat tentram dan bahagia. Walaupun mereka hidup dalam kemiskinan, Marsono dan Sudarmi lebih mengutamakan pendidikan yang tinggi untuk anak-anaknya. Mereka semua mendapatkan beasiswa.
Kejadian yang berhubungan dengan dunia gaib terjadi pada diri Sarwanti saat ia duduk di bangku SMA. Kala itu ada kegiatan RAIMUKA yang diadakan sekolah tingkat SMA se-Kabupaten Lampung Selatan.

RAIMUKA merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang berhubungan dengan pramuka. Ada salah satu wakil dari sekolah Sarwanti yang tidak ikut, yaitu Nurhayati. Entah mengapa Sarwanti yang ditunjuk menggantikannya.

Sebenarnya Sarwanti tidak terlalu hobi dalam pramuka, tapi karena ditunjuk sebagai pengganti mewakili sekolah, apa boleh buat ia lakukan juga.

Dalam acara RAIMUKA itu ada kegiatan Napak Tilas masuk hutan Jati Kramangan, Rejomarbun. Mungkin kurang konsentrasi saat dijelaskan kakak Pembina atau memang belum berpengalaman dalam jelajah hutan, Sarwanti bersama temannya kehilangan jejak. Team mereka terdiri dari 3 orang termasuk Sarwanti wakil dari SMA-nya, dan 7 orang lainnya dari SMA yang berbeda.

Walaupun mereka beda sekolah yang namanya tersesat dalam hutan selama 10 hari, mereka menjadi akrab dan saling menolong, kerjasama dan saling melindungi. Waktu itu Sarwanti masih duduk di bangku kelas 1. Anggota Team Napak Tilas di hutan Jati Kramangan, Rejomarbun, yang terdiri dari 10 orang itu campur antara kelas 1, 2 dan 3.

Sudah lebih dari delapan hari mereka tersesat di dalam hutan. Mereka beristirahat di dekat danau yang airnya sangat tenang dan jernih. Sementara perbekalan yang mereka bawa sudah habis dan beberapa anak kelihatan sangat lelah. Ketua team yang bernama Eko memiliki inisiatif mencari ikan di danau sekitar untuk mengisi perut agar memiliki stamina guna melanjutkan perjalanan pulang.
Sarwanti terduduk lemas di dekat pohon jati sambil melamun memandang jauh ke tengah hutan.

“Wanti, sudah sana kamu kumpul sama teman-teman yang lain,” ucap Eko pada Sarwanti. “Kamu nggak usah cemas begitu. Kita pasti bisa keluar dari hutan jati ini. Oke!” tambahnya.
“Asalkan kita kompak dan tenang, pasti bisa berpikir jernih sehingga dapat menemukan jalan keluar,” bujuk Eko pula pada anggota team lainnya.

Sarwanti memandangi wajah Eko dalam-dalam. Pemuda ganteng yang duduk dikelas 3 SMA itu mulai pasrah pada keadaan yang akan terjadi selanjutnya.
Dengan langkah gontai, Sarwanti mendekati teman-temannya. Beberapa menit kemudian ia menghentikan langkah kakinya dan ia merebahkan tubuhnya di atas batu panjang persegi seukuran papan tulis di sekolah.

Tak berapa lama Eko dan Radit kembali. Mereka datang menawarkan daging landak yang sudah matang pada mereka. Eko dan Radit mengatakan bahwa mereka tak mendapatkan seekor ikan pun di Danau Jati. Terpaksa mereka mencari hewan lain untuk mengisi perut.

Semua teman-teman Sarwanti makan daging landak tersebut, sedangkan Sarwanti tampak ogah-ogahan, karena seumur hidupnya baru kali itu ia mendapati daging binatang yang memiliki bulu-bulu yang runcing, yang merupakan juga sebagai senjata pelindung dari binatang tersebut. Lagi pula bukan Sarwanti tidak mau, tapi di dalam keluarganya ada tradisi untuk tidak mudah memakan makanan yang diberikan oleh orang yang belum lama dikenal.

Meskipun Eko baik, tapi Sarwanti belum terlalu mengenalnya karena beda sekolahan dengannya. Kalaupun Sarwanti mengenalnya mungkin hanya di RAIMUKA itu.
Sampai esoknya Sarwanti juga tak makan, kecuali sekedar minum beberapa teguk air air danau yang lebih dulu direbus.

“Wanti, kamu jangan bersikap seperti itu. Kenapa kamu nggak mau makan daging landak bakar ini? Dagingnya enak kok. Lagipula kalau kamu nggak makan, nanti kamu bisa sakit!” ucap Ferdian dari SMA 1 pada Sarwanti.

“Maafkan aku, Kak. Tapi aku belum yakin daging binatang apa yang kalian makan itu!” jawab Sarwanti sekenanya.
Ajeng yang satu sekolahan dengan Sarwanti mendekatinya. Mungkin dia tak enak dengan teman-teman yang lainnya, apalagi yang beda sekolahan dengan mereka. Ajeng lalu membujuk Sarwanti agar mau makan daging landak bakar itu. Namun Sarwanti tetap pada pendiriannya. Tidak mau menyentuh makanan itu.

Singkat cerita, keesokkan harinya memasuki hari ke-10 mereka tersesat dalam hutan Jati Kramangan, tiba-tiba kompas hidup sehingga mereka dapat menemukan jalan keluar. Kurang lebih satu jam perjalanan mendadak Eko menghentikan langkah mereka.
“Teman-teman berhenti dulu!” katanya. “Aku mau ngomong sesuatu,” ucap Eko lagi secara mendadak.

“Ada apa lagi, Kak. Apa kompasnya mati lagi?” tanya Ajeng sedikit cemas.
“Bukan, bukan itu!” jawab Eko agak ragu.
“Begini, sebenarnya yang kalian makan kemarin itu bukanlah daging landak, tapi daging ular cobra yang ada di dekat danau. Aku terpaksa berbohong karena aku pikir kalau aku jujur kalian nggak bakalan mau makan daging itu, sementara selaku ketua team di sini, aku sangat mengkhawatirkan kalian semua yang sudah hampir tiga hari sama sekali tidak mengisi perut,” kata Eko menjelaskan pada Sarwanti dan teman-teman.

Sesungguhnya mereka semua mau marah, namun setelah mereka pikir lebih dalam lagi ya sudahlah, semua sudah terjadi tak masalah dengan daging ular tersebut. Lagian, menurut teman-teman Sarwanti, rasanya enak juga. Di berbagai kawasan di Lampung ada tongseng ular cobra dijual bebas, toh juga tidak apa-apa.

Sebulan kemudian setelah peristiwa itu terjadi hal-hal aneh pada teman-teman Sarwanti, yang satu team masuk hutan Jati Kramangan. Ajeng meninggal dengan suhu tubuh naik drastis, sering mengigau di waktu malam.

Demikian juga dengan Eko, Radit dan Ferdian, sementara yang lainnya tak jauh berbeda keadaannya. Satu persatu dari mereka mati dengan kondisi tubuh yang amat mengerikan.
Ada yang kulitnya bersisik selama enm hari, lalu mengalami kejang-kejang baru keesokan harinya meninggal secara mengenaskan. Ada juga yang berteriak-teriak seperti orang kepanasan. Pokonya bertingkah yang aneh-aneh.

Setelah ke-9 anak meninggal, malam harinya Sarwanti mimpi didatangi ular besar hitam keemasan yang tiba-tiba saja berubah wujud menjadi laki-laki yang sangat tampan.
“Teman-temanmu harus mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatan mereka yang telah membunuh, menguliti, membakar, lalu memakan daging istriku, aarrrgghhh…” kata siluman ular, membuat tubuh Sarwanti menggigil hebat.

“Kamu tidak kubunuh, tapi aku mengutukmu selama 10 tahun. Dan pada malam-malam tertentu kamu harus mau menggantikan tugas istriku selama sepuluh tahun tersebut, ssssssshhhttttttt…..” tambahnya dengan mendesis.

Rupanya lelaki itu adalah suami dari Siluman Ular hutan Jati Kramangan. Sarwanti tertegun, diam dan lemas. Dan, mimpi itu sungguh menjadi kenyataan. Selama 10 tahun, disetiap tahunnya, persisnya selama 10 hari di bulan yang sama dengan bulan ketika Sarwanti dan teman-temannya tersesat di hutan Jati Kramangan, maka kulit gadis ayu tersebut mendadak bersisik seperti kulit ular.

Kadang-kadang Sarwanti juga mendesis-desis seperti seekor ular. Jadi, kurang 10 hari pasti Sarwanti mengurung diri di dalam rumahnya. Kalau pun terpaksa keluar hanya bisa pada malam hari saja, siangnya Sarwanti selalu mengompres tubuhnya dengan bongkahan es batu, karena suhu tubuh yang berubah sangat panas.

Tak diduga sebelumnya, perubahan pada kulit tubuh Sarwanti pada bulan-bulan tertentu di setiap tahunnya ternyata malah malah membawa hoki bagi diri Sarwanti, terutama dalam hal keuangan.
Setamat SMA sambil menjalani kuliah Sarwanti diterima bekerja di sebuah lembaga bahasa asing yang ternama di Bandar Lampung. Waktu senggang bisa ia gunakan untuk berbisnis kosmetika juga mengkriditkan pakaian untuk teman-teman sekampus ataupun ibu-ibu dan remaja puteri di lingkungannya. Sepertinya bisnis apapun yang ia lakukan berjalan mulus dengan kemajuan yang cukup pesat.

Setamat dari STKIP Sarwanti bersama Junia, temannya, mendirikan sebuah lembaga Bahasa Inggris, di mana Sarwanti menjabat sebagai direkturnya. Sarwanti juga mengadakan kerjasama dengan beberapa PJTKI dalam memberikan les bahasa Inggris.

Lambat laun usaha Sarwanti berkembang kian pesat, bahkan telah mampu membuka cabang di luar kota. Dalam jangka waktu sekitar 4 tahun Sarwanti sudah mampu memiliki rumah sendiri, mobil dan juga perabot rumah yang semuanya serba lux.

Di usia 30 tahun, Sarwanti sudah memiliki segalanya dan dipandang sebagai gadis kaya untuk ukuran seorang gadis di desanya. Dan tak terasa, rupanya 10 tahun Sarwanti telah menjadi isteri (gaib) siluman ular hutan Jati Kramangan.

Cuma yang menjadi problem bagi diri Sarwanti, jika ada lelaki yang naksir dan hendak menikahinya atau menjadikan Sarwanti isterinya, maka lelaki itu selalu mati sebelum pernikahan itu dilangsungkan.

Terhitung sudah ada lima orang lelaki semenjak tamat SMA, kuliah hingga memiliki usaha sendiri. Rasanya Sarwanti sudah lelah untuk berkeinginan menikah.
Awal tahun 2013 yang lalu kutukan itu telah selesai ia jalani. Kulit Sarwanti tidak lagi bersisik dan gadis yang memiliki keindahan ragawi nan memikat itu bisa leluasa keluar pada siang hari tanpa takut kulitnya terasa panas hendak melepuh seperti sebelumnya. Bukan itu saja, Sarwanti juga tidak akan lagi mendesis-desis seperti layaknya seekor ular.

