Kisah Misteri : Makam Keramat di Indramayu


Indramayu, Jawa Barat memiliki banyak situs berupa makam bersejarah. Terutama berkaitan dengan penyebaran Agama Islam di wilayah Pantai Utara (Pantura). Sebagian dari makam-makam itu, dikeramatkan penduk setempat.

Makam yang tersebar di beberapa kecamatan itu, sebagian terpelihara dengan baik, sebagian masih asli alias belum tersentuh perbaikan. Keberadaan situs itu cukup penting dan perlu diketahui generasi penerus. Oleh karena itu, perlu dilestarikan, antara lain sebagai tempat tujuan wisata.
Warga, terutama pelajar, agar memahami sekaligus lebih menghargai hasil jerih payah generasi pendahulu, tatkala berjihad di jalan Allah SWT melawan kemungkaran.

Guna memperkaya khasanah budaya, generasi penerus tak hanya harus mempelajari silsilah atau garis keturunan dari tokoh penyebar ajaran Islam semata, tetapi memahami perjuangan tokoh penyebar agama Islam tersebut.

Sejarah pengembangan Islam di Indramayu, tak terlepas dengan sejarah pengembangan agama Islam di Cirebon. Sebab wilayah Kabupaten Indramayu ini, sejak zaman dulu menjadi bagian wilayah kekuasaan Sunan Gunungjati. Salah satu Wali Songo, penyebar agama Islam di Jawa.

Tak terbayang, betapa kharismatiknya sosok Sunan Gunungjati atau yang lebih dikenal Syeh Syarief Hidayatullah tersebut dalam mengembangkan ajaran Islam di Jawa. Khususnya di wilayah Kabupaten Indramayu yang kini berpunduduk 1,6 juta jiwa.

Terbukti, banyak sekali makam-makam tokoh penyebar agama Islam di Indramayu, pengikut jejak Syeh Syarief Hidayatullah. Makam-makam itu nyaris tersebar merata di seluruh wilayah desa dan kecamatan.

DIDATANGI PEZIARAH

Sebagian makam-makam penyebar ajaran Islam di Indramayu itu dikeramatkan penduduk. Sehingga banyak didatangi peziarah. Karena banyak dikunjungi peziarah, makam-makam itu secara fisik kondisinya lebih baik. Dibandingkan makam-makam yang dibiarkan terlantar.

Di Indramayu makam-makam yang dikeramatkan penduduk sejak zaman nenek moyang, yaitu makam Buyut Tambi di Desa Tambi, Kecamatan Sliyeg, makam Buyut Sleman di Desa Sleman, Kecamatan Sliyeg, makam Buyut Banjar di Desa Bulak, Kecamatan Jatibarang.

Ada lagi makam Buyut Tuban di Desa Juntinyuat, Kecamatan Juntinyuat, makam Buyut Gentong di Desa Losarang, Kecamatan Losarang, Situs Pedati Kuno di Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, makam Habib Keling di Desa Tanjakan, Kecamatan Krangkeng.

Kemudian makam Buyut Sutawijaya di Desa Pekandangan, Kecamatan Indramayu, makam Raden Aria Wiralodra I – VIII yang letaknya tersebar di Kecamatan Indramayu dan Sindang, makam Pangeran Selawe di Desa Dermayu, Kecamatan Sindang.

Serta masih banyak lagi makam-makam buyut lainnya yang letaknya tersebar di lebih dari 100 desa di Kabupaten Indramayu. Keberadaan makam para tokoh penyebar Agama Islam itu menjadi bukti sejarah. Sayangnya tiak semuanya terpelihara dengan baik.

MENINGKAT TAJAM
Peziarah atau pengunjung makam jumlahnya meningkat tajam pada hari-hari tertentu. Misalnya pada malam Jumat Kliwon. Atau malam yang bertepatan dengan hari kelahiran tokoh yang dimakamkan di tempat itu. Makam-makam yang banyak dikunjungi peziarah, baik dari kota-kota di Jawa maupun luar Jawa, biasanya kondisinya lebih terpelihara. Ketimbang makam lain yang kurang dikunjungi peziarah.

Sebab pengunjung yang berziarah ke makam itu tak jarang bersedekah.
Dengan kata lain, pengunjung makam yang bersedekah itu secara tidak langsung, ikut ambil bagian dalam pemeliharaan makam yang dikunjunginya.
Uang sedekah dari peziarah itulah yang oleh pengelola makam, biasanya disebut juru kunci makam, dipergunakan untuk ongkos pemeliharaan. Bahkan untuk pengembangan sarana dan prasarana di sekitar makam.

Kisah Misteri : Legenda Seram Sumur Okiku


Sumur Okiku? Apakah Sumur ini dihuni oleh Boneka Okiku Yang Penuh Misteri itu, sehingga dinamakan nama yang sama? Sayang sekali bukan. Lalu kenapa dinamakan Okiku? Begini ceritanya...

Sebuah cerita hantu populer Jepang, kebenaran masih dipertanyakan. Seorang pekerja di sebuah kastil Himeji bernama Okiku yang merupakan pelayan yang sangat setia kepada tuannya jatuh cinta kepada seorang samurai pengikut daimyo (raja di jaman feudal). Pengikut lain daimyo yang juga majikan gadis itu sedang merencanakan untuk menggulingkan tuannya.

Gadis itu mengetahui rencana tersebut dan memberitahu kekasihnya, sehingga rencana tersebut gagal. Majikan Okiku kemudian mengetahui hal ini dan bersumpah untuk membalas dendam. Salah satu tugas Okiku adalah merawat 10 buah piring berharga koleksi Si Tuan Besar dan merasa sangat terhormat melaksanakan tugas itu karena saking berharganya dan pentingnya piring'-piring tersebut. Sayangnya, Majikan Okiku tadi menuduh Okiku menghilangkan barang berharga majikannya yaitu beberapa piring keramik, sebuah kejahatan yang diancam dengan hukuman mati.

Ironinya, Tuan Besar yang dia puja dan telah diselamatkan nyawanya, juga menuduh Okiku mencuri piring tersebut lantas menjatuhkan hukuman mati karenanya. Sebelum dibunuh, Okiku disiksa terlebih dahulu. Tubuhnya digantung di atas sumur, dicelupkan di dalam sumur dan dan diangkat lagi lalu dipukul dengan batang kayu. Hingga akhirnya meninggal ditebas pedang.Kemudian mayatnya di buang ke dalam sumur.

Sejak saat itu, setiap dini hari terdengar isak tangis dan suara menghitung dari dalam sumur. Suara menghitung itu hanya sampai pada hitungan sembilan saja, kemudian berubah menjadi lengkingan tangis yg mengerikan karena tidak berhasil menemukan piring ke sepuluh. Sejak saat itu, Sumur itu terkenal dengan misterinya dan diberi nama Sumur Okiku.

Kisah Misteri : Misteri Si Manis Jembatan Ancol


Sebut saja Jembatan Ancol, yang dahulu merupakan jembatan goyang, yang terletak di Jakarta Utara. Jembatan ini lebih ‘populer’ dibanding dengan jembatan lain yang lebih besar dan lebih bagus di Jakarta. Bukan karena keunikan bentuk bangunan atau ukuran jembatan ini, melainkan cerita di balik jembatan ini.

Pada 1995, seorang pelukis di Ancol didatangi seorang perempuan yang meminta dilukis. 
Ketika itu hari telah gelap dan gerimis mulai turun. Sesuai permintaan perempuan tersebut, sang pelukis mulai menyapukan kuasnya pada permukaan kanvas. Namun, saat sang pelukis baru menggambar setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang. Warga percaya bahwa perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. 

Mitos ini sudah dimulai puluhan tahun sebelumnya. Di tahun 60-an ketika daerah Ancol masih berupa empang-empang (tambak), seorang pendayung perahu pernah bertemu dengan Si Manis. Perempuan itu naik perahu malam-malam dan membayar pendayung tersebut dengan daun. Keterangan ini didapat dari Kostan Simatupan, seorang fotografer keliling di Ancol. 
Sebenarnya siapakah Si Manis Jembatan Ancol tersebut? 

Berdasarkan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat sekitar, Si Manis tersebut bernama Mariyam (ada juga yang mengatakan gadis itu bernama Siti Ariah), yaitu seorang gadis manis kembang desa yang meninggal di kawasan jembatan Ancol dan jasadnya dibuang setelah sebelumnya diperkosa. 

Karena kematian yang tidak wajar, akhirnya Mariyam menjadi ‘penunggu’ jembatan Ancol yang beberapa kali menampakkan diri pada orang-orang tertentu. Seperti yang pernah dialami oleh Anshori, penjual rokok di dekat pintu keluar Ancol. Anshori mengaku pernah melihat Siti Ariah dari dekat. Ia membuka pertama kali kios rokoknya di sini pada 1990, tepatnya di samping jembatan goyang. 

Saat itu malam Jumat, Anshori sedang menunggui kiosnya, agak gerimis. Sekitar pukul 1 pagi, lewat seorang perempuan. Ketika sudah agak jauh, perempuan itu berbalik arah menghampiri kios Anshori sembari tersenyum. Anshori menyapa perempuan yang dikiranya calon pembeli dagangannya itu. Jarak Anshori dengan perempuan itu kira-kira 50 cm. 

Menurut Anshori, perempuan itu berwajah manis, serta memakai kemeja kuning dan rok abu-abu. Setelah ditanya hendak belanja apa, perempuan itu menghilang. Meski tidak memakai pakaian serba putih, Anshori yakin perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. 

Hotel Horison Ancol, yang juga terletak di kawasan Ancol, pun tak lepas dari cerita. Di hotel ini sering terlihat wanita cantik yang melintas di depan mata tapi saat diperjelas wanita tersebut hilang entah kemana. Konon wanita tersebut tak lain adalah sang tokoh legendaris ‘Si Manis Jembatan Ancol’. Kabarnya management hotel membuat kamar khusus untuk si hantu manis ini. Tidak percaya datang saja sendiri. 

Masih dari kawasan Ancol, Jakarta Utara. Selain Hotel Horison, Putri Duyung Ancol juga memiliki cerita. Disalah satu bangunan putri duyung Ancol pernah ada suatu kejadian di mana seorang wanita simpanan terbunuh secara mengenaskan. 

Selain dari putri duyung, kawasan arena balap mobil Ancol juga menyimpan sebuah cerita. Tahukah anda, bahwa tempat ini merupakan tempat pertama kali ditemukannya mayat terpotong (kasus mutilasi). Legenda mayat terpotong menjadi tiga belas (13) bagian ini adalah rekor tersendiri yang mengawali peristiwa mayat terpotong-potong lainnya di seputar Jakarta. Hingga saat ini pembunuhnya tidak pernah ditemukan. 

Selain jembatan Ancol, kali sunter Ancol juga dianggap angker oleh masyarakat sekitar. Dahulu, di kali ini pernah ada kejadian yang menewaskan banyak orang, yaitu terperosoknya metro mini ke dalam kali sunter. Sehingga sebagian besar penumpangnya tenggelam.

Kisah Misteri : Benda Keramat Rantai Babi


Keampuhan benda pusaka ini banyak sekali namun benda pusaka ini memang sangat sulit di dapatkan. Dan jika memang ingin mendapatkannya maka harus memburu babi secara langsung. Perburuan babi tersebut biasanya dilakukan di daerah pedalaman di dalam rimba, dimana masih banyak terdapat babi hutan, komunitas hutan itu sendiri sebenarnya memiliki pimpinan yang di sebut dengan Putri Celeng(babi hutan).
Cara memperoleh rantai babi
Disebut rantai babi karena memang benda tersebut berasal dari hewan babi yang hidup liar di rimba belantara. Akan tetapi perlu di ketahui bahwa tidak semua babi memiliki mustika ajaib ini.

Untuk mendapatkan mustika Rantai Babi ini memang sangat sulit bahkan mungkin mustahil serta membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit, langkah pertama kita harus meneliti babi yang mana sekiranya memiliki mustika rantai babi, karena tak sembarang babi mempunyai rantai ajaib ini di antara sekian banyak babi di hutan tidak semuanya memiliki benda sakti yang satu ini. Bahkan sekalipun kita sudah menemukan babi yang mempunyai benda sakti bertuah ini, para pemburu takkan bisa membunuhnya begitu saja karena babi tersebut tidak bisa di binasakan atau di bunuh dengan cara di tembak atau di lukai dengan senjata tajam jenis apapun juga.

Kebiasaan hewan babi adalah berkubang dengan lumpur biasanya dilakukan sekali atau dua kali dalam seminggu, berendam dalam lumpur di lakukan agar terhindar dari gigitan serangga hutan, salah satu ciri babi yang memiliki mustika ini akan berkubang di lumpur sendirian tanpa ada babi yang lainnya, walaupun biasanya babi hidup dalam suatu kelompok, Konon, babi yang memilki benda sakti itu biasanya akan meletakkannya ke sebuah daun yang berduri sebelum masuk dalam kubangan lumpur untuk berendam. Pada saat inilah para pemburu rantai babi akan mengambil benda itu.

Ciri-ciri rantai babi asli
Terdiri dari tiga lingkar cincin bertaut yang salah satu dari ketiganya ada tonjolan lancip seperti capit pada kepiting. Wujud fisik rantai babi adalah seperti kulit dan lunak berwarna gading dan di tumbuhi bulu bulu halus/lembut, tapi tidak banyak/jarang. Bila rambutnya banyak, bisa dipastikan bahwa rantai babi itu paslu alias tidak asli. 

Mempunyai bau agak apek, aroma khas lumpur tanah hutan. Bila rantai itu di jatuhkan ke lantai keramik atau lantai yang mempunyai tekstur keras/padat, maka akan terdengar bunyi seperti menjatuhkan besi(besi yang beradu dengan benda keras). Walaupun berbentuk cincin, tapi bila di pakai untuk gelang tangan atau di pasang di pinggul(seperti memasang sabuk), ukuran rantai babi akan pas secara otomatis(lentur), tak terasa sesak, dapat juga di pakai di leher sebagai kalung, dan tidak mencekik leher sang pemakai rantai babi tersebut. 

Manfaat dan kegunaan Mustika Rantai Babi
Bisa digunakan untuk ilmu kebal 
Kebal Tembak 
Kebal api
Kebal benda-benda tumpul atau pun benda tajam

Efek Samping memakai Rantai Babi
Pada saat benda ini di gunakan pengguna akan merasa gatal di sekujur tubuhnya, bahkan konon para pengguna rantai babi akan mempunyai penyakit panu pada seluruh tubuhnya. Efek lainnya adalah rambut pengguna rantai babi ini akan berubah menjadi kaku/keras, termasuk bulu-bulu tangan kumis dan semua bulu dari tubuh pemakai. Tekstur kulit si pengguna rantai babi ini akan terasa kasar dan tidak halus, layaknya kulit babi hutan.

Di Aceh Juga Ada
Kabar tentang kedahsyata ilmu kekebalan rantai babi ini juga dikenal di Aceh. Di sana benda ini dijuluki Rante Buy (rantai babi) hutan/rimba. Mustika rante buy tunggai adalah jenis yang paling diburu, karena sangat sudah untu didapatkan. Kisah sahibul hikayat untuk mendapatkan rantai babi tunggal tersebut terlebih dahulu harus bertarung dengan babi sampai kemudian babi mati. Rante buy tunggal biasanya dikulum dalam mulut sang babi. Perburuan rante buy biasanya dilakukan ureueung meuleuk (pemburu burung, sejenis perkutut) maupun ureung let buy (pemburu babi hutan), caranya adalah dengan mengintai babi hutan, biasanya dilakukan saat babi sedang menikmati mangsa atau makanannya. Sebelum makan biasanya rantai yang dikulum dilepas untuk sementara, disinilah para pemburu mengambil rantai tersebut.

Kelemahan Rantai Babi
Dibalik semua kesaktian ilmu kebal dari rantai babi, pasti menyimpan satu kelemahan. Sebab masuk pada rumpun okultisme timur non hikmah, para penggunanya biasa berpantang sesuai tradisi/adat istiadat. Salah satunya adalah laku sikap tertentu seperti saat melangkah dan arah melangkah serta makanan tertentu yang menjadi pantangan.

Kisah Misteri : Hantu di Kamar Mandi


Kejadian ini yg ngalamin tetangga gue arif…
Saat itu dia lagi ikut acara perkemahan yg diadain sama sekolahnya di salah satu bumi perkemahan yang lokasinya di Kabupaten Semarang.

Singkatnya, malam terakhir dr 2 hari yg di jadwalkan, di gelar acara jerit malam. Setiap regu terdiri dr 3 orang yg nantinya mereka akan di suruh untuk berjalan melewati rute yang telah di tentukan oleh para pembina, di remangnya suasana malam tanpa di dampingi oleh pembina dan akan melewati pos2 penjagaan utk memenuhi persyaratan yg telah di tentukan. Semua regu bersiap satu persatu utk melakukan rutinitas tersebut. 

Hingga tiba giliran regu si arif. Dengan di dampingi ke2 temennya, dia mulai melangkah melewati rute yang telah di tentukan. Ketika sampe di pos pertama, masing2 dari mereka di minta untuk membubuhkan tanda tangan diatas tempat yang telah di tentukan. Ternyata tempat yang di maksud adalah sebuah pocong jadi-jadian yg sedang tertidur di atas sebuah makam jadi2an pula. Nah, ketika masuk ke pos inilah, mereka pada ketakutan krn hrs membubuhkan tanda tangan di atas tubuh tu pocong. 

Bahkan saking ketakutannya, sampe2 salah satu temen si arif [sebut aja si D] minta agar di wakilkan untuk tanda tangan. Tiba2 ada suara bilang, ga boleh di wakilkan. Harus tanda tangan sendiri. Mendengar ini, si D yg takut tadi malah smkn gemetaran. Setelah berhasil membubuhkan tanda tangan, mereka spontan lari meninggalkan tuh pos.

Kurang lebih 20 meter dari pos, mereka berhenti dengan nafas tersengal2. Ternyata apa yang mereka alami belum selesai. Di antara pepohonan, mereka melihat lagi sebuah pocong yg sedang berdiri membelakangi mereka. Karena ga mau di kerjain dua kali, si arif yg terkenal iseng ini segera mengambil batu dan tanpa berpikir panjang langsung melempar batu ke arah si pocong. 

Lho, itu melesat apa tembus ya? tanya arif pada kedua temennya. Karena masih ga yakin, di ambilnya batu sekali lagi dan di lemparnya ke arah si pocong. Weks!! kaget mereka. Ternyata tembus!! belum sempet berpikiran yang lain, eh si pocong ini malah nengok ke arah mereka sambil nyengir memperlihatkan wajah dan giginya yg indah. Tanpa di komando, mereka lari lagi untuk yang kedua kalinya tanpa berhenti sampe di pos kedua. 

Sebelum sampe di pos kedua, si D yg penakut ini merasa ingin buang air kecil. Stlh ketemu kamar mandi, mereka rame2 menuju ke sana. Karena penakut, si D ini minta di temenin sampe masuk ke dalam. Karena arif dan temennya yang satu ga mau, akhirnya mereka sepakat untuk si D kencing degan posisi pintu terbuka. 

Tapi sebelum masuk kekamar mandi, si D yg penakut ini mendengar ada suara orang menangis. Karena kurang yakin dengan pendengarannya, dia nanya ke si arif dan temen satunya. Eh, kalian denger ga? tanyanya. 

Iya, gue denger, jawab si arif. Begitu juga gue, jawab temen satunya. Akhirnya mereka bertiga mencoba mencari asal suara. Ternyata suara berasal dr kamar mandi sebelah. Ketika pintu di buka, terlihat seorang wanita sedang jongkok sambil menangis. 

Mbak, ada apa kok nangis, bisa di bantu mbak? tanya si arif kepada wanita tersebut mewakili temen2nya. Wanita ini kemudian diem dan langsung berdiri. Belum sempet menanyakan pertanyaan selanjutnya, wanita ini langsung balik badan. 

Gila!!! ketika balik badan inilah, mereka melihat wajah si wanita yang sudah hancur dengan di penuhi darah dan belatung yang bergelantungan di wajah serta sebagian dadanya yg rusak bersimbah darah. 

Tangisan yang tadi terdengar berubah menjadi tawa panjang yangg menyeramkan. Mereka hanya bisa ternganga mematung menyaksikan pemandangan itu. Bahkan si D sampe terkencing2 di celana, hingga hampir jatuh pingsan. Dengan berbekal kesadaran yang ada, mereka berdua berlari dengan menyeret si D meninggalkan tempat itu...

Kisah Misteri :Beristri Jin Demi Kekayaan


Setelah usahanya bangkrut akibat amukan massa pada peristiwa hura-hura massal tahun 1998, dia akhirnya me

Dalam perjalanan menjelajahi berbagai pelosok, Penulis sempat menemukan kesaksian dari seorang anak manusia yang telah menjalin hubungan sangat erat dengan eksistensi bangsa jin. Ya, dalam sebuah tugas liputan, Penulis secara tak sengaja mampir ke rumah seorang sahabat yang sudan lama tidak dikunjungi. Rasidan, namanya, atau biasa dipanggil Jhony. Dari sinilah kesaksian yang sulit diterima akal sehat itu bermula.

Tak seorang pun manusia yang tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya di masa mendatang. Semuanya masih merupakan misteri yang sulit ditebak. Begitu juga halnya dengan Jhony. Dia tidak pernah menduga kalau usahanya sebagai seorang petambak udang dan pemilik toko furniture terbesar di kotanya akan jatuh bangkrut. Menurut perhitungannya, harta yang dimilikinya telah lebih dari cukup untuk menopang hidupnya. Tapi dia lupa bahwa perhitungan manusia kadang-kadang bisa berubah atas ketentuan Illahi.

Keadaan telah memporak-porandakan cita-cita dan tatanan kehidupan Jhony yang telah ditatanya sejak lama. Tragedi 12 Mei 1998 merupakan hari-hari kelabu bagi Jhony dan keluarganya. Kerusuhan telah membuat dirinya miskin. Toko furniture dan mobil mewahnya yang diparkir di depan tokonya hangus terbakar, sementara tambak udangnya habis dijarah orang. Sedangkan rumah yang ditempatinya sudah bukan miliknya lagi, karena surat-suratnya telah dijaminkan ke Bank untuk modal pengembangan usaha furniturenya.