Sarwanti menjadi yakin bahwa kutukan itu telah berakhir dan benar-benar hanya 10 tahun yang harus ia jalani sesuai ucapan siluman ular hutan Jati Kramangan itu.
Akhir tahun 2013 yang silam Sarwati telah menjalin hubungan serius dengan Robert McCarty, seorang pengusaha garmen asal Jerman yang telah dua tahun tinggal di Bali. Dia sangat mengagumi keindahan Indonesia, terutama Bali. Perkenalan dengan lelaki handsome asal Jerman itu terjadi karena Sarwanti sering ke Bali dalam rangka ujian Practice Conversation untuk anak-anak diri Sarwanti.

Sarwanti selalu berdoa, kalau memang lelaki itu adalah jodohnya, Tuhan pasti akan menyatukan cinta mereka. Tapi jika lelaki bule itu akan bernasib malang, yaitu meninggal seperti lima orang laki-laki yang pernah menjalin hubungan dengannya, mungkin ini adalah bagian takdir yang harus Sarwanti jalani. Namun, gadis cantik ini berusaha yakin bahwa kini ia sudah terbebas dari kutukan siluman ular hutan Jati Kramangan tersebut. Kini semuanya ia pasrahkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

KISAH MISTERI : Darah Menstruasi Sebagai Ritual Pesugihan


Benarkah darah perawan bisa digunakan untuk sarana ritual gaib? Ini pertanyaan yang sering dilontarkan, sebab kenyataannya memang banyak dukun-dukun yang selalu meminta alasan untuk tumbal ritual gaib. Namun ada juga ritual yang syaratnya cukup memakai darah menstruasi pertama dari seorang gadis yang masih perawan. Konon, darah menstruasi ini sangat ampuh untuk ritual pesugihan.


Adalah Bukit Bintang, yang berlokasi di Desa Podomoro, Kabupaten Pringsewu. Tidak seperti umumnya tempat-tempat pesugihan yang lain, yang memakai tumbal nyawa. Disini, tumbalnya cukup menyediakan darah menstruasi pertama dari seorang gadis perawan. 

Menurut Ki Sutejo, seorang spiritualis asal Kabupaten Pringsewu, penyediaan darah menstruasi pertama dari seorang gadis perawan itu, cukup sekali. Itu disediakan saat ritual dimulai. 

"Selebihnya, hanya menyediakan sesaji selamatan saja, setiap malam Jumat Kliwon," terang Ki Sutejo. 

Namun tentunya tidak mudah untuk mendapatkan darah menstruasi pertama seorang gadis perawan. Dan ini menjadi tantangan tersendiri, bagi orang atau pelaku yang ingin menjalani ritual mencari 5 pesugihan di Bukit Bintang. 

Soal cara mendapatkannya terserah si pelaku. Yang penting bisa mendapatkan tetesan darah itu. Alternatifnya, kalau kesulitan mendapatkan tetesan darah secara langsung, bisa juga mengambil pembalut yang bekas digunakan untu
k menstruasi pertama seorang gadis. Ini cara yang paling gampang," kata Ki Sutejo, yang pernah membantu orang-orang yang ingin menjalani ritual pesugihan di makam keramat Bukit Bintang. 

Untuk tetesan darah yang sudah didapatkan, ditaruh ke dalam kantong plastik bersih. Sedangkan untuk yang memakai pembalut, bisa dicampur dengan sedikit air, lalu diperas. Dan perasannya juga dimasukkan ke dalam kantong plastik. 

Selanjutnya, kantong plastik yang berisi darah menstruasi pertama ini dibawa ke makam keramat yang berada di Bukit Bintang, sebagai syarat sesaji utama. Ditambah dengan sejumlah sesaji lain yang juga tak boleh dilupakan. 

Tak ada yang tahu apa alasan gaib makam keramat di Bukit Bintang meminta syarat berupa darah menstruasi pertama seorang gadis perawan. Yang pasti dengan syarat ini, kekayaan bisa didapatkan. 

Untuk sesaji lain yang harus disediakan diantaranya adalah kembang telon, kembang suwur, kinang komplit, rokok merk sintren 1 bungkus, bedak cewiun, minyak duyung 1 botol dan kemenyan arab 1 bungkus. 

"Untuk ritualnya harus dilakukan pada malam Jumat Kliwon. Disini, semua sesaji harus dibawa dan diletakkan di atas pusara makam keramat Bukit Bintang. Dilanjutkan dengan doa khusus, yang bertujuan meminta pesugihan," beber Ki-Sutejo. 

Setelah doa dipanjatkan, si pelaku pesugihan diwajibkan untuk bersemedi hingga pagi harinya. Biasanya dalam semedi itu akan muncul petunjuk, apa yang harus dilakukan, agar kekayaan dapat segera diperoleh. 

"Kalau petunjuk itu muncul, berarti ritualnya diterima. Tapi kalau tidak, maka harus diulang lagi di hari yang lain. Sebab, ritualnya dianggap gagal dan penunggu gaib makam keramat Bukit Bintang tidak berkenan," terang Ki Sutejo. 

Bagi yang permohonannya dikabulkan, maka dalam waktu sekejap kekayaan akan didapat. Berangsur-angsur, usaha yang dirintis akan menghasilkan banyak keuntungan dan menjadi lebih besar. 

"Intinya ritual pesugihan disini, harus ada usaha. Kalau tidak punya usaha ya tidak bisa. Sekecil apa pun harus ada, karena kekayaan itu akan muncul melalui usaha yang digeluti," jelas Ki Sutejo. 

Setelah kekayaan berhasil didapatkan, selanjutnya si pelaku pesugihan harus menjalani ritual pemberian sesaji setiap malam Jumat Kliwon. Sesaji yang harus disediakan ini ada dua jenis. Yang pertama ditaruh di dalam kamar khusus, dan yang kedua dibawa ke makam keramat Bukit Bintang. 

Untuk sesaji yang diletakkan di dalam kamar khsus, diantaranya adalah tumpeng kecil lengkap dengan lauk ayam ingkung, kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh manis, jajan pasar, pisang emas dan pisang raja. Sedangkan untuk yang dibawa ke makam keramat Bukit Bintang, sama persis dengan sesaji yang dibawa saat ritual pertama dilakukan. Tapi disini, tanpa tetesan darah menstruasi lagi. 

"Jadi tetesan darah menstruasi pertama gadis perawan itu cukup disediakan sekali. Selebihnya tidak perlu lagi," ujar Ki Sutejo. 

Untuk masing-masing sesaji, baik yang dibawa ke makam keramat Bukit Bintang maupun yang diletakkan di kamar khusus, harus diberi alas tampah, atau tempat yang terbuat dari anyaman bambu. 

Pantang Selingkuh
Sama seperti di tempat ritual pesugihan yang lain, disini juga terdapat kontrak gaib. Kontrak gaib ini tergantung dari kesepakatan antara si pelaku dengan arwah makam keramat Bukit Bintang. Paling cepat setahun, paling lama sampai tiga tahun. 

Artinya, selama perjanjian kontrak berlangsung, kekayaan si pelaku ritual akan mengalami peningkatan pesat. Dan selama itu pula, sesaji rutin harus terus disediakan setiap malam Jumat Kliwon. 

"Tidak boleh sampai lupa. Kalau sampai lupa sekali saja, resikonya kekayaan tidak akan datang lagi. Sebaliknya, justru berangsur- angsur harta yang sudah didapat akan terus berkurang," kata Ki Sutejo.

Selain itu, juga ada pantangan bagi pelaku pesugihan ini. Sepanjang hidupnya, mereka tidak boleh berselingkuh. Entah itu dengan wanita bujangan atau pun istri orang. Mereka juga tidak boleh memetik bunga mawar. 

"Dua pantangan ini tidak boleh dilanggar. Sebab, kalau sampai dilanggar, bukan saja menghentikan kekayaan, tapi si pelaku akan menderita sakit-sakitan hingga meninggal dunia," ungkapnya. 

Menariknya lagi, meski perjanjian atau kontrak gaib hanya berlangsung satu hingga 3 tahun, tapi kekayaan yang sudah didapatkan tidak akan berkurang setelah itu. Kekayaan yang sudah didapat akan tetap awet selama si pelaku ritual tidak melanggar larangan. 

"Berbeda dengan kebanyakan pesugihan jenis lain, dimana harta yang sudah didapat berangsur-angsur berkurang setelah kontrak gaib berakhir," terang Ki Sutejo

Cerita Mistis Dibalik Pertunjukan Layar Tancap


Tidak selamanya hiburan digelar di tempat mewah. Salah satunya hiburan layar tancap dimana hanya butuh sedikit lahan maka jadilah lokasi untuk nonton layar tancap, termasuk di sebuah lahan dekat pemakaman. 

"Layar tancap kan butuh lokasi yang luas. Kadang yang punya hajat halaman rumahnya kurang luas. Ya mau enggak mau cari dah lokasi yang bisa nerap (masang) tiang buat layar film. Bahkan pernah kita masang layar tancap di dekat lokasi pemakaman. Abis gimana lagi, nggak ada tempat, yang ada kita pake," kata pemilik layar tancap, Jamaludin (45) saat berbincang di kedimannya Kp. Baru, Desa Gedung Pengawas, Babelan, Bekasi Utara.

Jamal sering dibawain sesajen oleh yang punya hajat, alasannya agar penunggu dan leluhur di sekitar situ tidak mengganggu acara hiburan layar tancap.

"Pernah waktu itu di satu kampung manggil layar tancap punya saya. Malamnya yang punya acara (tuan rumah) bawain gula, kopi, beras 5 kilo, pisang, apa ajah ada ada di situ. Di taro di bawah layar tancap. Saya tanya, ini buat apa? Kata yang punya hajat, itu buat leluhur biar nggak ganggu. Ya saya mah diam aja, pas dia pergi, itu semua sesajen saya kasih ke anak yatim, orang tua yang jompo aja dah. Sering begitu. Kita mah hargain yang punya acara, orangnya pergi, sesajen di nampan kita kasiin ke orang yang butuhin (anak yatim)," kenang Jamal sambil tertawa.

Jamal mengaku, tidak ada ritual khusus bila sedang bertugas memutar layar tancap di tempat hajatan. Dia lebih percaya kepada Allah SWT.

"Yang penting kita sopan di kampung orang. Jangan bertingkah yang kagak-kagak. Kalau kita dibawain sesajen kaya gitu kita jadi takut, bukan malah tenang," ucapnya.

Jamal tidak menapik jika selama usaha layar tancap banyak keanehan dan keganjilan dialaminnya.

"Ya ada ajah. Gambar film ada tapi suara nggak ada. Kita otak-atik apanya yang rusak. Padalah nggak ada yang rusak. Kalau gitu ya udah kita permisi-permisi numpang lokasi. Udah abis itu normal lagi," bebernya.

Namun Jamal tetap berkeyakinan, dengan sikapnya yang tidak macam-macam, Insya Allah acara hiburan layar tancap berjalan lancar.

"Saya nggak terpengaruh dengan sesajen dan segala macamnya, kita hormatin aja yang punya hajat emang adatnya begitu, ya kita hargain. Saya sih minta sama Allah SWT aja biar acara hiburan layar tancap saya lancar," tutupnya.

KISAH MISTERI : Jolotundo Pusat Keghaiban Bali di Tanah Jawa


Meski demikian, tak banyak yang tahu bahwa aneka tradisi dan kepercayaan yang ada di Bali memiliki hubungan erat dengan Pulau Jawa. Tak banyak yang tahu pula bahwa di Tanah Jawa terdapat pusat kegaiban Pulau Bali. Dari tempat inilah, energi spiritual dibangkitkan dan dikumpulkan untuk menyelamatkan Pulau Bali yang saat itu tengah terpuruk di kaki penjajahan.