Melihat kenyataan pahit ini Jhony sempat shock. Dia tidak menyangka akan musibah yang melanda dirinya dan memusnahkan semua harta yang selama ini telah dikumpulkannya, hanya dalam sekejap. Isterinya, Vera tidak kalah shocknya menerima kenyataan pahit ini.

Dalam kondisi kalut seperti itu, Jhony dan Vera datang kepada seorang Kyai yang terkenal sebagai ahli spiritual. Kepada sang Kyai mereka berkonsultasi tentang musibah yang dihadapi. Orang tua yang bijaksana itu hanya menggangguk dan tersenyum. Dengan arifnya dia bertutur bahwa di balik semua musibah itu ada maknanya, makna itu bisa bermacam-macam. Di satu sisi bisa bermakna cobaan, di sisi lain bisa juga peringatan bagi keluarga Jhony.

Menurut mata batin sang Kyai, selama ini Jhony dan Vera tidak pernah mengeluarkan zakat mal dan bersedekah, padahal selama ini mereka menerima terus menerus rezeki dari Yang Maha Kuasa, Mereka telah ditutupi oleh penyakit hati yakni pelit untuk mengeluarkan sedekah dan zakat maal yang merupakan hak orang lain terutama anak-anak yatim, para janda tua dan kaum dhuhafa. Akibat dari semua itu maka datanglah peringatan bagi mereka.

Jhony membenarkan ucapan orang tua yang bijak itu. Namun yang terpenting, bagaimana caranya agar dia tidak diusir dari rumahnya karena tidak mampu lagi membayar cicilan ke bank akibat usahanya telah bangkrut. Orang tua itu berbisik pada Jhony, memberi solusi mencari uang secara pintas, "Bersediakan Nak Jhony menikah dengan jin?"

"Menikah dengan jin? Bagaimana mungkin?" tanya Jhony.
"Apa yang tidak mungkin itu akan menjadi mungkin kalau Allah menghendakinya," ujar sang Kyai. Menurutnya, persyaratannya tidak begitu susah. Pertama harus seizin isteri karena dia akan dimadu. Kedua, menyediakan kamar khusus untuk menyongsong kedatangan isteri jinnya yang akan datang pada waktu tertentu.

Sekaitan dengan syarat pertama, pada masa pengantin Jhony harus menemani isteri jinnya selama satu bulan penuh, mengingat masih dalam suasana pengantin baru. Setelah itu waktu menggilirnya diatur seminggu tiga kali.
Syarat ketiga dia tidak boleh main perempuan lain. Dalam artian, Jhony tidak boleh tidur, apalagi menikah dengan wanita lain.
Atau kesepakatan dengan Verra, Jhony akhirnya bersedia mengawini makhluk yang berlainan alam itu.
***

Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, ritual pun dimulai. Jhony sudah siap di kamar orang tua itu. Suasana di kamar agak lain, seperti ada hawa sejuk yang menyenangkan.
Setelah melakukan upacara ritual suasana begitu sangat syahdu, namun terasa berbalut mistik. Sepi namun sesekali terasa mencekam. Tak lama kemudian Jhony mendengar ada suara dari luar.
"Assalamu’alaikum!" suara itu begitu lembut.

Jhony tersentak. Orang tua itu berbisik, "Pengantin wanitanya sudah datang!"
Segera dia bangkit membukakan pintu. Tampak seorang gadis cantik berjilbab putih dengan gaun terusan warna hitam bergaris lembut. Melihat keanggunan dan kecantikan gadis itu, kerongkongan Jhony seperti tercekat. Tak sepatah katapun terucap dari bibirnya. Hingga kemudian gadis itu berkata, "Inikah calon suamiku, perkenalkan namaku Siti Zubaedah. Kau Jhony, kan?"

Setelah berkata demikian gadis itu duduk di sebelah Jhony. Singkat cerita, dengan disaksikan oleh orang tua itu terjadilah proses pernikahan dua makhluk ciptaan Tuhan yang berlainan alam.
Sungguh menakjubkan, setelah Jhony beristerikan Siti Zubaedah, kehidupannya teras mengalami peningkatan. "Aku diberikan uang sebagai modal untuk memulai usaha baru," cerita Jhony.

Menurutnya, isterinya yang bangsa jin itu memberi suntikan modal untuk membayar hutangnya di Bank, merehab tokonya yang telah terbakar, dan melanjutkan usaha tambaknya yang habis dijarah, bahkan membeli mobil baru. Semua itu atas bantuan Zubaedah, disamping fitrah Jhony sebagai manusia yang terus bekerja keras.

Di samping usaha tambak ikan, kini Jhony juga menekuni profesi barunya sebagai suplayer obat-obatan. Mungkin, hal ini dimungkinkan karena ada kekuatan gaib yang mendorongnya, hingga usaha apapun yang dijalankan olehnya selalu berhasil.
***

Ketika Penulis bertamu ke rumahnya, Jhony bercerita penuh antusias tentang Zubaedah yang penduduk alam gaib itu. Atas keinginannya, dia akan mengundang Zubaedah dan memperkenalkannya denganku. Aku sempat mencegah dengan alasan takut melihat wajah dari makhluk yang berlainan alam itu. Namun Jhony tetap bersikeras untuk mengundangnya. Menurutnya, Zubaedah mempunyai kemampuan untuk mawujud layaknya seorang manusia.

"Karena kau memaksa, aku bersedia saja!" begitu akhirnya kata Penulis.
Tak lama, kami mendengar deru mobil memasuki halaman rumah. Seketika suasana di penghujung malam itu sudah merubah aura menjadi penuh dengan kegaiban.

Kijang kapsul warna putih metalik melewati kami yang sedang duduk di beranda muka, sementara mobil itu berhenti di palvilyun samping rumah. Segera Jhony menyongsong wanita yang turun dari dalam mobil itu. Sekilas pandangan Penulis menoleh dengan diiringi oleh bulu kuduk yang meremang. Jantungku berdetak kencang. Penulis segera paham dengan situasi itu. Memang wanita itu terlihat cantik dengan gaya modis berbusana muslim.

Jhony dan wanita yang mungkin adalah Siti Zubaedah itu terlihat masuk lewat pintu samping. Namun tak lama kemudian wanita itu keluar lagi meninggalkan tempat itu tanpa sempat bertemu muka denganku. Aku berdecak kagum atas penampilannya dalam permainan imajinasi sudut pandang. Mobil kijang yang tadi terlihat itu ternyata hanyalah seekor kuda putih, sementara sosok wanita itu tidak terlihat secara jelas karena kesannya terburu-buru.

Setelah kejadian yang hanya kurang dari satu menit itu, kembali Jhony menghampiriku dan mengatakan bahwa tadi itu adalah isteri mudanya. Aku hanya terpaku menyaksikan kejadian musykil itu.

"Sekarang kau mungkin percaya bahwa aku telah beristerikan wanita dari alam gaib," kata Jhony setelah sensasi aneh itu berlalu.
Penulis hanya angkat bahu. Apakah benar yang dikatakan Jhony? Penulis masih sulit untuk mempercayainya.
***

Sekitar setengah bulan setelah pertemuan itu, tiba-tiba ada kabar melalui hendphone kalau Jhony sekarang dirawat di rumah sakit. Merasa khawatir atas kesehatannya, Penulis pun segera berangkat untuk menjenguk Jhony. Sesampainya di sana kulihat sahabatku itu terbaring lemah. Segera kuhampiri dan kudengar dia berbisik mengatakan bahwa isterinya marah karena Jhony telah mengundangnya secara mendadak dan terasa ada benturan pada dirinya begitu melihatku. Aku katakan bahwa hal itu tidak apa-apa.

"Makanya, aku bilang jangan kau lakukan itu. Kau sendiri yang memaksa kan?" ujar Penulis.
Jhony hanya tersenyum kecut.

Menurut analisis team medis Jhony terkena gejala thypus. Namun berdasarkan terawangan alam kesunyatan yang dilakukan Penulis, sahabatku itu terkena imbas negatif akibat benturan hawa energi antara Penulis dengan isterinya itu. Untuk membantuh penyembuhannya, Penulis segera mengirimkan energi ke tubuhnya untuk memulihkan kondisinya, setelah itu aku pamit pada Verra dengan berpesan segera memberi kabar bila terjadi apa-apa terhadap Jhony.

Selang tiga hari kemudian Vera, isteri sahabatku itu mengabarkan bahwa suaminya sudah kembali dari rumah sakit dengan kondisi agak baikan. Aku bersyukur mendengar kabar baik itu. Aku sempat menelepon Jhony dan mengatakan padanya agar dia mulai memikirkan masa depan hidupnya jangan terus beristerikan jin itu.

"Aku takut nantinya kau yang berada di bawah pengaruhnya, Jhon!" kataku.
Jhony memahami kekhawatiranku. "Aku berjanji akan mencari jalan keluar untuk berpisah dengannya," katanya dengan suara jernih. Ini artinya, Jhony sungguh-sungguh sudah baikan.
(Suparman S. PD)
mutuskan untuk menikahi jin. Ini dia lakukan demi kembali meraih kesuksesan....

Kisah Misteri : Hantu Laut Di Pulau Condong


Pasir pantai yang putih, langit yang biru dan sunset yang menakjubkan adalah kombinasi keindahan yang dimiliki Pulau Condong. Tapi di sisi lain, ada kisah tentang bersemayamnya sosok-sosok mahkluk halus. Warga setempat percaya, mereka yang bersikap congkak akan jadi mangsanya....

Pulau Condong adalah sebuah pulau indah yang berada sekitar lima km arah selatan dari pesisir Pantai Pasir Putih Lampung Selatan. Untuk menuju pulau ini tersedia kapal-kapal motor yang standby di sekitar Pantai Pasir Putih. Dengan ongkos sekitar 150 ribu sampai 250 ribu bisa menyewa kapal-kapal ini untuk menuju Pulau Condong dan sekitarnya.

Dari Panati Pasir putih sampai di dermaga Pulau Condong, setiap pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan yang benar-benar indah. Air laut sangat jernih, sehingga ikan-ikan kecil saja bisa terlihat dari permukaan. Belum lagi pasir putihnya yang sangat menawan.

Belaian hawa sejuk amat terasa begitu kita sampai di Pulau Condong. “Biasanya banyak yang datang berduaan di sini untuk melihat matahari terbenam," jelas Yusabiran (37), warga setempat yang bersedia menemani Histeri. Sungguh romantis. Itulah salah satu suasana yang ditawarkan oleh pulau eksotis ini.

“Pulau ini memang indah dan ombaknya tidak begitu besar. Tidak seperti di Parangtritis atau di Pelabuhanratu,” tambah Yusabiran. “Tapi pada hari-hari tertentu ombak di sini malah bisa lebih besar dan menggunung. Itu pertanda dia akan meminta tumbal.”

Yang dimaksud “dia" oleh Yusabiran adalah sosok hantu laut berbentuk seekor ular raksasa. Menurut cerita yang beredar, hantu laut tersebut berupa sepasang ular raksasa yang disebut sebagai Dumung, yakni ular bertanduk dan bertubuh besar, yang konon besarnya bisa seukuran gulungan kasur.

“Kalau ada ombak bergulung besar, itulah pertanda ular siluman penghuni laut di dekat pulau ini sedang bangun dan ingin mencari mangsa, lebih tepatnya mencari tumbal,”

Yusabiran mengisahkan, biasanya ular Dumung bertanduk penghuni pulau Condong itu akan muncul menampakkan wujudnya saat menjelang bulan Suro dan Maulid menurut hitungan kalender Jawa.

Ikan Jadi-jadian
Apa yang diungkapkan Yusabiran ternyata lain dengan apa yang dikisahkan oleh Sunarto (52), penduduk asli setempat. Pria keturunan suku Madura ini mengisahkan bahwa sesungguhnya yang menghuni pantai laut Pulau Condong itu adalah sepasang ikan cucut jadi-jadian atau ikan siluman. Ukuran sangat besar sekali. Panjangnya saja kira-kira lima meter lebih.

“Tiga tahun lalu saya pernah ikut teman saya pergi mencari ikan di sekitar pulau di depan pantai ini. Saat menjelang matahari terbenam kami melihat seekor binatang muncul dan berenang. Saya terpana.
Teman saya bilang bahwa itu ikan cucut siluman penunggu laut ini, dan makhluk itu akan mengambil memangsa korbannya pada hari-hari tertentu saja dan yang akan dijadikan mangsanya juga kebanyakan orang-orang yang berperilaku sombong dan angkuh,” tutur Sunarto sedikit hati-hati. 

"Tapi kalau kita cerita pada orang-orang yang suka datang dan berwisata ke pulau ini, rata-rata sih tidak percaya, malah tidak sedikit dari mereka yang malah balik mencibir,” tambahnya.

Siapa yang mau percaya kisah semacam itu? Ya, rasanya memang sulit untuk mendapatkan jawaban itu. Karena ombak laut di pulau Condong sangat ramah dan alunannya lembut. Deburnya tak sehebat gemuruh Pantai Selatan Laut Jawa. Pantainya nan landai tempat bermain anak- anak, berlarian. 

Banyak pasangan muda-mudi yang tengah asyik memadu kasih, mengungkapkan cinta dan keceriaan. Orang-orang tua menggelar tikar sambil bersantap bersama keluarga. Jadi tak ada kesan bahwa pantai di pulau Condong ini mengandung satu kekuatan yang bersifat gaib. Bahwa di dalam laut yang tenang itu ada sejenis mahkluk ganas bernama ular Dumung bertanduk dan ikan cucut yang berukuran besar dan panjang, semua ini bisa jadi hanya sebuah dongeng belaka.

Tapi bagi yang percaya, kedua jenis mahkluk siluman nan ganas itu ditenggarai berasal dari selat Sunda yang berkiblat pada Laut Selatan. Sepasang makhluk itu konon memang pernah dipelihara oleh Kanjeng Ratu Kidul. Karena telah menyalahi peraturan dan selalu melakukan kesalahan yang begitu fatal maka mereka dihukum dengan jalan disingkirkan.

Fenomena di Sekitar Tebing
Memang, tujuan Histeri dan rombongan ke pulau ini salah satunya adalah untuk melakukan panjat tebing. Sebuah tantangan bagi jiwa maskulin. Rencana pemanjatannya sendiri, baru akan kami realisasikan pada hari kedua, keesokkan harinya.

Menurut penuturan Yusabiran, ada dua karakteristik tebing di Pulau Condong, yang pertama untuk kegiatan sport yang tingginya kurang lebih 15 meter dengan kesulitan yang relatif rendah, dan yang kedua tebing untuk adventure dengan tinggi sekitar 600 meter yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi.

Sebelum memulai pemanjatan di tebing adventure, kami melakukan pemanasan-terlebih dahulu di tebing sport. Akhirnya kami pun menjajal tebing Adventure yang terasa menjulang di hadapan kami.

Di butuhkan waktu berjam-jam untuk mencapai puncak tebing. Namun yang menggembirakan, di tengah-tengah pemanjatan yang melelahkan, kami menemukan sarang burung Elang Laut di dalamnya. Sebuah pemandangan yang sangat langka dijumpai. Hal ini cukup membantu mengurangi rasa lelah apalagi saat membalikkan badan, menyaksikan hamparan samudera Indonesia dan samar-samar jejak Bukit Barisan, tiba-tiba saja rasa lelah dan takut lenyap seketika. Berganti dengan kekaguman, dan rasanya tubuh ini enggan untuk turun.

Rasanya ingin juga membuat tenda di sisi tebing curam itu, namun itu memang tak mungkin kami lakukan. Ketika akhirnya kami turun, matahari sudah hampir terbenam. Dengan ditemani secangkir kopi dan sekeping biscuit, kami duduk di pinggir pantai menyaksikan tenggelamnya matahari yang nampak menakjubkan.

“Pada malam-malam tertentu ditebing ini sering terdengar suara-suara desisan yang cukup aneh. Kalau diteliti secara seksama, sepintas suaranya mirip dengan desisan ular. Sebagian orang mempercayai, suara itu memang suara desisan ular, tapi berukuran raksasa atau lazim disebut Naga, yaitu makhluk halus penunggu pulau Condong ini," kata Yusabiran.

Namun sekali lagi Yusabiran menegaskan, pulau Condong dan alam sekitarnya memang dihuni sejumlah makhluk halus. Sedangkan ular Dumung dan ikan cucut siluman yang berada di kawasan lautnya, disamping sebagai penguasa seluruh mahkluk halus di kawasan itu, secara khusus dia menunggu dasar laut Pulau Condong.

Makhluk Alam Astral
Tenggelamnya matahari bagai sinar emas, tampak kemilau. Tak terdapat tanda apa-apa di sana, tak ada angin. Tapi di saat Histeri menyapu sisi pantai senja itu, ombak bergulung datang, seperti ingin menjamah kaki. Dengan sedikit membaca Papan Nama: Sambutan saat datang di Pulau Condong.

Doa penghubung Histeri mencoba berdiri di pesisir. Memandang ke tengah. Merasakan sapuan angin
laut yang nampak garing dan berbau khas alam laut. Burung-burung terbang melintas. Saat itulah Histeri merasakan ada getar-getar gaib terasa. Beberapa bayangan muncul dalam pandangan astral.

Dalam pandangan astral itu ternyata bukan mahkluk berjenis ular Dumung bertanduk atau ikan cucut siluman yang menampakkan sosoknya, melainkan para penghuni pantai lainnya. Hantu-hantu laut yang beragam wujud. Beberapa hantu air yang berkepala seperti ikan dan memiliki ekor panjang nampak dalam pandangan astral itu. Tak ada sambutan yang mereka berikan pada Histeri.

Keesokkan harinya sebelum pulang kami menghabiskan waktu dengan berenang dan melakukan snorkeling. Di sekitar pulau itu masih banyak terdapat terumbu karang dalam keadaan cukup baik, belum lagi dengan kejernihan air laut yang tampak berkilau, makin melengkapi kepuasan hati. Sayang, Histeri hanya punya waktu tiga hari untuk menikmati pulau Condong yang indah ini.

Rasanya memang waktu menjadi begitu pendek, seolah tak pernah cukup untuk menikmati keeksotikkan dan suasana romantis yang diberikan Pulau Condong.

Namun, Histeri mendapat keyakinan bahwa alam gaib memang aneh dan amat berbeda dengan alam nyata. Pantai pulau Condong tidak begitu ganas selama kita tidak berlaku angkuh dan sombong pada sesama ciptaan-Nya, karena dimanapun yang namanya siluman air paling suka bertempat tinggal di lokasi seperti itu. Oleh karena itu sebelum melakukan sesuatu serahkan diri kita pada kekuasaan Tuhan, dan jangan lupa untuk selalu menyebut namaNya. Tak ada yang lebih berkuasa selain Allah SWT. Selamat berwisata ke Pulau Condong...!

Kisah Misteri :Sepasang Mustika Ular di Kepala Lobster


Mungkin sudah sangat tepat dan berjodoh, jika KRT Joyodipuro, atau sapaan akrabnya mas nggung ini yang Kepalanya sedang terasa pening, menuju salatiga tempat saudaranya, dan kemudian memancing  di Rawa Pening.

Dalam pengobatan Cina ada istilah racun dilawan racun, mungkin Mang Nggung ini juga punya pola pikir sama, pening disatukan dengan Rawa Pening, biar sekalian puyeng.

Legenda Rawa Pening sangat termasyhur, karena ada keterkaitan dengan kisah tombak pusaka Baru Klinting, milik Ki Ageng Mangir Wanabaya lll, warisan dari kakeknya Radyan Wanabaya. Radyan Wanabaya ini putra dari Radyan Lembuamisani yang tak lain putra Brawijaya V (Pamungkas/Susuhunan Lawu Sepuh).

Radyan Wanabaya akhirnya tinggal di Desa Mangir yang zaman dulu merupakan bumi perdikan (tanah merdeka) karena jasanya membela Sultan Hadiwijaya ketika terjadi intrik perebutan tahta di Demak dengan Haryo Penangsang. Akhirnya Radyan Wanabaya diwisuda menjadi sesepuh Tanah Perdikan Mangir, dengan sebutan Ki Ageng Mangir Wanabaya I.

Ki Ageng Mangir Wanabaya I, sangat suka bertapa, dan yang diinginkan agar kelak anak keturunannya menjadi raja Tanah Jawa. Sayangnya permohonannya itu tidak terkabul. Dari perkawinannya dengan isteri tuanya, lahir Ki Ageng Mangir Wanabaya II sebagai penerusnya.

Selain itu Ki Ageng Mangir wanabaya I, mempunyai anak dari putri Demang Jelagong. Ketika ada perayaan di Tanah Perdikan Mangir, semua warga hadir, tak terkecuali Putri Demang Jelagong.

Gadis muda ini cantik, sehingga sangat menarik hati Ki Ageng Mangir wanabaya I. la dikersakne/diselir. Dari hubungan itu akhirnya Putri Demang Jelagong hamil dan melahirkan bayi laki-laki tapi berujud seekor ular. 

Karena malu, ular itu disembunyikan di Kademangan Jelagong. Namun makin hari, ular ini tumbuh luar biasa besar. Akhirnya setelah dewasa, ia menanyakan siapa oapaknya. Dan oleh ibunya dijelaskan, kalau ;؛caknya adalah Ki Ageng Mangir Wanabaya I yang sedang bertapa di Gunung Merapi.

Kisah ini sebenarnya sanepan yang dikiaskan. Hubungan Ki Ageng Mangir l dengan gadis desa, mungkin dianggap aib karena perbedaan kasta. Namun namanya genetik, ada istilah Gajah akan menurunkan Gajah. Meski anak yang lahir itu diibaratkan ular, tapi ular yang bukan sembarangan, ia menjelma menjadi Sang Naga.

la berhasil menemui ayahnya di pertapaan Gunung Merapi. Dan akan diakui anak, bila sanggup mengitari Gunung Merapi. Hal itu ia lakukan, namun hanya kurang sejengkal, maka untuk menyambung, ia menjulurkan lidahnya. Lidah ini oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya I dipotong dan dijadikan tombak pusaka Kiai Baru Klinting yang sangat ampuh dan menggegerkan pemerintahan baru Mataram Senopaten.