     Sejarah mencatat, Pulau Bali pernah mengalami masa kehancuran dan kegelapan akibat serangan dan penjajahan Sriwijaya. Bahkan sang Maharaja yang memerintah pun terpaksa harus terusir dari tahtanya. Rakyat Bail yang terkenal santun, religius dan berbudaya pun harus hidup di bawah cengkeraman penjajah. Kekayaan alamnya dirampas sehingga rakyatnya menjadi sengsara dan menderita. 

     Sayangnya, tak banyak yang tahu tempat yang menjadi pusat spiritual tersebut. Tempat dimana Maharaja Udayana mesu diri dan mesu budi setelah kehilangan tahtanya atas kerajaan Bali akibat diserang oleh Kerajaan Sriwijaya yang tengah berusaha memperluas daerah jajahannya. Dalam kegalauan dan keterpurukan itulah Udayana mendapat petunjuk dari para dewa agar melarikan diri ke Pulau Jawa dan mendirikan sebuah pusat spiritual terpenting untuk kejayaan Bali. 

     Kisah sejarah itu terjadi pada tahun 899 Saka atau 977 Masehi. Saat itu, Bali sudah dikenal sebagai pulau yang indah dan gemah ripah loh jinawi di bawah kepemimpinan dinasti Warmmadewa yang memerintah sejak 835 Saka atau 913 Masehi. Raja yang berturut-turut memerintah adalah Sri Kesariwarmmadewa, Sri Tabenendrawarmmadewa, Indra Jayasingha Warmmadewa, Janasadhu Warmmadewa dan Maharaja Dharma Udayana Warmmadewa. 

     Sayangnya, ketika Udayana memerintah terjadi keruwetan politik yang luar biasa. Sriwijaya, sebuah kerajaan besar dari Pulau Sumatera tengah menerapkan politik ekspansif untuk menyerang dan menguasai daerah-daerah lain. Sebagai kerajaan yang strategis dan makmur, Bali turut menjadi incaran. Melalui beberapa kali peperangan, Bali akhirnya jatuh ke tangan Sriwijaya. 

     Sang Maharaja Bali, Udayana sesungguhnya ingin melakukan perlawanan sampai titik darah penghabisan dalam perang puputan menghadapi serangan Sriwijaya. Tetapi ia sadar bahwa itu bukan jalan terbaik karena jika ia kalah maka Bali selamanya akan ada di tangan penjajah. Dalam goncangan batin yang luar biasa itu, Udayana mencoba mengasingkan diri di Pura Suci Tirta Hampul yang dibangun leluhurnya. Tabenendra Warmmadewa. 

     Di tempat suci ini, Udayana mendapat petunjuk agar melarikan diri untuk membangun pusat kekuatan spiritual untuk dapat kembali merebut Bali dan menyelamatkan seluruh rakyatnya. 
     Seperti wangsit yang ia terima, Udayana lari menyeberangi segara rupek atau laut sempit yang memisahkan pulau Jawa dan Bali. Selanjutnya ia berjalan tak tentu arah menuruti kata hatinya sesuai wangsit yang ia terima. 

     Perjalanan itu akhirnya sampailah pada sebuah gunung kecil, tetapi memiliki bentuk istimewa dan telah dikeramatkan masyarakat Jawa sejak ribuan tahun sebelumnya. Adalah gunung Penanggungan yang menjadi akhir dari pelarian sang Maharaja Bali yang terusir itu. Gunung ini memang dikeramatkan dan disucikan karena dianggap potongan gunung Himalaya dari India. 

     Di tempat inilah Udayana membangun pusat spiritual, sebuah pertapaan lengkap dengan kolam penyucian diri. Di sinilah selama bertahun-tahun Udayana menempa diri dalam tapabrata, mesu diri, mesu budi dan tirakat untuk mengembalikan kekuatan batinnya agar bisa kembali merebut Bali dan memerdekakan rakyatnya dari penjajahan Sriwijaya.

     Tapabrata Udayana pun didengar para Dewa, segala keinginannya dikabulkan. Udayana tidak saja mendapat kesaktian tetapi maharaja Tanah Jawa yang bertahta saat itu, Mpu Sindhok, berkenan mengambilnya menantu. Dengan kesaktian dan dukungan politik itu Udayana berhasil merebut kembali tahtanya atas kerajaan Bali. Ia memerintah bersama istrinya, putri kesayangan Mpu Sindhok, Mahendratta. hingga meninggal pada tahun 933 Saka.

     Besarnya energi spiritual di tempat itu juga membuat Airlangga, raja kahuripan yang merupakan cucu Udayana memilihnya untuk bertapabrata ketika kerajaannya juga dihancurkan oleh Sriwijaya. Tentu bukan hanya karena leluhurnya pernah bertapa di tempat ini, energi spiritual yang besarlah yang pasti menjadi alasan Airlangga untuk memilihnya sebagai pusat spiritual. Nyatanya, Airlangga juga berhasil mampu merebut tahtanya yang dikuasai Worawari, Raja bawahan Sriwijaya.

     Ketika kerajaan Majapahit berdiri, keistimewaan tempat ini tetap tak berubah. Menjadi jujugan para raja, pangeran dan bangsawan untuk menempa diri guna memperoleh kemampuan spiritual yang diinginkan. Bahkan, Majapahit pernah mendirikan istana di lereng gunung yang sama, tak jauh dari Jolotundo. Catatan para peneliti sejarah baik dari luar negeri maupun para sejarahwan Indonesia memperkuat pandangan tersebut.

     Adalah Candi Jolotundo yang menjadi pusat spiritual Udayana, Airlangga dan raja- raja Majapahit tersebut. sebuah bangunan percandian yang ada di lereng gunung Penanggungan. Sesungguhnya, Jolotundo bukanlah candi tetapi merupakan pentirtaan. Masalahnya, masyarakat Jawa telah salah kaprah dengan menyebut apapun bentuk bangunan kuno yang terbuat dari batu sebagai candi, tak terkecuali Jolotundo.

     Candi yang terletak di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto ini berbentuk pemandian atau pentirtaan dengan bagian utama berbentuk pancuran air yang berasal dari mata air pegunungan tersebut. Dua ruangan di kanan kiri bangunan utama berfungsi sebagai kamar mandi bagi para raja dan bangsawan. Air dari kamar mandi dan pancuran tersebut akhirnya bermuara pada kolam besar yang mengelilingi bangunan utama dan bilik-bilik candi.

     Sampai saat ini, Jolotundo masih menjadi tempat favorit bagi para pemburu kesaktian. Itu terlihat dari banyaknya bunga-bungaan, dupa dan aneka sesaji yang terserak di sekitar candi. Setiap saat juga terlihat orang- orang yang bermeditasi di beberapa bagian candi. Menandakan bahwa Jolotundo masih menjadi pusat spiritual dengan energi yang masih sangat diperhitungkan.

     Sayangnya, tak banyak masyarakat Hindu Bali yang mengunjungi tempat ini. Hanya orang-orang yang paham sejarah dan mengetahui pancaran aura mistiknya saja yang sengaja mengarungi perjalanan jauh menerobos jalanan berkelok pegunungan berjarak puluhan kilometer dari Kota Mojokerto, Jawa Timur, menuju tempat keramat ini. Pusat spiritual para raja-raja Jawa dan Bali.

     Adapun bagi para pembaca yang berminat mengunjungi pemandian bersejarah ini, di sini penulis hendak sampaikan sedikit informasi seputar transportasi menuju lokasi. Apabila posisi Anda di Surabaya, naiklah bis menuju Mojokerto. Setelah tiba di stasiun bis, berganti mobil menuju Ngoro Tekuk. Lalu dari perempatan di lokasi tersebut, naik ojek menuju pemandian Jolotundo yang berjarak sekitar 10 kilometer.

KISAH MISTERI : Kampung Siluman Kuala Ketandan


Di luar perhitungan, saya terjebak masuk ke kampung itu. Rasanya, kematian begitu dekat. Namun, Tuhan menyelamatkan aku untuk kembali ke alam nyata. Keluar dari ketegangan yang mengerikan di Kampang Siluman, Kuala Ketandan, Kapuas Beso, Kalimantan Barat. 

Perjalanan senja itu terasa melelahkan. Jalan rusak parah. Aspal sudah tak terlihat lagi dan yang nampak hanya tanah becek yang licin. Mobil sedan honda civic tahun 1980 ku beberapa kali slip. Tergelincir, terbanting ke kiri dan ke kanan. Bahkan, akibat licin, kendaraanku nyaris masuk ke jurang persawahan. Tapi, untunglah, aku memiliki trik menyetir yang jitu untuk menghindari bahaya jalan rusak. Maka itu, aku selamat tidak sampai terjatuh. Trik itu diberikan ayahku ketika aku diajarinya menyetir di Hutan Payaraman, ketika aku remaja di Palembang, Sumatera Selatan. 

Kini, ayahku sudah meninggal, ibuku juga. Aku anak tunggal lalu menjadi hidup sebatang kara. Aku tumbuh bersama kakek dan nenekku. Merekapun, beberapa tahun kemudian, menyusul ke alam kubur. Mulanya kakekku, iaiu disusui pula oleh nenekku. 

Rasanya, kini aku tidak punya siapa- siapa lagi. Hanya satu orang yang memperhatikanku, ia adalah kekasihku. Calon suamiku. Kang Marjan, seorang pengusaha importir sembako yang menguasai beberapa pasar di ibukota. Dari dirinya, aku belajar bekerja, berusaha dan dagang. Hasilnya, Alhamdulillah, aku menjadi keranjingan dagang dan berhasil. 

"Tidak ada pekerjaan apapun yang menjadi sia-sia bila kita serius dan sungguh- sungguh," kata Kang Marjan, kepadaku, di masa awal aku belajar dagang. 

Karena kerja keras dan perjuangan gigih, aku berhasil hidup sebagai pedagang Pasar Ampera, Jakarta Pusat. Di pasar ini mula- mula aku berdagang kelontong mainan anak-anak. Namun, karena kesungguhanku, akhirnya usaha itu menjadi besar. Aku lalu membeli ruko secara cicilan bank dan maju pesat. Aku beli mobil, tanah dan perkebunan karet di Tugumulya, Ogan Komering ilir, kampung halaman orangtuaku di Sumatera Selatan. Kebun karetku kini berjumlah 45 hektar dan menghasilkan getah yang berton- ton setiap bulan. 

Akibat serangan jantung mendadak, Kang Marjan meninggal dunia. Aku pingsan di paviliun Kartika Rumah Sakit RSPAD, Jakarta Pusat, tempat di mana Kang Marjan dirawat. Hatiku begitu terpukul dan gundah gulana. Satu-satunya orang yang aku miliki, yang memperhatikan dan menyayangi aku, diambil pula oleh Allah. Dan, kembalilah aku menjadi sebatang kara. 

Karena patah hati, frustrasi dan putus asa, aku menjual semua ruko yang ada di Jakarta, tanah perkebunan karetku di Sumatera Selatan, lalu pindah ke Pontianak, Kalimantan Barat. Aku membeli sebagian saham hotel berbintang tiga Kahayan Hotel di Jalan Prakit, sebutlah begitu, di Kota Pontianak. Hotel itu kurang laku dan bangkrut setahun setelah aku berinvestasi di situ. 