Zaman dulu untuk diakui sebagai anak orang besar itu tidaklah mudah, la harus membuktikan kesetiaannya. Seperti Joko Umbaran (Panembahan Purbaya I/
Banteng Mataram) baru diakui oleh ayahnya Panembahan Senopati, setelah disuruh membunuh ibunya Niken Purwasari, dan dilanjutkan pertempuran demi pertempuran, demi kejayaan Mataram.

Begitu pula ular Baru Klinting ini. la baru akan diakui oleh ayahnya bila sanggup melingkari Gunung Merapi, yang menurut beberapa sesepuh mengumpulkan orang- orang untuk dididik menjadi pasukan, yang tentunya untuk mendirikan kerajaan baru, sesurutnya Demak dan Pajang nantinya.

Setelah berhasil, ia menghadap ayahnya, namun sepertinya sang ayah maiu, maka untuk menghilangkan jejak sebagai keturunannya, lidahnya dipotong, ibaratnya perkara yang dipetieskan, agar berita itu tak menyebar kemana-mana. Kemungkinan Baru Klinting terbunuh, dan namanya diabadikan dalam sebilah tombak pusaka yang diberi nama Kiai Baru Klinting.

Namun, orang yang menanam itu akan menuai hasilnya. Itu terjadi pada cucunya,
yaitu Ki Ageng Mangir Wanabaya lll yang akhirnya melalui strategi Ki Juru Mertani yang halus, dipikat dengan putri Panembahan Senopati, Rara Pembayun. Ketika sungkem di Mataram, kepalanya dibenturkan di selo gilang, hingga pecah.

Sukma Baru Klinting yang belum rela mati mengembara, dan masuk ke dalam raga seekor ular yang ada di lereng Merapi bagian kulon (barat). Saat itu penduduk Desa Pening sedang mengadakan pesta bersih desa. Saat mau mencari kayu bakar, salah satu sabitnya mengenai ular yang sedang bertapa itu, dan darahnya mengucur. Maka ular itupun dibawa ke kampung, dagingnya dicincang.

Ruh bocah ini tidak terima, ia menyamar sebagai anak gembel yang kelaparan. Oleh penduduk Desa Pening ketika minta makan tidak dikasih dan diusir. Di tengah perjalanan ketemu Mbok Rondho (janda) yang miskin, la diberi makan nasi. Setelah kenyang, ia berpesan kepada Mbok Rondho agar setelah matahari condong ke Barat segera naik perahu lesung. 

Dan bocah itu kembali ke pesta dengan membawa sebatang lidi, la tancapkan lidi (sada lanang) itu di tengah altar dan menantang semua orang yang hadir untuk mencabutnya, la dilecehkan, namun akhirnya tak ada yang berhasil. Setelah habis semua mencoba, bocah itu mencabut lidinya sendiri, dan seketika dari dalam air keluar sumber yang sangat deras dan menenggelamkan Desa Pening beserta penduduknya yang kikir itu.

Akhirnya hanya Mbok Rondho Dadapan sendiri yang selamat. Saat ia sedang naik perahu lesungnya, dari dasar laut muncul seekor ular yang sangat besar. Ular itu bisa tata-jalma; yang mengatakan kalau dirinya akan menuju ke laut kidul untuk bergabung dengan Khanjeng Ratu Kidul. Sosok Baru Klinting inilah yang sering menjadi titihan/ kendaraan Khanjeng Ratu Kidul.

Sepeninggal Baru Klinting, Mbok Rondho Dadapan, yang sebenarnya Jelmaan Khanjeng Ratu Kidul, karena welas/kasihan dengan nasib Baru Klinting ini, moksha, dan kembali ke Kerajaan Selatan, la kemudian menugaskan dayang-dayang terkasihnya; Dewi Urangayu dan Dewi Barunawati, untuk menjadi penjaga gaib/ Dahnyang Rawa Pening.

Mustika Udang
Ketika Mas Nggung, sedang memancing di Rawa Pening ini, ada kejadian aneh. Dihari pertama bulan Agustus 2013 lalu, ia tak mendapatkan satupun ikan, meski hanya sebesar jari kelingking. Padahal orang-orang di sekitarnya mendapat banyak.

Hari keduapun, dilalui dengan kehampaan tanpa hasil sedikitpun jua. Baru pada hari ketiga inilah terjadi keanehan, la seperti mendapat berkah, ikan lele sebesar lengan orang dewasa diperolehnya hingga satu ember penuh. Dan ketika sore hari, waktu mau pulang, pancingnya tiba-tiba seperti ada yang memakannya. 

Waktu ditarik senarnya, ternyata dapat lobster air tawar cukup besar. Merasa penasaran, ia mengulur waktu pulang dan memancing lagi. Dan hanya lima menit saja kailnya mendapat lobster air tawar lagi, bahkan lebih besar dari yang pertama.

Setelah 3 hari di tempat saudaranya di Salatiga, iapun pulang ke rumahnya Bumi Sukowati. Sesampainya di Solo, ia mampir ke rumah temannya, dan ikan lele satu ember yang didapat dari Rawa Pening itu diberikan semua. Mas Nggung hanya membawa dua lobster saja. Sampai di rumah, lobster yang satunya dimasak dengan isterinya, yang kebetulan sedang mengandung bayi ke-4 nya.
Tidak terjadi hal yang ganjil. Lobster yang 1 lagi, dimasukkan kulkas.

Tiga hari kemudian, lobster satunya dimasak, ketika Mas Nggung kelaparan pulang main dari rumah teman jam 12 malam.

Tak ada makanan, ya, lobster yang tersisa digoreng untuk mengisi perutnya. Dan saat membelah kepala lobster itu terjadi keanehan.

Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang, pintu dapur seperti digedor-gedor orang. Efeknya tikus yang banyak terdapat di dapur pada lari semua.

Ketika kepala lobster itu dibelah, keluar dua butir batu putih yang sama persis. Batu itu ia bersihkan, dan bentuknya setengah bulat, di dalamnya agak cekung. Kedua batu itu bila disatukan akan membentuk bulatan.

Pagi harinya, batu itu di bawa ke tempat sudaranya yang tinggal di Mojolaban. Menurut saudaranya, Raden Kumiter, "Ini masuk Mustika Udang. Baiknya kamu buka usaha kuliner saja, syukur-syuki, yang berkaitan dengan ikan, baik air tawar : maupun makanan seafood, pasti berhasil
"iya, Dimas, aku ngumpulin modal dulu."

Jawab Mas Nggung
"Sepertinya ini.ada kaitannya dengan laut kidul, mas. Suatu saat pasti aka ada petunjuk ؛ dari Gusti Allah."

Pada tanggal 15 September 2013, Mas Nggung, pas siang hari dari Cileungsi menuju i ke Pelabuhan Ratu, naik bus, kebetulan dapat i duduk kursi paling belakang. Karena capek, i ia ketiduran. Begitu terbangung, tempat duduk depannya sudah ada yang menduduki seorang wanita pakai celana panjang dan ؛ jaket jeans, tubuhnya langsing dan wajahnya : agak aneh, seperti dingin, unik, dan penuh ؛ misteri. 

Sampai di pelabuhan Ratu dia turun, dia ikuti terus wanita itu, tapi langkah Mas Nggung kalah cepat. Saat ada tikungan wanita itu hilang dan Mas Nggung kehilangan
Akhirnya dari pelabuhan Ratu, Mas j Nggung naik angkot menuju Karang Hawu. Usai berdoa, mata Mas Nggung melihat ؛ sesosok lukisan yang ternyata wajahnya : sangat mirip dengan wanita yang ada di bus ؛ tadi. Hatinya langsung berdebar.

Hingga sekarang, sosok wanita itu ؛ belum terpecahkan oleh Mas Nggung.
Namun dugaan kemungkinan, pasti ada hubungannya dengan dua batu Mustika Udang ini. Dan terhitung 10 Oktober kemarin, Mas Nggung sudah siap-siap buka kuliner.

Kisah Misteri : Kendi Pesugihan Pemberian Mbah Wali


Edi suka sekali mendatangi tempat-tempat keramat untuk lelaku. Kata guru spiritualnya, ia tidak boleh menghentikan kegiatannya itu sebelum mendapatkan wisik. Sampai akhirnya, ia mendapatkan sebuah kendi yang ternyata bisa membuatnya menjadi orang kaya.


Sudah beberapa malam Edi berada di makam keramat yang ada di daerah Trowulan, Mojokerto, la menunggu wisik atau pesan gaib yang sekiranya akan membuat dirinya mengakhiri lelakunya. la tidak boleh pergi sebelum mendapatkan sesuatu dari makam itu, begitu kira-kira pesan dari gurunya.
Makam yang sekarang dijadikan Edi lelaku adalah dipercaya sebagai makamnya orang sakti. Namun, sampai 7 hari di tempat itu, lelaki itu tidak juga mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, la mulai putus asa, sampai- sampai ia tidak percaya dengan semua yang telah dilakukannya.

Puncak kemarahannya adalah ia lalu dengan gerakan seperti orang kesetanan merobohkan batu nisan makam yang tidak disemen tersebut hingga ambrol dengan kakinya. Tak berhenti sampai di situ, Edi juga mengangkat sebuah kendi yang kebetulan berada di atas pusara makam tersebut. Dengan kedua tangannya, kendi itu diangkatnya tinggi-tinggi dan dibantingnya.

Sungguh di luar dugaan, kendi atau kuali itu tidak pecah atau retak barang sedikit pun. Padahal secara nalar, kendi yang terbuat dari tanah liat itu akan pecah belah menjadi potongan-potongan kecil saat membentur lantai yang keras. Edi mengambil kendi itu kembali dan hendak membenturkannya ke lantai lagi.

Tapi, tiba-tiba ia mendengar salah seorang peziarah yang kebetulan berada di belakangnya mengelepar-gelepar seperti orang yang sedang kerasukan dan mengeluarkan suara yang membuat Edi terkesima sebab mengaung seperti suara harimau. Setelah itu terdengar sebuah suara yang sangat berwibawa keluar dari mulut si peziarah yang kerasukan tersebut.

Orang yang kerasukan itu mengatakan kepada Edi untuk membawa pulang kendi itu. Edi disuruh menyimpan kendi itu baik- baik dan katanya dengan kendi itu mudah-mudahan apa yang menjadi tujuan Edi bisa terkabulkan. Namun, ada syaratnya, yaitu Edi tidak boleh menolak setiap permintaan
orang yang membutuhkan pertolongannya.

Setelah berucap begitu, terdengar kembali aungan harimau sebanyak tiga kali. Lalu, keadaan menjadi senyap kembali. Seorang peziarah yang tadi kerasukan itu kembali tersadar dan seperti tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi. Mbah Bejo, juru kunci tempat tersebut dan seorang peziarah lain mencoba menolongnya. Mbah Bejo memberinya minum segelas air putih yang baru saja diambilnya dari gentong keramat yang jaraknya hanya beberapa langkah saja.

Suasana kembali senyap untuk beberapa lama. Tanpa diminta oleh siapa pun, Edi lalu merapikan kembali nisan yang sempat dijejaknya hingga roboh dan berantakan. Setelah itu, ia mendekati Mbah Bejo dan meminta maaf atas prilakunya.

"Sudahlah, tidak apa-apa! Mungkin ini sudah menjadi kehendak-Nya! Dan, mudah-mudahan saja dengan cara ini, apa yang menjadi keinginan Saudara bisa terkabulkan؛" ucap orang tua itu.
Mbah Bejo sendiri sebenarnya tidak percaya dengan keberadaan kendi yang berwarna hitam kecoklatan itu. 

Dalam hatinya ia bertanya-tanya darimana asalnya kendi itu. Apakah kendi itu bawaan orang-orang yang berziarah atau kendi itu muncul dengan sendirinya secara gaib? Sebab, sepengetahuannya, tidak ada kendi di atas pusara keramat tersebut sebelumnya.

Sejak mendapatkan kendi itu, sedikit demi sedikit hidup Edi dan keluarganya mulai membaik. Usaha apa saja yang dilakukan selalu sukses luar biasa. Bahkan, beberapa tahun kemudian Edi dikenal sebagai orang yang kaya raya di daerahnya, la juga dikenal sebagai seorang yang dermawan kepada siapa saja. Setiap orang yang membutuhkan pertolongannya selalu dibantunya tanpa pandang bulu, baik yang sudah dikenal atau tidak dikenalnya.

Tidak jelas, apakah sifatnya itu benar- benar karena niat ingin membantu sesama atau hanya karena itu sebuah syarat agar kekayaannya tidak habis seperti yang pernah dipesankan gaibnya?

Suatu saat, lelaki ini sudah benar-benar menjadi orang yang paling kaya, datanglah seorang laki-laki ke rumahnya. Laki-laki itu boleh dibilang cukup aneh. Sebab, ketika ditanya oleh para pembantunya tentang tujuannya, ia hanya mengatakan ingin bertemu dengan Pak Edi. Ketika ditawarkan apa yang perlu dibantu, laki-laki itu hanya menggeleng dan mengucapkan bahwa ia hanya ingin bertemu dengan Pak Edi.

Ketika para pembantu mengatakan bahwa Pak Edi sangat sibuk dan tidak bisa ditemui, lelaki itu tidak menyerah, la mengatakan akan tetap menunggunya sampai Pak Edi ada waktu dan mau menemui dirinya.

"Saya hanya bisa mengungkapkan tujuan Saya pada Pak Edi. Jadi tolonglah, ijinkanlah saya bertemu dengannya," ucap lelaki misterius itu.

"Pak Edi sedang ada di luar kota dan
baru pulang beberapa hari lagi. Kalau Bapak memang ingin bertemu langsung dengan Pak Edi, Bapak bisa kembali lagi nanti. Itupun kami tidak tahu pasti kapan pulangnya," ucap asisten pribadi Pak Edi dengan dengan ramah, meski lelaki yang ingin bertemu dengan Pak Edi itu sikapnya seperti orang yang menjengkelkan.

la akhirnya memilih menunggu di mushola yang ada di rumah milik orang kaya tersebut. Para pembantu, termasuk asisten Pak Edi tidak bisa berbuat apa-apa kecuali membiarkan saja.
Setelah menunggu sampai sehari- semalam, akhirnya pulang juga Pak Edi dari kepergiannya. Setelah berada di rumah, ia pun masih disibukkan dengan segala aktivitasnya. 

Dan, rupanya tidak hanya orang itu yang ingin bertemu. Tamu-tamu yang lain juga banyak yang ingin bertemu dengan laki-laki sukses itu. Sejak menjadi orang yang penting di daerahnya, Edi memang susah ditemui, lebih-lebih jika tamunya bukan orang penting. Tapi, berkat keuletan dan kesabarannya, akhirnya bisa juga laki-laki itu bertemu langsung dengannya.

"Apakah Pak Edi masih ingat kepada saya?" Tanya orang itu saat sudah berhadap-hadapan dengan Edi.

Ditanya begitu, Edi hanya mengeryitkan dahinya, la seperti pernah bertemu dengan laki-laki yang ada di hadapannya tersebut. Tapi, siapa dia dan pernah bertemu dengannya di mana, Edi tidak ingat betul. Meski mencoba mengingat-ingat, tapi Edi tidak juga kunjung ingat siapa sebenarnya jati diri laki-laki misterius tersebut.

"Saya adalah orang yang pernah bersama-sama Bapak melakukan ziarah di makam Mbah Wali," ucapnya.

Meski sudah mendengar ucapan itu, Edi belum juga ingat. Laki-laki itu tidak juga segera mengungkapkan siapa sebenarnya jati dirinya, la bahkan ganti topik pembicaraan dengan memuji keberhasilan Edi hingga membuat tuan rumah menjadi bosan. Dan, setelah dirasa Edi benar-benar tidak tahu dengan siapa dirinya, barulah laki-laki itu mengungkapkan siapa dirinya.

"Saya adalah orang yang pernah melihat Bapak waktu mendapatkan kendi dari makam keramat dulu!"

Edi sedikit kaget! Tapi, ia lalu mencoba menanyakan apa yang menjadi tujuan laki-laki itu. Ditanya begitu, lelaki itu malah mengatakan tidak membutuhkan uang atau materi seperti yang lain. Yang ia butuhkan katanya hanyalah sebuah kendi!

Deg!!! Tiba-tiba jantung Edi seperti berhenti berdetak, la tidak pernah menduga laki-laki di hadapannya itu akan seberani dan senekad itu hendak mengambil sesuatu yang dianggapnya sangat penting. Buru- buru Edi menarik nafas dalam-dalam dan mencoba menguasai perasaannya, la lantas teringat akan pesan gaib yang pernah terucap lewat mulut laki-laki yang ada di hadapannya dulu.
"Bagaimana, Pak Edi, apakah saya diijinkan membawa pulang kendi pemberian Mbah Wali itu?!"
Edi tidak juga segera menjawab, la seperti berpikir dengan keras untuk mengambil keputusan yang tepat.

Sesuai dengan pesan gaib yang pernah diterimanya, ia memang tidak boleh menolak setiap permintaan pertolongan dari orang yang membutuhkan bantuannya.
Setelah cukup lama berpikir dengan keras, akhirnya keputusan itupun diambil.

"Baiklah, Bapak boleh membawa pulang kendi itu," ucapnya lirih, la pun lalu masuk ke dalam rumahnya yang besar dan kembali lagi sambil membawa serta sebuah kendi yang dibungkus kain warna putih. "Bawalah Bapak pulang kendi ini, dan semoga apa yang menjadi keinginan Bapak bisa terkabulkan."

Selepas kepergian laki-laki aneh itu, Jafaril masih tertegun di tempatnya. Beberapa orang yang ingin bertemu dengannya untuk sementara waktu ditolaknya. Para pembantunya juga tidak ada yang berani bertanya macam- macam. la tahu bosnya sedang tidak boleh diganggu.

Dalam hatinya, Edi berkata bahwa ia sudah melaksanakan pesan gaib itu dengan sebaik-baiknya. Dan, kalau memang segala apa yang telah diperoleh akan diambil oleh Tuhan gara-gara ia memberikan kendi itu kepada orang lain, ia sudah pasrah untuk menerimanya. Di tengah perenungannya, tiba-tiba di depan pintu gerbang rumahnya terdengar orang ramai. Edi bergegas ingin tahu dengan apa yang terjadi. Di situ rupanya telah terjadi kecelakaan, yaitu sepeda motor menabrak seorang pejalan kaki.

Edi tamu yang tadi sempat bertemu dengan Bapak!" Ucap salah seorang pembantunya.
Edi kaget sekaligus tertegun saat menyaksikan apa yang dilihatnya. Laki-laki itu terlihat tergeletak bersimbah darah dan tak jauh dari situ ada benda terbungkus kain putih yang tak lain adalah sebuah kendi. Edi bergegas menyuruh anak buahnya membawa laki-laki itu ke rumah sakit agar nyawa terselamatkan.

Saat Edi mengambil bungkusan kain putih itu, kendi itu dirasakan masih dalam keadaan utuh tidak pecah sedikit pun. Sementara itu, orang yang berniat mengambil kendi pemberian Mbah Wali dari tangan Edi, sampai di rumah sakit nyawanya sudah tidak tertolong. 

Kisah Misteri : Berteman Dengan Hantu Hawai


Sudah sebelas korban hantu jembatan Anomae Bay, Hawai, Amerika Serikat. Semua sasaran hantu Kemote Bungeti ؛ itu adalah laki-laki muda. Misinya, membunuh sebanyak-banyak nya pria lajang yang senang iseng. Modusnya, hantu Kemote Bungeti menyamar gadis cantik di diskotik, cafe,  music longue, taman kota dan karaoke bar di Hawai, negara bagian ke 50 United State tersebut.

Setelah berhasil menjebak korban, Kemote Bungeti membawa pria-pria malam itu ke kolong jembatan lalu membunuhnya."Maaf, Sudah menjadi kebiasaan, Kemote Bungeti hadir di tengah keramaian. Dia menggunakan pakai terbuka, tank top tanpa beha dan celana dalam. Pria-pria muda yang tertarik kepadanya, langsung masuk dalam jebakannya. Mula-mula diajak minum bersama, ngobrol, bercengkrama, tak jarang diajak berciuman di keremangan malam. Lalu, setelah tempat hiburan tutup dinihari, pasangan dibawa ke jembatan dan diajak berhubungan intim. 

Setelah melakukan hubungan seks, pria dicekik dan dibunuh. Semua korban yang mati, selalu ditemukan mengambang di bawah jembatan. Sebelas korban mati sudah menjadi mayat di kolong titian. Hasil visum korban, semua memperlihatkan luka cekik di leher. Ada cekikan serta tusukan kuku panjang perempuan. Tusukan kuku-kuku tersebut tak lain adalah kuku Si Hantu Wanita, Kimote Bungati yang sadis.

Sudah sepuluh tahun aku bekerja di Hawai. Aku melakukan kontrak kerja sebagai pegawai di hotel Daniel K.Hinoye, tepat di pertengahan Jalan Kulaimano, Hawai Utara. Karena pekerjaan ku hanya sebagai juru masak, maka gajiku cukup lumayan untuk dibagi kepada ibuku di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang tidak bekerja apapun. Ayahku, Suparto Samijan, hanya meninggalkan rumah gubuk untuk ibuku, sementara sawah setengah hektar sudah dijual kepada Pak Carik Imogiri, Suprapto Prawiro.

Sebelum aku merantau ke Amerika Serikat, ayahku yang mempunyai mantra- mantra berinteraksi dengan bangsa jin, memberikan amalan itu kepadaku.

"Mana tahu kelak berguna di perantauan mu yang jauh ini," kata ayahku. Mantra- mantra itu didalaminya ayahku sejak dia kecil. Mantra saktimandraguna dari pustaka linuwih kakek moyang orang Jawa. Maka itu mulai remaja ayahku sudah bisa berdialog dengan bangsa jin. Baik jin yang kelasnya kecil maupun jin tingkatan  raja seperti Kanjeng Ratu Kidul. 

Karena , pertemanannya dengan bangsa gaib, maka, ayahku mempunyai ilmu "weruh sakdurunge winara", mengatahui sesuatu peristiwa di depan. Sesuatu kejadian yang belum terjadi, telah diketahui oleh ayahku sejak dini. Maka itu ayahku menjadi peramal ulung. Jasa keparanormalannya banyak digunakan oleh warga Bantul, daerah kami, bahkan bupati  pun, minta bantuan ayahku.