Usaha hotel bangkrut, aku pun ikut bangkrut. Hutangku di mana-mana dan aku ditagih oleh debt collector. Biro jasa penagih hutang yang menggunakan kekerasan. Karena takut, aku lari dari rumah kontrakanku di Pangiling, mengendarai mobilku menuju perbatasan Indonesia- Malaysia di utara Sambas. Aku tidak tahu mau ke mana. 

Namun, aku berhitung, aku mau menjadi imigran gelap di Kuching atau Sabah, Malaysia dan menjual mobilku di perbatasan. Di Malaysia, aku rela menjadi pembantu rumah tangga, untuk sekedar dapat bertahan hidup. Dapat makan dan pakaian secara layak selama dalam pelarian. 

Aku melakukan perjalanan itu pada malam Jum'at Kliwon, 2 Maret 2012 menuju utara. Aku mengambil jalan Sambas lalu ke Entekong dan memasuki perbatasan Serawak. Mobil Honda Civic tuaku aku jual di perbatasan dengan Haji Karim, pemilik ratusan hektar perkebunan sawit di Kuala Tunggal. Mobil tuaku itu dihadiahkannya untuk pegawai teladannya, pemetik buah sawit yang berprestasi. Uang dari penjualan mobil bobrok ku itu aku gunakan untuk makan di Kuching, Serawak, Malaysia, sebelum aku mendapatkan pekerjaan yang kucan. 

Setelah menjual mobil dan menerima uang, aku langsung makan siang di warung Hajjah Kurnia di Desa Kuala Ketandan. Seharusnya makan siang pukul 13.00, tapi aku makan siang sudah senja, pukul 16.00 Waktu Indonesia Tengah. Karena terlalu lapar, perutku menjadi sakit. Asam lambung naik dan penyakit maag kronis ku kumat lagi. Habis, makan, aku membeli obat maag di warung, dan mengunyah obat itu dua, langsung tanpa air. 

Dusun Kuala Ketandan itu memang masih hutan. Penduduk masih sangatjarang dan jarak antara satu rumah ke rumah lain sangatlah jauh. Sepanjang perjalananku, dikelilingi hutan lebat. Kayu-kayu besar jenis ulin, angsana, gerawan dan ulin. Karena lelah berjalan kaki dengan membawa tas ransel berat, aku beristirahat di sebuah akar kayu. Akar besar yang berbentuk seperti bangku. Untuk itu, aku memilih duduk dan bersantai di senja yang cerah itu. 

Namun, sebelum tertidur karena mengantuk, aku dikejutkan oleh suara musik rampak. Musik perkusi yang nyaring, rismis, dinamis dan enak aku dengar. Beberapa saat kemudian aku melihat seratus wanita cantik berambut pirang, memainkan musik itu. Mereka berjalan ke arah ku, lalu melawatiku sambil bermain musik rampak. Mereka tidak memperdulikan aku. Karena penasaran, aku mengikuti rombongan gadis cantik itu dari belakang. 

Pada sebuah tikungan, mereka masuk ke sebuah istana yang sangat megah. Semua bangunan beton dengan vitrase emas dan lampu-lampu kristal. Mereka masuk ke dalam istana dan aku mengikuti masuk. Dengan lancang, aku masuk saja bagaikan tamu yang tak diundang. Ketika mereka menghentikan musik dan duduk di karpet, aku pun ikut duduk dan pada posisi paling belakang. Beberapa saat kemudian, muncul wanita lebih tua, dipanggil Tuan Ratu Dewi Kunti oleh ratusan gadis cantik-cantik itu. 

Siapa wanita yang paling belakang itu? Ayo suruh dia datang ke sini,” kata Ratu Dewi Kunti, menunjuk aku. Semua gadis menengok kepadaku dan beberapa di antaranya menarik tangan kananku agar aku menghadap Dewi Ratu. 

Dengan mata menyala-nyala dan wajah murka, Dewi Ratu Kunti menempeleng mukaku. Sakit sekali dan dari mataku mengucur darah segar. "Kurang ajak kamu, siapa yang menyuruh kamu masuk rombongan tadi?" tanyanya. Aku memang bersalah dan hanya bisa diam menerima hukuman. Kemudian Dewi Ratu Kunti memerintahkan aku dirantai, dipasung di belakang istana. Tubuhku diikat dan aku dipecut. Sakit dan sangat sakit sekali. Aku lalu berserah diri kepada Allah, berdzikir dan berdoa minta dilepaskan dari rantai besar itu. 

Alhamdulillah, keajaiban datang. Tiba- tiba rantai meleleh dan terputus. Aku melepaskan diri dari ikatan lalu kabur ke arah utara. Melawati bukit, hutan belukar dan kayu-kayu angsana besar. Aku sampai di perbatasan Serawak dan masuk negeri Malaysia secara ilegal. Karena tidak ada teman, aku terlantar beberapa saat di Kuching, kemudian barulah mendapat pekerjaan sebagai pembantu cuci piring di rumah makan Minang di Kuching. 

Kini, pada bulan Agustus 2014 ini, aku sudah mempunyai tiga rumah makan di Kuching. Aku sudah jadi pengusaha di Malaysia dan menjadi penduduk sah Kuching. Namun, kenangan mengerikan di hutan Kuala Ketandan, membuat hatiku miris dan jantungku berdetak hebat. Petualanganku dulu, benar-benar berani hingga aku nyaris mati di sarang kuntilanak Kalimantan barat. Arkian, Hutan Kuala Ketandan dekat perbatasan itu, adalah kampung siluman yang mengerikan. Kampung yang dihuni ratusan kuntilanak cantik yang selalu berinteraksi dengan manusia setempat. Sekarang, aku takut bertualang lagi dan tak akan kembali ke Kuala Ketandan yang menyeramkan.

Sepuluh Ciri Anak Indigo Atau Punya Kemampuan Spiritual


Setiap anak pasti ingin memiliki suatu hal yang membuatnya istimewa. Tapi, tidak selamanya keistimewaan tersebut dapat diterima oleh setiap individu. Terlebih khususnya, bagi anak-anak yang memiliki keistimewaan panca indra atau yang lebih dikenal dengan sebutan indigo.
Kebanyakan anak indigo memiliki emosi yang tidak stabil. San
gat mudah berubah-ubah setiap waktu, sehingga kebanyakan orang normal melihat anak indigo sebagai orang yang temperamen.

Tingkat emosional dan sensitifitas yang berbeda dengan kebanyakan orang, terkadang membuat anak indigo dapat merasakan perasaan yang aneh di suatu tempat. Anak indigo juga sering merasa tidak nyaman, bila berada di tempat yang bersuara keras seperti di konser atau bioskop.

Setiap anak pasti ingin memiliki suatu hal yang membuatnya istimewa. Tapi tidak selamanya keistimewaan tersebut dapat diterima oleh setiap individu apalagi bagi anak-anak yang memiliki keistimewaan panca indera atau lebih dikenal dengan sebutan indigo. Lalu bagaimana cara membedakan anak indigo dengan anak normal? 

Berikut adalah 10 tanda dari anak indigo.
Memiliki Kemampuan Psikis, Memiliki kemampuan psikis menjadi ciri khas yang banyak ditemukan pada anak indigo. Dapat melihat masa depan, dapat mengetahui keberadaan seseorang, dapat melihat dan bahkan mendengar hal-hal yang tidak biasa hanyalah sebagian kecil dari kemampuan psikis yang dimiliki oleh anak indigo. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat menyebabkan masalah yang besar apabila anak indigo tidak menemukan orang yang tepat untuk membantu mereka melatih kemampuan mereka dengan benar.

Memiliki Bentuk Kepala Yang Khas, Pada umumnya anak indigo memiliki bentuk kepala yang unik dibandingkan dengan anak-anak lain pada umumnya. Ciri yang biasanya ditemukan adalah dahi atau kening yang lebar atau juga lingkar kepala yang lebih besar dari anak-anak normal. Hal ini disebabkan karena anak indigo memiliki kemampuan untuk menganalisa lingkungan sekitar dengan menggunakan inderanya yang tajam. Bila menemukan anak dengan lingkar kepala yang besar, ada kemungkinan bila anak tersebut adalah indigo.

Memiliki Tanda Lahir Yang Unik, Anak indigo biasanya memiliki tanda lahir yang sangat menonjol dan unik. Tanda lahir pada anak indigo bisa bermacam-macam, seperti tanda lebam pada tubuh, tahi lalat yang membentuk sesuatu, tanda aneh di sekitar mata. Tanda lahir yang unik di bagian tubuh tertentu ini juga bisa sebagai pertanda spesialisasi yang ada pada anak indigo. Misalnya ada anak indigo yang memiliki tanda lahir di sekitar mata, ia dapat melihat sesuatu hal yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Bila ada anak indigo yang memiliki tanda lahir di bagian tangan, mereka bisa saja memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang yang sakit.

Memiliki Jiwa Yang Tua, Anak indigo memiliki pertumbuhan jiwa yang tidak sesuai dengan anak-anak pada umumnya. Pertumbuhan jiwa anak indigo yang lebih cepat membuat jiwa mereka menjadi dewasa sebelum waktunya. Hal ini menyebabkan mereka terlihat jauh lebih tenang dari anak-anak biasa. Dan cara bicara anak indigo menyerupai cara bicara orangtua. Pikiran anak indigopun juga ikut terpengaruh sehingga cara berpikir mereka juga layaknya cara berpikir orangtua.

Memiliki IQ Yang Tinggi, Selain memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang normal, biasanya anak indigo diberikan keistimewaan lain berupa IQ yang tinggi. tingkat IQ yang tinggi menyebabkan anak indigo memiliki rasa keingintahuan yang besar. Selalu memiliki pertanyaan-pertanyaan yang aneh dalam pikirannya. Anak indigo juga terkadang lebih memahami apa arti hidup. Karena itulah anak indigo biasanya lebih bisa menghargai dan menghormati lingkungannya. 

Merasa Berbeda Dengan Orang Lain, Sudah jelas bahwa anak indigo berbeda dengan orang lain. Anak indigo diberikan keistimewaan berupa kemampuan-kemampuan yang tidak biasa. Dengan kemampuan yang tidak biasa ini akan membuat anak indigo ini merasa spesial. Anak indigo biasanya terlahir dengan misi merubah kondisi lingkungan sekitarnya atau bahkan merubah pandangan dunia akan suatu hal. Bahkan dalam keluarga sendiripun, anak indigo ini dapat merasakan bahwa mereka adalah anak yang spesial.

Sulit Beradaptasi Dengan Lingkungan, Karena merasa memiliki kemampuan yang khusus, membuat anak indigo melihat dapat melihat segala sesuatu dari sisi yang lain, tidak seperti anak normal. Kemampuan khusus ini membuat anak indigo menjadi suliat bergaul dengan anak-anak normal. Anak-anak normal yang tidak terbiasa dengan anak indigo akan merasa risih dan terganggu bila berada dengan anak indigo ini. Seperti di sekolah, ketika anak-anak normal dapat bergaul dengan mudah dengan anak normal lainya, anak indigo akan memilih untuk menyendiri.