"Karena kau anak tunggal bapak, maka ilmu gaib bapak ini akan bapak turunkan kepada mu Nduk, " kata ayahku kepadaku saat, seminggu sebelum aku berangkat ke Amerika Serikat.

Sebenarnya aku tidak begitu tertarik tadinya kepada ilmu gaib. Bahkan ilmu ayah kandungku sendiri pun, aku tidak perdulikan. Tetapi karena ayah ku mendesak, terus membujukku, maka akupun jatuh kasihan dan berusaha menyenangkan hatinya. Maka itu, aku lalu menerima ilmu linuwih itu dengan suka rela. Setelah aku menyatakan bersedia, ayahku gembira sekali dan dia lalu memberikan azimat baru meteor warna hitam kepadaku.

"Di dalam batu ini ada jin, makhluk pendamping gaib mu yang akan melindungi mu. Yang melindungi manusia itu Allah, tapi jin itu juga makhluk ciptaan Allah yang diperintahkan untuk membantu manusia," kata ayahku.

Ayah dan ibuku mengantarkan aku ke bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Kami berpisah dengan pelukan erat dan airmata. Sebenarnya aku sangat berat meninggalkan mereka, tetapi untuk masa depan lebih baik, tawaran bekerja di Hawai, Amerika Serikat, tidak boleh aku sia-siakan.
Pertemuan dengan ayah kandung, hari itu ternyata adalah hari terkhir.

Sebab setelah dua tahun aku tinggal di Hawai, ayahku meninggal dunia. Aku mau pulang saat itu untuk menghadiri pemakaman ayahku, tetapi pesawat tidak bisa take off karena angin puting beliung. Pemberangkatan ke Indonesia pun, ditunda lalu dibatalkan.

Aku hanya mengirim uang untuk ibuku. Selain untuk pemakaman, juga untuk tahlilan hingga seratus hari. Ibuku menangis saat aku menelpon via nomor telpon rumah Pakde Harjo, saudara sepupuh ayahku.

Pakde Harjo juga meneteskan air mata karena kasihan kepadaku yang tidak bisa hadir saat ayahku dimakamkan.

Kini aku sudah puluhan tahun di Hawai. Selama ini baru dua kali aku pulang menemui ibuku di Bantul. Bahkan, ibuku aku ajak pindah ke Hawai, namun ibu menolak karena dia berat meninggalkan kampung halaman yang sangat dia cintai. Untuk itu, ibu mengharap kan agar aku setiap tahun pulang, jangan terlalu lama tidak pulang karena dia sangat merindukanku.

Pada saat cuti seminggu, aku menyetir mobil mini, cooper ku keliling Hawai. Aku berusaha menemukan hantu sadis yang mebunuh banyak warga tersebut. Mula-mula aku masuk ke Jalan Mauma Kea Acces Rd, lalu melesat ke waukoldoa Rd, Mamalahoa dan masuk ke Kolekote Beach Park. 

Suatu taman rindang yang banyak ditongkrongi anak-anak muda Hawai.
Setelah memarkir kendaraan, aku masuk ke taman yang malam itu ada pertunjukan musik regge beken dari kota ini. Grup regge Portason Hewa mendatangkan banyak penggemar regge dan malam itu sangat heboh. Aku memilih duduk agak jauh dari panggung. Duduk di sebuah bangku kecil yang berada di bawah lampu mercuri taman.

Tidak beberapa lama aku duduk, aku melihat sosok gadis cantik berambut pirang dengan baju seksi. Busana terbuka, tank top tanpa beha dan nampak tidak menggunakan celana dalam. Wangi bau parfum gadis cantik itu agak aneh. Berbau bunga melati, kenangan dan kantil. Aku langsung teringat ke pada kampung, Bantul, di mana bunga-bunga itu biasa digunakan oleh ayahku saat melakukan ritual memanggil jin.

"Jangan-jangan gadis cantik ini bukan manusia biasa," batinku. Solanya bau badannya bukan parfum Amerika dan Prancis, tetapi parfum jin. Aku lalu membaca-baca mantra pemberian ayahku, sekalian membuka batu meteor, jimat sakti mandraguna yang dititipkan kepadaku. Setelah membaca mantra dan memegang jimat, aku langsung melihat sosok tengkorak hidup di diri wanita cantik itu.
"Dug Gusti, dia bukan manusia biasa, tapi hantu, hantu yang berbahaya itu, Hantu pembunuh yang meresahkan penduduk Hawai belakangan ini," pikirku.

Dengan langkah gontai aku mengikuti arah gadis tengkorak itu. Diam-diam aku berjalan di belakang nya, ke mana dia pergi dan apa yang akan dilakukannya. Akhirnya, dia ternyata mendekati keramaian pemuda yang sedang menonton musik regge yang heboh itu. Seorang pria tertarik kepadanya dan mengajaknya ngobrol. Mereka berbincang akrab dan beberapa saat kemudian berciuman. Lelaki itu hanyut dan diajak pergi oleh Sang Gadis keluar kerumunan penonton.

Aku mengikuti dari belakang, penasaran, mau dibawa pria muda itu. Mereka keluar taman dan masuk ke mobil si pria dan pemuda itu yang menyetir. Benar saja, mobil porche warna merah milik pemuda itu melintasi jalan Ka ne Ra Bay, Kapue Stream menuju jembatan Anomae Bay. Jembatan di mana ditemukan belasan bangkai manusia korban Kemote Bungeti, hantu sadis yang pembunuh itu.

Setelah memberhentikan mobil porsche merah, keduanya turun ke bawah jembatan. Aku juga memberhentikan mobil mini cooperku dan melangkah perlahan di balik pepohonan menuju kolong jembatan tempat mereka masuk. Syahdan, di sana mereka buru-buru membuka pakaian masing-masing dan melakukan hubungan seks. Aku tidak mau melihat adegan itu lalu menutup mukaku.

Setelah beberapa saat, aku melihat Si Gadis yang ternyata hantu Kemote Bungeti itu mencekik leher si pria dan menggigitnya. Pria itu berusaha berontak tapi tidak kuasa. Tangan hantu cantik itu terlalu kuat mencekik.

Saat itulah aku bertindak. Aku segera turun dan berteriak "stop" kepada Kemote Bungeti. Kemote tersentak, terperanjat melihat kehadiranku. Wajahnya mengarah kepadaku dan berubah bentuk menjadi setan. Matanya besar menyala, giginya tajam bertaring dan ditunjukkannya kepadaku.

Pria yang belakangan diketahui bernama. Richard Hansen itu, keluar dari cengkraman dan melarikan diri ke mobilnya. Aku langsung diserang oleh Kemote Bungeti dan kami terlibat perkelahian seru.

Namun, karena ilmu sakti mandrganua warisan ayahku, maka Kemote Bungeti tersungkur dan kalah. Malam itu dia bertekuk lutut dan sujud di kakiku. Dia berjanji tidak akan mencari korban lagi dan bertobat.

Kini Kimote Bungeti bertobat dan ikut bersamaku. Dia berada dalam kendali ku dan tidak mau lagi mencari korban. Bahkan, Kimote Bungeti menjadi pengawal gaibku, ada di mana pun bersamaku, dia ikut aku ke mana pun aku pergi.

Pada bulan Agustus tahun 2013 aku kembali ke Indonesia. Tepat pada hari ulang tahun kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 2013, Kemote Bungati turut bersamaku ke Bantul. Dia kubawa ke laut Parang Tritis dan kuperkenalkan dengan Nyai Ratu Kidul. 

Nyai Ratu hadir di tengah malam dan memberi nama Kemote Bungeti menjadi Dewi Melati. Dewi Melati diberikan kekuatan sprituai Jawa dan mampu berbahasa Jawa halus kromo hinggil seperti aku.

Kami dapat komunikasi berbahasa Jawa dengan lancar. Bahkan, Dewi Melati dapat berbicara langsung dengan ibuku dan dia berubah menjadi gadis yang sangat cantik.

Sejak tanggal 2 Desember 2013 ini, aku resmi pindah ke Jakarta. Aku bekerja di hotel berbintang empat sebagai chief cook di Banten. Dewi Melati terus bersama ku dan dia betah tinggal di Indonesia dan dia tidak mau kembali lagi ke Hawai. Di tempatku bekerja, sesekali Dewi Melati berubah wujud dan berbentuk gadis jelita yang membuat kagum banyak orang. Yang suka dengan wajah cantiknya bukan saja pria, tapi juga kaum wanita. 

Dewi Melati sering muncul di lobby hotel, menyanyi lagu-lagu Hawai dan general manager ku, jatuh hati lalu berniat mengontrak nya sebagai penyanyi tetap. Tapi aku tidak mengijinkannya. Aku kuatir akan terbongkar rahasia Dewi Melati, yang mana dia bangsa jin, bukan manusia biasa dan
aku takut menimbulkan berita heboh karyawan hotel tempatku bekerja.

Suara Dewi Melati luar biasa dia membawakan lagu The Deatest Lc. ؛ of All yang dipopulerkan Whitney hols::" suaranya persis sekali dengan penyanyi kulit hitam itu. Dari vibrasi, resonansi dar diksi, semua Whitney Houston. Maka itu, tak aneh bila GM ku jatuh hati dan berteka; akan mengontraknya sebagai penyanyi tetap. 

Apalagi saat menyanyikan lagu dan tarian Hawai, dia persis sekali penari hula- . hula dan suaranya mendayu-dayu bagaikan penyanyi suara Kianeta Kwaya, penyanyi top Hawaian yang merajai panggung musik jenis ini di Amerika Serikat.

Walau sudah berumur 39 tahun, namun aku masih lajang. Karena selama ini aku selektif, banyak menolak dan mendekatiku. Aku makin ingin sendiri setelah aku punya sahabat gaib bangsa jin Hawai bernama 'Dewi Melati ini. Dewi tidak melarang aku menikah, tetapi dia bersumpah, akan pergi dariku bila aku menikah.

"Kita bersuami istri, aku adalah istrimu dan aku tidak mau dimadu, "kata Dewi Melati, suatu malam kepadaku, saat kami akan beranjak tidur di kamar rumah ku.

Jujur saja, aku sudah sangat ketergantungan kepada Dewi Melati. Dengan Dewi lah aku bahagia.
Maka itu, aku tidak memikirkan menikah walau akan  meresahkan ibuku. Ibuku berusaha menjodohkan aku kepada beberapa saudaranya, tetapi aku menampik. Dengan halus aku menolak desakan ibu agar aku buru-buru menikah. Kukatakan kepada ibuku, bahwa aku bahagia hidup begini, sendiri bersama teman baik gaib ku, Dewi Melati.

"Sampai kapan kau bersama sahabat gaibmu ini, terus tidak menikah sampai menjadi tua renta?" desak ibuku. Apa yang dikatakan ibuku ini benar adanya. Tapi, bagaimana menikah sementara aku akan kehilangan teman sangat baikku, Dewi Melati yang mengancam akan terbang kembali ke Hawai menjadi hantu jembatan Onomea Bay dan memakan korban.