Memiliki Pandangan Mata Tajam, Sudah jelas bahwa anak indigo memiliki pandangan mata yang tidak biasa dengan orang normal. Mereka dapat melihat sesuatu yang orang normal tidak dapat lihat. Anak indigo biasanya juga dapat melilhat kepribadian orang secara mendalam. Hanya dengan melihat, anak indigo dapat langsung mengetahui apakah orang tersebut baik atau jahat, yang dibicarakan orang apakah itu jujur atau bohong. Tidak seperti orang lain yang mengetahui karakter orang lain dengan cara bertanya, anak indigo sama sekali tidak memerlukan percakapan seperti itu untuk bisa menebak karakter seseorang.

Sering Merasakan Stress, Stress menjadi hal yang biasa dialami oleh anak indigo. Hal ini disebabkan karena mereka tidak seperti orang pada normalnya. Selalu memikirkan hal-hal yang tidak biasa juga dapat membuat anak indigo sering mengalami stress. Biasanya anak indigo hanya dapat bergaul dengan baik dengan sesama anak indigo juga. Hal tersebut disebabkan karena anak indigo dengan mudah mengerti satu dengan yang lainnya. 

Emosional, Kebanyakan anak indigo memiliki emosi yang tidak stabil. Sangat mudah berubah-ubah setiap waktu sehingga kebanyakan orang normal melihat anak indigo sebagai orang yang temperamen. Tingkat emosional dan sensitifitas yang berbeda dengan kebanyakan orang terkadang membuat anak indigo dapat merasakan perasaan yang aneh di suatu tempat. Anak indigo juga sering merasa tidak nyaman bila berada di tempat yang bersuara keras seperti di konser atau bioskop.

Ular Bersisik Emas Di Makam Kyai Lampah


Siluman ular itu jarang menampakkan diri selain kepada mereka yang sedang beruntung ziarah di pesantrean sesepuh penanggung jawab Desa Denasri Kulon, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini. 

Mereka yang pernah bertemu ular kajiman tersebut pengakuannya tidak sama tentang besar ukuran tubuh. Kadang kelihatan sebesar batang pohon kelapa, ada juga terlihat sekecil jempol kaki. Namun yang pasti berkulit emas mengkilau. Ular naga di semua kerajaan era dulu adalah simbol dari sebuah kebijaksanaan dan keagungan. Maka tak aneh pula kiranya bila para peziarah berburu pangkat, derajat, serta kemuliaan hidup. 

Kepala desa yang pernah menjabat di Desa Denasri Kulon, sangat memperhatikan kelestarian dari petilasan ini. Seperti misalnya Pak Kabulah. Saat masa pencalonan sebagai Kades, terlebih dulu topo broto, di makam Kyai Lampah, di samping tentunya lelaku- Ielaku berat lainnya. Untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin desa tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain calon pesaing juga tak sedikit rumitnya mengatur strategi untuk menang. Pak Kabulah lahir dari keluarga sederhana dan bersahaja, tidak begitu melimpah harta bendanya. Salah satu cara pendekatan ke semua warga berupa dana pembangunan maupun lainnya, di banding balon (bakal calon) atau rival sedesanya. Di prediksi pengumpulan suara nantinya cukup berada di urutan ketiga dari tiga peserta. 


Selain pendanaan besar juga ada peran paranormal yang membantu menyukseskan lewat jalur supranatural. Dari saran orang tua, Pak Kabulah tirakat di makam Mbah Lampah, beda dengan rival lain yang lebih mengandalkan kekuatan bantuan secara magis. Dingin malam hujan, serta embun menyelimuti pusara tak menyurutkan tekad bulat Pak Kabulah. Tak Ada rasa takut pada setan atau makhluk halus melainkan hanya takut akan kuasa Tuhan Sang Pencipta Alam. 

"Pak Kabulah itu kepala desa yang pernah tirakat di makam Kyai Lampah ini dan hajatnyapun berhasil. Sedikit banyak beliau juga yang memprakarsai pembangunan cungkup yang bertahap. Baik dari dana pribadi, swadaya masyarakat, atau bantuan peziarah," tutur Pak Ganip, warga yang tinggal tak jauh dari makam. 

Pusara Kyai Lampah di hiasi porselin warna dasar putih polos. Tak ada yang berani menebang pohon Laban berdampingan dengan nisan. Karena sewaktu awal pembangunan seorang tukang batu yang tak sengaja menaruh sabit di tancapkan ke batang pohon dan mengeluarkan sedikit darah merah. Setelah itu disepakati bahwa pohon menjadi penaung pesarean dari zaman dulu itu tidak di tebang. 

Cungkup berkeliling mori putih pada bagian atapnya menyatu utuh dengan pohon laban. Sampai tiga generasi pembangunan terus berlanjut sampai tertata indah, karena dalam kurun itu pula tampuk kepemimpinan desa di jabat oleh anak dan cucu dari Pak Kabulah. Mereka juga menempuh jalan spiritual sama seperti yang di jalani pendahulunya. 

Yang menambahkan pembangunan atap tersebut cucu Pak Kabulah yang juga menjabat kepala desa Denasri Kulon. Dulu juga lelaku disini. Keluarga mereka memang sangat peduli dengan Mbah Lampah. Mungkin doa restu Kyai juga menyertai kesuksessan mereka. "Buktinya dalam pergantian mereka menyumbangkan tiga nama," ujar Pak Ganip sambil menunjuk atap cungkup makam. 

Jelang malam Jumat Kliwon umumnya hanya terlihat peziarah, baik dari kalangan umum, atau juga rombongan para santri membawa kitab suci di areal makam kuno Mbah Kyai Lampah. Sedangkan untuk mencari jati diri sosok Kyai Lampah memang sampai saat ini belum dapat diketahui pasti asal usulnya. Hingga kini masih banyak berdatangan kalangan-kalangan mistik ahli makam yang mencoba menguak tabir Misteri sosok Kyai Lampah. Beberapa masyarakat hanya meyakini kalau Kyai Lampah ini adalah seorang pengembara yang berasal dari Brang Wetan. 

Di mungkinkan juga berasal dari daerah Lamongan, Jawa Timur. Yang memang banyak peninggalan-peninggalan dari berbagai tokoh Brang Wetan yang tersebar di Batang. Makanya ada juga yang berpendapat kalau orang dari timur merantau ke kawasan Batang banyak berhasilnya. Contoh terkecil banyak orang-orang dari Jawa Timur yang membuka warung Lamongan di sepanjang Batang. Di samping juga karena keuletan bekerja yang akhirnya meningkatnya taraf hidup mereka.

Sengkolo Jodoh dan Rejeki


Banyak sekali jenis sengkolo yang bisa menjadi penyebab kesulitan hidup seseorang dari sulit jodoh sampai sulit mendapat keturunan. Penyebabnya pun bermacam- macam. Sedikitnya ada 26 jenis sengkolo. Ada yang karena perbuatannya sendiri, namun ada juga merupakan keturunan. Istilahnya dosa warisan. 

Seperti apa sengkolo yang timbul akibat perbuatan sendiri? Sengkolo Growong adalah sengkolo yang timbul karena menggugurkan kandungan. Sengkolo jenis ini termasuk yang paling berat karena menutup pintu rejeki dan kebahagiaan. Seseorang yang terkena sengkolo Growong harus diruwat hingga tiga kali sebelum terbebas dari kesialan. 



Selain dilarang agama, menggugurkan kandungan sama saja dengan membunuh manusia yang tidak berdosa. "Jika itu dilakukan, dirinya akan terkena sengkolo Growong yang hanya bisa dibuang melalui ruwat khusus sebanyak tiga kali," ujar Ki M. Sunandar yang tinggal di Jakarta. 

Mengapa harus tiga kali? Ritual buang sengkolo yang pertama hanya bisa membersihkan bagian luar. Setelah melakukan ruwat pertama, dia baru terbebas dari selubung kerejekian yang menutupi dirinya. Ritual kedua untuk menghubungkan kembali jalinan batiniah antara dirinya dengan jabang bayi yang dibuangnya. 

"Sedangkan ritual ketiga untuk membersihkan atau membuang sengkolo ikutan yang terjadi akibat perbuatannya itu," terang Ki Nandar- sapaan akrab paranormal yang mengaku sudah puluhan kali melakukan ruwatan baik sendiri-sendiri maupun massal. 

Sengkolo lain yang ditimbulkan akibat perbuatannya sendiri adalah sengkolo Cleret Timbal. sengkolo jenis ini timbul akibat sering memaki orang dan menghina orang lain. Sebab orang yang dihina biasanya akan marah. Jika pun tidak dikeluarkan (balas menghina), maka dia akan menyimpannya dalam hati dan selalu mengingatkan dalam doa. 

Ingat doa orang yang teraniaya, yang terhina, sangat mungkin diijabah oleh Allah SWT. Jika itu terjadi, maka orang yang telah menghinanya akan mendapat balasan yang sangat pedih. "Untuk membuangnya, selain harus memohon ampun pada Allah SWT, juga harus melakukan ruwat agar sengkolo yang sempat menempel dalam dirinya hanyut saat dilarung," kata Ki Nandar lagi. 

Sengkolo yang umum adalah adalah Khantong Lawe. Orang yang mengindap sengkolo jenis ini biasanya susah menabung. Berapa pun uang yang dimiliki, dalam sekejap akan habis. 
"Mungkin dia tidak boros. Tapi kebutuhan selalu ada. Misalnya, tiba-tiba sakit, orang tua atau anaknya kena masalah dan hal-hal lain yang membuat dia harus mengeluarkan uang di luar kebutuhan rutin," beber Ki Nandar 
Dalam diri manusia bisa saja terdapat dua tiga sengkolo sekaligus. Cara meruwatnya pun tidak sama. Misalnya ruwat sengkolo Growong dengan ruwat Kanthong Lawe. 

"Ibarat sakit, kita harus minum obat yang tepat. Obat sakit kepala tentu tidak cocok untuk menyembuhkan asma atau penyakit lambung. Demikian juga ruwatan. Harus disesuaikan dengan kebutuhannya," pungkas Ki Nandar seraya berpesan kepada pembaca Misteri agar jangan mudah percaya pada seseorang yang memvonis kita terkena sengkolo. 
Sebab seperti halnya penyakit hanya dokter yang bisa mendeteksinya, maka untuk bisa mengetahui apakah kita terkena sengkolo atau tidak haruslah konsultasi dengan ahlinya. 

Selain tiga sengkolo yang sudah dibahas di atas, masih banyak jenis sengkolo lainnya. sedikitnya ada 26 jenis sengkolo yang kita kenal. Sebagian nama-nama sengkolo itu diambil dari sejarah pewayangan Jawa seperti dalam cerita asal usul dari ruwatan. Berikut dibawah ini akan dijelaskan 26 jenis sengkolo dalam ruwatan. 

Kebo Kemale
Jenis Sengkolo yang pertama adalah Sengkolo Kemala. Orang yang memiliki jenis sengkolo ini dalam hidupnya akan selalu sulit dalam mencari pasangan hidup atau jodoh. Biarpun dapat pasti akan selalu kandas di tengah jalan. 

Bahu Laweyan
orang yang memiliki sengkolo ini maka pasangan hidupnya akan menemui celaka setelah menjadi suami atau istrinya. Jadi dampak dari sengkolo ini akan diterima pasangannya. 

Growong
sengkolo yang timbul akibat menggugurkan kandungan ini membawa dampak sangat luar biasa. Sebab siapapun yang terkena sengkolo Growong dipastikan akan susah hidupnya karena jalan rejekinya tertutup. 

Jomplong
Orang yang terkena sengkolo ini dalam hidupnya akan selalu ditimpa sakit atau masalah kesehatan dalam hidupnya yang tak kunjung sembuh. 

Cluwak Bodhes
Orang yang terkena sengkolo ini dalam kehidupannya dengan pasangannya akan selalu bentrok dan bertengkar terus. Mereka tidak akan pernah akur sampai sengkolo ini dibuang. 

Sambit Kebul
Orang yang terkena sengkolo ini akan selalu tertimpa musibah dalam usaha dan bisnisnya. Dia akan selalu putus ditengah jalan dan bahkan bangkrut berkali-kali walau terus berusaha membangun usaha baru. 

Cekal Kendir
Pada sengkolo ini akan berdampak berupa kariernya selalu macet, jabatan tidak pernah naik, meskipun sudah lama mengabdi dalam pekenaannya. 

Gotro Patri
Orang yang terkena sengkolo ini didalam hidupnya akan selalu sulit dalam memperoleh kelancaran rezeki, meskipun dia sudah bekerja keras tetap tidak akan kelihatan hasilnya. 

Khantong Lawe
Orang yang terkena sengkolo ini tidak akan pernah bisa menyimpan uang. Sehingga uang hasil jerih payahnya tidak terlihat. Orang dengan sengkolo ini cenderung senang berfoya-foya dan terkadang memiliki banyak hutang. 

Gandring Bumi
Sengkolo ini diakibatkan karena rumah yang ditempati tidak cocok sehingga mengakibatkan usaha dirumahnya selalu gagal. Jadi jalan keluarnya adalah pindah rumah atau melakukan ruwatan rumah tersebut. 

Ruwing 
Sengkolo satu ini diakibatkan karena mendapat karma dari orang tuanya. Sehingga dalam hidupnya dia selalu mendapat sial yang terus menerus sebelum dimafkan oleh orang tuanya. 

Rerewo Bedes 
Pada jenis sengkala ini diakibatkan oleh hasil dari ingkar janji yang pernah diucapkan. Jadi kesialannya diakibatkan dari janji yang tidak ditepati, bisa dibilang semacam karma karena ingkar janji. 

Bandorsan 
Ini adalah sengkolo yang dalam hidupnya selalu kurang beruntung karena kutukan dari sang ibunda yang telah di durhakainya. 

Jeblak 
Sengkolo yang diakibatkan kutukan dari ayah, sehingga hidupnya akan selalu menemui kegagalan terus dalam segala hal. 

Cluring 
Sengkolo yang dapat membuat orang selalu gagal dalam usaha dan selalu dibarengi sakit-sakitan sehingga dalam hidupnya selalu kurang beruntung. 

Sri Ganting 
Sengkolo pada orang yang sering mengalami penolakan dalam hal cinta. Sehingga mengakibatkan dirinya terlambat atau membutuhkan waktu lebih untuk dapat menikah. 

Blunuk Glantar 
Sengkolo ini mengakibatkan hidup seseorang merana dan menderita karena cinta yang tidak pernah kesampaian. 

Blorong 
Sengkolo ini mengakibatkan orang mendapat pekerjaan yang tidak berkah. Hal ini dikarenakan tidak sesuai hati tapi di jalani tau terpaksa. 

Gombak Gimbil 
Orang yang terkena sengkolo ini tidak pernah beruntung sama sekali karena penampilan dalam hidupnya sehari-hari. Jadi orang yang memiliki sengkolo ini selalu terlihat biasa saja walau berusaha berpenampilan menarik. Hal ini karena aura inner beuty dalam dirinya telah meredup. 

Ganas Pati 
Sengkolo ini menyebabkan orang selalu mendapati kesialan dalam hidup seperti selalu mendapat kecelakaan. 

Borong Cokro 
Sengkolo ini mengakibatkan orang selalu mendapati kesialan karena mengingkari nazar yang pernah diucapkannya. 

Cleret Timbal 
Kesialan yang di akibatkan dari perbuatannya sendiri. Semisal sering mencaci orang, memaki orang dan menghina orang lain. Sehingga suatu saat dia mendaptkan balasan atas apa yang telah dia perbuat sebelumnya. 

Gendrung Bedes 
Sengkolo yang di hasilkan dari perbuatan maksiat terlarangseperti anak dengan ayah atau ibunya 

Blangkong Suji 
Sengkolo ini mengakibatkan hidupnya tidak akan tenang karena pernah membunuh seseorang. 

Dewi Sri 
Sengkolo ini mengakibatkan kesulitan dalam memperoleh sandang pangan karena dalam hidupnya selalu membuang atau menyianyiakan makanan yang telah didapatkannya. 

Birowo 
Sengkolo yang terakhir ini menjelaskan Orang yang selalu sial dalam hidupnya. Hal dikarenakan kutukan atau sabda dari orang sakti, tokoh agama seperti wali, kyai dan sejenisnya. 

Kita harus percaya apa yang terjadi dan kita alami sepenuhnya kehendak Tuhan. Bisa saja berbagai kendala dan musibah itu sebagai ujian- bagian dari proses, agar diri kita bisa naik kelas, menjadi manusia yang sabar dan mawas diri. Bisa juga sebagai peringatan agar kita segera memperbaiki diri karena selama ini tingkah laku maupun tutur kata kita telah menyakitkan bahkan merugikan orang lain. 

Namun tidak ada salahnya juga andai kita memaknai berbagai musibah dan kendala yang ada sebagai bagian untuk intropeksi diri. Melihat ke dalam diri kita karena barangkali ada aura negatif atau sengkolo dalam diri kita. 

Sengkolo bukan hanya melulu datang dari perbuatan kita, namun bisa juga akibat perbuatan orang tua kita. Misalnya karena dulu orang tua kita melakukan perbuatan yang tercela dan dosanya ikut terbawa dalam diri kita. Atau bisa juga kerana sumpah serapah orang lain yang marah karena tingkah laku orang tua kita.   

Kisah Misteri : Jin Penunggu Kampung Pilang Tonggoh


Benda Bertuah. Seperti terjadi belum lama ini di Kampung Pilang Tonggoh Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, warga hangat membicarakan munculnya makhluk halus di sebuah area kebun kosong. Makhluk Ielembut yang tidak kasat mata tersebut diduga adalah sebangsa jin yang Iazim disebut genderuwo. Beberapa warga di sana menyebutkan, penghuni kebun kosong itu bukan hanya genderuwo tetapi juga hantu perempuan sebangsa kuntilanak.


"Dulu kampung ini masih berupa kebun bambu. Jadi tidak aneh kalau sampai sekarang masih banyak bergentayangan dedemit," ujar Pak Gesang, 48 tahun, warga setempat. 

Meski ia mengaku belum pernah memergoki Iangsung wujud makhluk halus tersebut, namun dalam beberapa kejadian dirinya pernah diusili oleh makhluk alam astral yang ada di kampung tempat tinggalnya. 

Hal serupa diungkapkan oleh Pak Iyan, 50 tahun, seorang guru sekolah dasar (SD) yang mengontrak rumah di Kampung Pilang Tonggoh. Sebuah fenomena aneh pernah ia pergoki di area kebun kosong yang tidak jauh dari rumah kontrakkannya. Pemandangan tidak Iazim itu hampir membuatnya lari ketakutan, karena seumur hidupnya baru sekali itu ia melihat sosok hantu seperti yang digambarkan dalam fiim-fiim horor. 

"Suatu malam saya membakar sampah di kebun kosong dekat rumah. Eh, tiba-tiba pohon petai cina di depan saya dahannya meliuk-liuk seperti ditiup angin," kata Pak Iyan seraya menyebutkan, pada saat itu sesungguhnya tidak ada angin yang bertiup. Malam pun sedang bercuaca bagus karena rembulan di langit sedan bersinar terang. 

Meliuk-liuknya dahan pohon petai cina tadi, lanjut Pak Iyan, disusul oleh mewujudnya sesosok makhluk berukuran tubuh tidak Iazim. Dari jarak kurang dari 10 meter dengan jelas sekali ia melihat sosok tinggi besar, badan warna hitam Iegam ditumbuhi bulu-bulu kasar, mata melotot penuh amarah. dan mulut yang menyeringai dengan empat buah taring panjang. 

"Sungguh sangat takut sekali saat melihat sosok hantu itu. Saya ingin Iari tetapi kaki rasanya rekat di tanah seperti dilem kuat sekali," sambung Pak iyan. 

Ia merasa beruntung penampakan dedemit itu hanya berlangsung beberapa menit sebelum akhirnya sosok mengerikan itu hilang begitu saja seperti di sapu angin malam. 

Apa yang dialami oleh Pak Iyan sepertinya dimaklumi oleh Pak Gesang. Pasalnya pria beranak dua yang telah belasan tahun tinggal di kampung itu berkenan menunjukkan beberapa titik di sekitar area kebun kosong yang diduga sebagai tempat mukim hantu atau jin. Salah satu titik berada tepat di belakang rumah yang ia tinggali. 

Dulu di sana pernah tumbuh sebatang pohon melinjo yang menjulang tinggi melebihi atap rumah. Pohon melinjo tersebut merupakan satu-satunya pohon keras yang tumbuh di area sekitar yang padat ditumbuhi rimbunnya pohon bambu. 

Suatu ketika Pak Gesang pulang malam dari bengkel tempatnya bekerja. Sepanjang perjalanan pulang ia sama sekali tidak berfirasat buruk. Namun ketika sepeda motor yang ia tumpangi mendadak mati mesin, mulai timbul firasat yang tidak wajar. Dan firasat buruk itu benar terjadi manakala sepeda motornya yang mogok didorong berhenti beberapa belas meter dari pohon melinjo. 

"Ketika sepeda motor yang mogok saya dorong sampai ke dekat pohon (melinjo) itu, tiba-tiba saya melihat sesosok pria tengah berdiri di sana sambil merokok. Laki-laki itu mengenakan baju semacam komprang warna gelap, tetapi wajahnya tidak begitu jelas kelihatan," kenang Pak Gesang pada kejadian tahun 2008 silam yang dialaminya. 

Ia pria itu merupakan sosok hantu yang menghuni pohon melinjo. Buktinya dua tahun kemudian, 2010-an, ketika pohon melinjo tersebut ditebang Pak Gesang tidak lagi memergoki penampakan hantu yang bisa membuat bulu kuduk meremang di sana. Mungkin hantu itu mengungsi ke tempat lain karena rumahnya ditebang oleh pemilik kebun. 

Merasa penasaran oleh cerita Pak Gesang, Pak Iyan, maupun warga lainnya, saya pun coba menyambangi kebun kosong di Kampung Pilang Tonggoh. Ditemani seorang teman bernama Mbak Novi- panggil saja begitu namanya- saya datang ke kebun kosong tersebut. Kebetulan sekali Pak Gasan dan Pak iyan sedang ada di rumah, sehingga mereka bisa ikut Mbak Novi melakukan investigasi supranatural di sana. 

Rupanya apa yang jadi buah bibir penduduk di sana memang tidak begitu salah. Karena dari hasil kontemplasi yang dilakukan oleh Mbak Novi, di sekitar area kebun kosong terdapat sejumlah makhluk halus. Meski tidak disebutkan sosok hantu macam apa saja yang ada di kebun kosong itu, Mbak Novi menunjuk sebuah sumur milik warga yang berdasarkan penglihatan mata batinnya dihuni oleh sesosok jin. Melalui komunikasi gaib jin itu mengaku telah mukim di tempat tersebut sejak sebelum penghuni rumah membuat sumur. 

"Kenapa kamu tidak pindah ke tempat lain?" tanya Mbak Novi pada sosok yang sama sekali tidak bisa dilihat oleh saya. Pak Gesang, maupun Pak Iyan. 

"Bagaimana kalau sekarang kamu saya pindahkan ke tempat lain? Kamu bisa saya pindahkan ke laut atau ke sungai supaya lebih enak. Tempat kamu lebih cocok di sana daripada di tengah-tengah rumah warga," kata Mbak Novi seperti menjawab keengganan si makhluk halus untuk menyingkir dari sana. 

Usai berkomunikasi dengan jin penghuni sumur yang terbilang berusia tua itu, Mbak Novi pindah ke area belakang rumah milik Pak Gesang. Kontak batin antara Mbak Novi dengan makhluk halus penghuni dunia astral kembali dibuka. Melalui kemampuan spiritual yang dimiliki oleh Mbak Novi, di tempat itu ada sebuah lahan kecil yang ditumbuhi pohon pisang. Tidak jauh dari kebun itu berdiri sebuah mushola yang biasa digunakan oleh warga setempat untuk bersembahyang. 

Kuntilanak adalah salah satu makhluk halus yang disebut oleh Mbak Novi tinggal di tempat itu. Hantu yang digambarkan berupa sosok perempuan dengan bayi yang tidak pernah lepas dari gendongannya itu juga bersikeras tidak mau pindah dari sana. Si kuntilanak mengaku betah tinggal di tempat itu karena di sana ada kolam ikan lele milik salah satu warga. 

Di atas kolam itu dia mengaku sering bermain sambil memomong bayinya dan menikmati kecipak ikan lele didalam kolam. Bahkan ikan-ikan itu juga merupakan "menu istimewa" yang biasa dimakan oleh si kuntilanak. Benarkah demikian? wallahu a'lam. 

Pada bagian lain dedemit perempuan itu mengaku tidak pernah mengusili warga sekitar. Kalau pun suatu ketika ia menampakan wujudnya sebagai hantu hanya kepada orang-orang tertentu saja. Orang yang paling sering ditakut-takuti olehnya adalah mereka yang sedang kosong jiwanya atau melamun. 

Selain itu si kuntilanak itu juga mengaku betah tinggal di tempat tesebut karena ada salah satu warga yang kerap melakukan ritual "ujub-ujub" yaitu membuat sesajen sambil membakar kemenyan atau dupa. Biasanya ritual dilakukan warga tersebut pada hari-hari tertentu terutama malam Jum'at. Menurut pandangan Mbak Novi, sesajen, dupa atau kemenyan merupakan makanan yang paling disukai oleh bangsa lelembut. 

Dalam konteks ini ia sangat menyayangkan jika hingga sekarang masih ada orang yang membakar dupa atau kemenyan dan membuat ritual ujub- ujub. "Islam sama sekali tidak mengenal ritual-ritual seperti itu. Mas," kata Mbak Novi sambil menyebutkan bahwa perilaku demikian bisa menyeret akidah seseorang menjadi sesat. 

Malam semakin menebar rasa dingin di badan. Beberapa gelas white coffe yang disuguhkan oleh Ibu Yuli, tetangga Pak Iyan dan Pak Gesang, tidak mampu mengusir rasa dingin. Maka setelah sedikit berbasa-basi dengan pemilik rumah sekaligus guide, kami pun pamit pulang. 

"Sebelum menyalakan motor saya berbisik kepada Mbak Novi, "Saya numpang tidur di rumah Mbak, ya? Soalnya saya takut kuntilanak tadi ikut pulang ke rumah!" 

Perempuan muda beranak satu yang disebut orang janda kembang dan masih sengkil' itu cuma menjawab pendek, "Wah, celaka...!" Entah, apa maksudnya.

Kisah Misteri : Susuk Pemikat


Susuk biasanya ada berupa mas bebentuk bulat kecil yang ditanam kedalam tubuh dengan bantuan mantra mantra yang kegunaannya beragam yang pasti untuk menambah kecantikan, biar kelihatan muda dan segar, biar montok dan lain-lain pergantung dari permintaan dari yang ingin memasang susuk (bukan susuk untuk KB ya) dan kebanyakan yang menggunakannya adalah wanita yang tidak percaya diri pada jaman dahulu. 

Jadi jika wanita zaman dulu tersebut memasang susuk ini pada badannya, maka makanan yang paling ditakutinya yaitu : 
Sayur daun kilo/kelor , jangankan memakannya menyentuh daun itu saja mereka sudah tidak berani , karena takut khasiat susuk yang ada dalam badan mereka luntur dan tak manjur lagi.
Sate, juga makanan yang paling ditakuti orang yang punya susuk , karena jika harus makan sate mereka tidak boleh memakan daging sate itu langsung dari lidi satenya, harus dicabut dulu, jika melanggar maka khasiat susuk dalam tubuh mereka akan hilang dalam sekejab.

Mengenal Susuk Pemikat 
Susuk Sebagai Alat Pemikat Yang cukup dikenal di kalangan masyarakat adalah pemasangan susuk. Bagi sebagian orang, susuk dipercaya dapat membuat aura tubuh menjadi bersinar dan bisa mendatangkan keuntungan. Di zaman yang serba modern seperti sekarang, dunia supranatural kenyataannya juga ikut berkembang. Bahkan, masih banyak orang yang mengikatkan diri ke dalam dunia penuh Misteri itu. Termasuk mereka yang percaya pada kekuatan susuk. 

Susuk, pada umumnya merujuk pada benda-benda tertentu yang dimasukkan ke dalam bagian tubuh. Tujuannya macam macam. Pada intinya, susuk merupakan media yang dipercaya bisa memuluskan keinginan dari penggunanya, seperti bertambah cantik, semakin dikasihi, atau bertambah berani. Kehadiran susuk sebagai yang dipercaya mendatangkan aneka kelebihan, tentu saja mengundang sejumlah kontroversi. 

Banyak ulama serta pemuka agama bahkan mengharamkannya, karena melibatkan golongan gaib dari kelompok setan ke dalam tubuh. Penggunaan susuk juga bisa beresiko mempengaruhi seseorang lebih percaya pada materi tertentu dibandingkan kepada sang pencipta. Hal ini juga yang membuat banyak orang yang tidak mau bersentuhan dengan penggunaan susuk. Apalagi pemasangannya sangat kental bernuansa magis. 

Di sisi lain, ada pula yang menganggap penggunaan susuk wajar saja. Tentu saja, beragam resiko, khususnya berkaitan dengan aturan agama, harus ditanggung sendiri oleh sang pengguna susuk. Penggunaan susuk sebagai semacam perantara untuk memuluskan keinginan manusia, memang cukup sulit dibuktikan dengan logika. Apalagi bila penggunaan susuk dibarengi sejumlah prasyarat, seperti berpantang makanan tertentu atau tidak boleh lewat ke tempat tertentu. 

Iming – iming khasiat yang jitu bagi pengguna susuk, membuat susuk dianggap cara yang efektif sebagai cara untuk memuluskan harapan. Apalagi, kepercayaan diri kaum hawa yang kebanyakan terletak pada fisik belaka. Ini membuat susuk semakin laris manis. Para pemasang susuk pun mengaku kebanyakan didatangi perempuan, meski ada pula kaum lelaki yang percaya pada kekuatan gaib satu ini. Mereka berasal dari kalangan artis, model, hingga pejabat. Bahkan, kaum pekerja seks juga banyak yang percaya pada khasiat susuk sebagai pemikat. 

Secara logika,sulit untuk menggambarkan bagaimana benda kecil yang dimasukkan ke dalam tubuh itu punya khasiat yang begitu besar. Namun, mereka yang menggunakan susuk, toh.. Tetap teguh pada keyakinannya, khususnya kaum penjaja cinta yang mengandalkan fisik sebagai pemikat. 

Meski pemakaian susuk mengundang kontroversial, khususnya dari sudut pandang agama, tetapi hal yang satu ini masih tetap banyak digunakan, terutama oleh kaum hawa. Selain ingin terlihat cantik berseri, ada pula yang menggunakan susuk untuk pemikat. Susuk sebagai pemikat, cukup populer di kalangan pekerja seks. Mereka merasa tambah percaya diri dalam menggaet pelanggannya, meskipun diharuskan mematuhi aneka pantangan. 

Kaum pekerja seks merupakan pasar potensial terkait pemasangan susuk. Alasannya cukup sederhana dan terkesan jangka pendek. Yaitu, untuk memikat kaum hidung belang dengan mudah. Sahabat Togelbbm.com kelompok pekerja seks komersial yang satu ini bahkan tidak ragu menambah jumlah susuk yang dipasangkan ke bagian tubuhnya, termasuk ke area paling pribadi sekalipun. Kelompok pekerja seks menganggap pemasangan susuk lebih ekonomis, kendati biaya pemasangan setiap susuk rata – rata lebih dari 300 ribu rupiah. Alasannya, susuk lebih praktis dan lebih berkhasiat dibandingkan bila mempercantik diri lewat salon – salon kecantikan. 

Susuk, pada dasarnya semakin memicu rasa percaya diri di kalangan penjaja cinta. Mendapatkan uang dengan segala cara membuat mereka lupa bahwa pada dasarnya setiap manusia punya daya tarik sendiri yang khas dan berbeda dengan orang lain. 

Sehingga, bisa jadi, para lelaki yang terpikat oleh daya tarik pekerja seks bukanlah karena memakai susuk. Tetapi justru karena sikap para pekerja seks itu semakin mengundang para penikmat kesenangan sesaat yang semu. Lalu, bagaimana mendapatkan susuk itu ?? Bagaimana memasangkannya ? Banyak cara yang dilakukan orang untuk mendapat susuk. Selain mendatangi paranormal yang sudah dikenal luas dari mulut ke mulut, di jaman sekarang ini sudah banyak pula yang memasang iklan di media massa terkait pemasangan susuk. Sehingga, orang yang masih percaya akan kekuatan mistik, bisa memanfaatkannya dengan relatif mudah. Kelompok pemburu susuk, memang rela menempuh segala cara untuk mencari orang – orang ahli memasangkan susuk. 

Iklan mengenai pemasangan susuk menjadi salah satu cara untuk bisa berhubungan dengan para pemasang susuk. Bukan dengan menghubungi via telepon saja, pemburu susuk juga rela menempuh perjalanan yang relatif jauh hanya untuk mendapatkan materi yang dia inginkan, termasuk ke daerah pedesaan. Tentu saja, buat pemburu susuk, pengorbanan itu tidak sia – sia. 

Di kawasan pedesaan seperti yang di telusuri di sebuah desa di daerah Jawa Barat, sosok pemasang susuk tampak berbeda dengan kelompok paranormal. Pemasang susuk ini hadir dengan sosok yang agamis, kendati ritual yang digunakan untuk pemasangan susuk masih lekat dengan dunia mistis. 

Di sisi lain, paranormal tampaknya terus mengembangkan ilmu mistik terkait pemasangan susuk ini. Misalnya saja, semakin menghilangkan pantangan yang biasa ditetapkan bagi para pengguna susuk. Selain itu, susuk tidak lagi hanya berupa penanaman materi tertentu seperti dari unsur logam, bahan galian atau organic, tetapi berupa transfer energi positif. Persaingan di kalangan penggelut dunia supranatural memang semakin ketat pula. Sehingga, mereka pun berlomba menghadirkan aneka penemuan terbaru tentang hal – hal yang berbau mistis tersebut. 

Tentu saja, sulit menentukan yang paling handal dan paling akurat. Semuanya memang diliputi Misteri yang sulit diterima oleh logika umumnya, apalagi jika disandingkan dengan ajaran agama. Terlebih banyak pemilik susuk justru terjerumus pada kehidupan yang tidak menentu, seperti kurang menghormati ikatan percintaan dan memudahkan kawin cerai, karena beranggapan cinta begitu mudahnya untuk diraih. Percaya atau tidak pada kekuatan gaib itu. Yang terpenting, sebaiknya hal itu tidak disalahgunakan untuk hal – hal yang merugikan.

KISAH MISTERI : Dikejar Jin Pesugihan Gunung Halimun


"TOLONG.... Tolong jangan bunuh aku, aku tidak bersalah. Aku tidak tahu kau siapa!" Hadi berteriak-teriak mengejutkan seisi rumahnya. Anak sulung pasangan Sukarta dan Solehah yang baru berumur 18 tahun ini kembali kumat. Sudah lebih 3 bulan Hadi menderita penyakit yang tak jelas penyebabnya. Dokter mendiagnosa Hadi sakit panas tinggi hingga ia kerap berhalusinasi. itu memang wajar, karena setiap kali penyakitnya kumat sekujur tubuh Hadi basah kuyup oleh keringat. 

Namun yang membuat seluruh keluarga Hadi tak mengerti. setiap kail penyakitnya kumat wajah Hadi seperti menampakan ketakutan yang teramat sangat. Hadi seperti tengah dikejar-kejar setan, ia selalu berteriak- teriak ketakutan dan minta tolong. Dari teriakannya itu, orang-orang mengira Hadi tengah berurusan dengan makhluk halus yang tak nampak oleh orang lain di sekitar Hadi. Malam itu penyakit Hadi kembali kumat. Dan seperti malam-malam sebelumnya Hadi berteriak-teriak menakutkan. Di atas tempat tidurnya Hadi meronta sambil terus berteriak minta tolong. Ayah dan ibunya berusaha menolong dengan memegang tangan dan kaki Hadi. Ia seperti tengah disiksa oleh makhluk halus yang tak terlihat oleh orang tua Hadi dan adik-adiknya yang menyaksikan peristiwa itu. Saat peristiwa ini terjadi, wajah Hadi berubah pucat pasi. Bola mata yang hitam seperti tak nampak menjadi coklat samar dengan putihnya. Tangan dan kakinya memukul dan menendang tanpa arah. Kesadaran Hadi sepenuhnya hilang, ia tak bisa melihat keberadaan orang-orang.

Setengah jam kemudian Hadi berhenti berteriak dan meronta, ia kembali sadar. Tubuhnya yang basah oleh keringat tampak lunglai seperti tak bertenaga. Bola matanya pun kembali menampakan warna hitam yang melingkar di tengah. Hadi bisa mengenali orang-orang yang berada di sekitarnya. "Kamu kenapa nak, ceritakan pada kami agar kami bisa membantumu?" Tanya Solehah dengan berurai air mata. "Hadi tidak tahu lbu. Memangnya Hadi kumat lagi?" Hadi balik bertanya seperti tak mengetahui apa yang telah terjadi dengannya. "Iya nak, kamu kembali berteriak-teriak minta tolong seperti dikejar-kejar setan. Ibu takut terjadi apa-apa atas dirimu nak. Katakan pada ibu kamu kenapa?" Tanya Solehah lagi. Tapi Hadi memang tak menyadari apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Semua yang dilakukannya seperti dalam mimpi. Esoknya, Hadi dibawa berobat ke sebuah pesantren di Cianjur, Jawa Barat. Menurut petunjuk tetangga, pondok pesantren itu dipimpin oleh seorang Kyai yang memiliki ilmu hikmah tinggi. Mungkin dengan cara seperti itu, penyakit yang dialami Hadi bisa disembuhkan. Karena orang-orang menilai penyakit Hadi bukanlah penyakit medis yang harus disembuhkan oleh dokter. 

Sore harinya, mereka tiba di pondok pesantren itu. Kyai Fauzi menyambut tamu- tamunya dan mempersilahkan duduk di ruangan tamu. Seperti biasa orang tua yang penuh wibawa ini selalu ramah pada setiap tamunya. Keramahan dengan wibawa yang amat besar itu terpancar dari raut wajahnya yang penuh senyum. 

"Ada apa ini, saya kaget kedatangan tamu dari jauh?" kyai Fauzi membuka percakapan dengan pertanyaan.. 

"Kami dari Jakarta pak Kyai, Ini istri dan anak-anak saya. Kami ke sini mau minta tolong kyai untuk melihat keadaan anak saya Hadi," jelas Pak Karta sambil menoleh pada Hadi. 

"Oh. nak Hadi sakit apa ya?" Tanya kyai Fauzi kemudian. 

Lalu pak Karta menjelaskan panjang lebar tentang penyakit yang diderita Hadi. Sudah 3 bulan ini Hadi mengigau dalam tidurnya. Tapi igauan itu seperti nyata terjadi di alam lain ketika hadi tertidur. Hadi juga seperti kerasukan makhluk halus. Remaja yang menginjak dewasa itu seperti dikejar-kejar setan atau makhluk lain yang tak kasat mata. Hal ini bisa terlihat ketika Hadi sedang kumat. 

Sesaat kemudian Kyai Fauzi merenung lalu mempersilahkan Hadi serta ayah dan ibunya memasuki sebuah kamar di samping ruangan tamu itu. Lalu Kyai Fauzi mengikuti mereka dari belakang. 

Dalam ruangan itu Hadi diminta duduk di tengah diantara ayah dan ibunya. Sementara Kyai Fauzi duduk tepat di hadapan Hadi yang hanya terdiam sejak datang ke rumah itu. 

Tak berapa lama kemudian, Kyai Fauzi mulai membacakan doa-doa yang cukup dikenali oleh orang tua Hadi. Kyai Fauzi membacakan surat Al Fatihah, Al ikhlas dan seterusnya ia membacakan doa-doa khusus dalam Al Quran. Mulut orang tua itu terus berdoa dengan dengan mata terpejam. Kurang lebih 10 menit kemudian, matanya terbuka dan langsung tertuju pada Hadi.. 

Kyai Fauzi meraih telapak tangan kanan Hadi, mereka seperti tengah bersalaman. Tapi tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Kyai Fauzi dan Hadi hanya saling tatap dengan surat mata yang tajam. 

Sedetik kemudian tiba-tiba Hadi meronta, berteriak seperti malam-malam sebelumnya. Penyakit Hadi kumat, tapi kali ini ia tak bisa berbuat apa-apa. Hanya teriakannya saja yang terdengar menceracau. 

"Kamu siapa? Kenapa kamu berani memasuki raga anak manusia ini?" Tanya Kyai Fauzi pada Hadi. 

Tapi nampaknya pertanyaan itu bukan ditujukan pada Hadi. Sebab tak mungkin kyai Fauzi bertanya seperti itu pada Hadi. 

"Kamu siapa. mengapa kamu mengganggu anak manusia ini?" Sambil menghardik kembali Kyai Fauzi bertanya dengan tatap mata yang tajam pada Hadi. 

"Han.… aku adalah Jin dari Halimun" 

"Manusia ini telah mengambil hartaku tanpa seijinku," Hadi meniawab dengan suara yang berat dan parau. 

Jelas di telinga orang tua Hadi, suara yang keluar dari mulut anaknya itu bukanlah suara Hadi yang sesungguhnya… 

"Harta apa yang sudah diambilnya hinga kau begitu marah padanya?" Tanya Kyai Fauzi lagi. 

"Anak manusia ini sudah mengambil persembahan dari seorang manusia untukku. Akibatnya aku tidak bisa mengambil tumbal yang sudah disediakan untukku," jawab Hadi lagi. 

"Aku akan kembalikan persembahan itu, tapi kau harus berjanji untuk kembali ke alammu dan tidak mengganggu lagi anak manusia ini" Hentak kyai Fauzi kemudian. 

"Baik kyai. Aku hanya ingin persembahan itu dikembalikan. Aku akan menuntut janji manusia yang sudah kuberikan harta yang berlimpah ruah." jawab makhluk halus yang bersemayam dalam tubuh Hadi. 

Setelah itu Kyai Fauzi menutup mata sambil membacakan doa-doa. Tangannya masih terus menggenggam tangan Hadi. Sesekali terdengar Kyai Fauzi mendehem seperti tengah berbicara dengan makhluk halus yang berada dalam tubuh Hadi. Sementara Hadi duduk terkulai dengan mata tertutup. Sepertinya ia dalam keadaan pingsan dan tak menyadari apa yang tengah teriadi dengan dirinya. 


Sesaat kemudian mata Kyai Fauzi tarbuka. sambil mengucap syukur Alhamdulillah. kemudian ia melepaskan genggaman tangan Hadi. Anak remaia itu pun terkulai lemas dalam keadaan pingsan. 

"Biarkan saja dia istirahat dulu, dia masih pingsan. Nanti setelah bebarapa saat baru kita sadarkan." sergah Kyai Fauzi begitu melihat orang tua Hadi hendak memegang anaknya. 

"Pak kyai sebenarnya apa yang terjadi dengan anak kami. saya khawatir sekali pak Kyai?" Pak karta langsung bertanya. 

Kyai Fauzi lalu menjelaskan apa yang ia ketahui dari komunikasinya dengan makhluk gaib itu. Kyai Fauzi juga menerawang apa yang telah dilakukan Hadi beberapa waktu lalu di tempat tinggal makhluk gaib itu. Hadi sudah mengambil barang berharga milik Jin gunung Halimun. Barang berharga itu adalah persembahan atau tumbal untuk sebuah pesugihan. Jadi selama 3 bulan ini Hadi dikejar-kejar Jin Pesugihan gunung Halimun. Beruntung nyawa Hadi tidak diambilnya, karena jin itu hanya ingin mengambil nyawa pelaku pesugihan itu. 

"Nanti setelah sadar kita akan tanyakan pada Hadi, apa yang sudah ia lakukan beberapa waktu lalu di gunung Halimun," jelas kyai Fauzi. 

Setelah sadar, Hadi menjelaskan, ia dan teman-temannya kemping di gunung Halimun. Waktu itu tanpa disadari mereka memasuki sebuah goa yang tidak terlalu dalam. Dalam goa itu Hadi melihat ada mata air kecil yang mengalir jemih. Hadi berniat mengambil airnya untuk memasak. Tapi tak jauh dari mata air itu Hadi juga melihat ada sebuah benda kuning mirip buah jeruk atau apel. Benda itulah yang dibawa Hadi karena ia tertarik mirip benda kuno. 

"Itu namanya apel Jin. Ya sudah, berarti kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan. Sekarang kalian boleh pulang. Besok kembali lagi dan bawa benda itu. saya akan sempurnakan dan kembalikan." jelas kyai Fauzi. 

Seminggu setelah benda itu dikembalikan pada kyai Fauzi, Hadi benar-benar sembuh. Penyakit aneh dan kesurupan yang selama ini dideritanya tidak kumat lagi. Hadi bisa tidur dengan nyaman tanpa harus ketakutan akan didatangi Jin pesugihan gunung Halimun.