Karena rasa sayangku dan ketakutanku akan Dewi Melati menjadi Kemote Bungeti lagi, maka aku mengorbankan diriku. Entah sampai kapan aku hidup begini tapi semua kuserahkan kepada Allah Azza Wajalla dengan sholat istikhoroh. Aku terus bermunajat meminta Allah memberikan jalan terbaik kepadaku. Atau paling tidak  merubah sikap Dewi Melati untuk tetap bersamaku walau aku akan menikah.

Kisah Misteri : Kain Mori Penglaris Dagangan


Setiap kali tradisi penggantian kain luwur dilakukan, masyarakat berbondong-bondong berusaha ingin mendapatkanya potongan kainnya.
Sudah terbukti, kain mori tersebut bisa menjadi jimat pelarisan dagang.

Ngalap berkah di makam keramat tidak hanya dilantarkan melalui doa dan permohonan saja, beberapa tempat keramat seringkali juga memberi solusi sebagai tempat untuk ngalap berkah agar permohonananya bisa terkabulkan. 

Media atau sarana yang dipakai biasanya bisa berupa bunga yang didapat dari makam, kain penutup makam, ataupun tanah pemakaman. Keberhasilan para pelaku ritual dengan berbagai sarana ini semua hanyalah sebagai lantaran atas kuasa Tuhan, yang telah mengabulkan permohonan para pelaku ritual, karena didalam melakukan ritual ngalap berkah, hal yang paling utama adalah doa, sedangkan sarana yang dipergunakan hanyalah sebagai media perantara atau lantaran dari Tuhan.

Salah satu media ngalap berkah yang biasa dicari para peziarah untuk penglarisan adalah kain luwur yang ada di makam Pantaran di Dusun Candisari Kecamatan Ngampel Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Kain penutup makam tersebut biasanya akan diganti setiap satu tahun sekali, bertepatan dengan upacara tradisi buka luwur di makam Pantaran. Makam ini setiap tahun ramai dikunjungi para peziarah yang ingin ngalap berkah. Enam kalurahan di satu Kecamatan akan menggelar upacara khusus penggantian kain langse.

Dalam perayaan tersebut, ujar Totok Sanyoto mengatakan, banyak sekali rangkaian upacara unik dan sakral dilakukan.

Upacara tradisi yang digelar setiap tahun dalam rangka manyambut datangnya bulan Sura, dilakukan usai bulan memasuki tanggal 20 Sura yang jatuh pada hari jumat. Tradisi yang sudah dilakukan sejak ratusan ini digelar di lereng Gunung merbabu.

Sanyoto juga menambahkan, upacara tradisi yang dikenal dengan nama tradisi buka luwur ini, digelar dalam rangka mengganti kain luwur atau penutup makam para leluhur yang ada di dalam makam Pantaran. Di makam tersebut terdapat lima makam keramat yang dianggap sebagai punden bagi desa-desa di lereng Merbabu.

Mereka di antaranya adalah makam Syech Maulana Maghribi, makam Nyai Mataram,
Makam Kyai Ageng Pantaran, makam Dewi Nawangwulan dan makam Ki Ageng Kebo Kanigoro.
"Kain luwur adalah kain mori penutup makam yang ada di tiap-tiap makam keramat," terang Sanyoto, juru kunci makam yang mewarisi tugas tersebut secara turun temurun.

Lebih lanjut juru kunci yangjuga merangkap tugas sebagai pegawai Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Boyolali ini menceritakan, makam yang ada di desa Pantaran ini sebenarnya makam milik Syech Maulana Maghribi, namun didalam tradisi tersebut masyarakat justru lebih mengenal dengan nama tradisi buka luwur Ki ageng Pantaran, karena keberadaan makam tersebut berada di dusun Pantaran. Selain itu di dalam komplek pemakaman tersebut, juga terdapat makam punden desa yang bernama Ki Ageng Pantaran.

Awal mula keberadaan kelima tokoh tersebut bisa dimakamkan menjadi satu di Pantaran, Juru kunci makam Panataran menceritakan, pada suatu ketika di dusun Pantaran terdapat seorang wiku atau pertapa sakti yang hidup bertapa di dusun Pantaran. Sang wiku yang sangat sakti mandraguna tersebut memiliki seorang anak perempuan yang bernama Dewi Nawangwulan, meski di beberapa versi cerita legenda banyak menceritakan, bahwa sosok Dewi Nawangwulan adalah salah satu dari tujuh bidadari yang dipersunting oleh Jaka Tarub,

namun di dusun Pantaran, terdapat cerita lain perihal keberadaan Dewi Nawangwulan di tempat ini.
Bahkan tidak hanya Dewi Nawangwulan saja, keberadaan para tokoh lain yang di antaranya, Ki Ageng Kebo Kanigoro, Kiageng Pantaran, Nyai Mataram, Syech Maulana Maghribi bisa berada di satu tempat pemakaman di Pantaran, hingga sekarang tak diketahui secara pasti ceritanya. Hanya saja masyarakat sekitar meyakini, cerita yang mereka dengar turun temurun dari nenek moyang, Urai Sanyoto.

Masih menurut cerita, dalam perjalanannya menyebarkan siar Islam di tanah Jawa, sampailah Syech Maulana Maghribi di dusun Pantaran. Di dusun ini Syech Maulana Maghribi berkenalan dengan seorang wiku sakti, dan mengatakan kalau pengembaraanya tersebut dalam rangka menyebarkan agama Rassul, karena' memiliki tujuan dan niat baik, maka Syech Maulana Maghribi akhirnya diterima oleh sang wiku sakti dan diperkenankan untuk menyebarkan siar.

Bahkan sang wiku sendiri juga turut masuk dan belajar agama ajaran Rassul dari Syech Maulana Maghribi. Oleh karena banyaknya penduduk desa yangjuga turut masuk agama Rassul seperti yang diajarkan oleh Syech Maulana Maghribi, maka timbulah keinginan Syeck Maulana Maghribi jntuk membuat sebuah masjid di Dusun 3antaran. Oleh karena itu, maka diutuslah salah seorang penduduk desa agar pergi ke Demak, meminta salah satu kayu jati kepada Sultan Demak yang akan dipergunakan sebagai tiang soko guru.

Namun karena Sultan Demak juga tengah membangun sebuah masjid agung, maka Sultan tak mengijinkan utusan tersebut meminta salah satu dari tiang kayu soko Siru. Tak mendapati apa yang diinginkannya, jtusan tersebut akhirnya memohon pamit ian menyampaikan kepada Syech Maulana Mahgribi, perihal tak diijinkanya meminta sang soko guru. Tetapi meski tanpa tiang soko guru sekalipun, pembangunan masjid ri Dusun Pantaran tetap berlangsung, hingga skhirnya selesailah pembangunan masjid sersebut oleh penduduk Desa Pantaran.

Masjid kecil yang dibangun oleh Syech Maulana Maghribi di Dusun Pantaran achirnya diresmikan, bertepatan dengan selesainya pembangunan masjid Demak 3eh walisongo yang hanya jeda waktu beberapa jam saja. Oleh karena bertepatan tersebut, maka masjid ini akhirnya diberi nama Pantaran (bersamaan). Hingga kini nama Pantaran akhirnya melekat pada sebuah Desa yang ada di lereng Gunung Merbabu. Sedangkan wiku sakti yang sampai akhir hayatnya menetap di dusun Pantaran, kemudian dikenal dengan nama Ki Ageng Pantaran. Urai sang Juru kunci.

Sedangkan beberapa tokoh lain, imbuh sang juru kunci, di antaranya Ki Ageng Kebo Kanigoro, Nyai Mataram dan Dewi Nawangwulan, tak diketahui ceritanya secara jelas. Hanya saja keberadaan Dewi Nawangwulan konon terkait dengan kisah terjadinya umbul sipendok yang ada di puncak Merbabu, yang hingga kini sumber mata air tersebut masih terus dipergunakan oleh warga, untuk kebutuhan sehari-hari.

Tak hanya bagi warga di Dusun Pantaran saja, Umbul si pendok yang menyerupai warangka bilah keris, juga dipakai sumber mata airnya untuk enam Kalurahan di Kecamatan Ampel. Oleh sebab itu setiap perayaan tradisi buka luwur dilakukan, seluruh warga di enam Kalurahan akan menggelar upacara wujud rasa syukur dan sedekah bumi di makam Syech Maulana Maghribi dan Ki Ageng Pantaran.

Namun banyak acara yang unik dan sakral berlangsung pada saat tradisi buka luwur dilakukan. Keunikan upacara ini dikarenakan, banyak warga desa yang membawa sesaji nasi rasullan dari rumah turut serta didoakan oleh ulama karaton, di antara kijing-kijing pemakaman. Sesaji-sesaji tersebut usai didoakan lantas dibagi- bagikan kepada para pengunjung.

Sesaji yang terdiri dari nasi tumpeng, ingkung ayam, kerupuk dan sesaji lainya, dibagi-bagikan dengan menggunakan kantong plastik. Seluruh pengunjung yang berasal dari luar daerah akan mendapatkan satu kantong plastik yang berisi sesaji.

Selain itu pihak pengurus makam juga akan membagikan nasi rasulan kepada seluruh pengunjung sebagai bentuk ucapan wujud rasa syukur.

Selain sesaji yang dibagi-bagikan oleh penduduk dan pengurus makam, dua gunungan yang berisi sayur, buah-buahan, serta nasi jagung sebagai symbol para petani yang gemah ripah loh jinawi, juga turut diperebutkan oleh para pengunjung. Dengan harapan apa yang mereka dapatkan kelak akan membawa berkah keberuntungan, kebahagian dikehidupanya.

Kepercayaan ini tidak hanya dalam bentuk sesaji yang mereka dapatkan, namun janur, tebu serta bunga ziarah yang ada di semua makam para tokoh luhur juga turut diperebutkan. Mereka sangat meyakini, bahwa dengan memperoleh tebu dan janur, hasil panen para penduduk akan berlimpah ruah, dijauhkan dari hama tanaman. Tebu dan janur yang mereka dapatkan, akan digantung di atas rumah (janur), sedangkan tebu akan ditanam di pojok sawah agar terhindar dari hama tanaman..

"Biar panen berlimpah ruah, dan dijauhkan dari hama wereng," kata Sumar (55), warga Ampel yang setiap kali tradisi buka luwur digelar, tidak pernah absen untuk ngalap berkah.

Ngalap berkah yang dilakukan Sumar tidak hanya menjadi tradisi bagi penduduk desa, bahkan para pendatang dari luar daerah juga turut melakukanya. Terbukti sejak Sumar memperoleh tebu dari makam Ki Ageng Pantaran, hasil panen berlimpah ruah, bahkan beberapa tetangga desa yang tanamannya di serang wereng, tanah pertanian Sumar terbebas dari hama wereng.

"Dari sekian banyak pelaku ritual yang ngalap berkah di tradisi buka luwur, satu yang menjadi rebutan dan harus didapat adalah kain luwur, kain mori penutup makam yang ada di makam kelima tokoh di Pantaran," tegas Sanyoto.

Menurutnya, kain tersebut diganti hanya pada saat upacara tradisi buka luwur digelar, di setiap makam terdapat kain penutup sebanyak lima lembar kain putih berukuran 1 X 2 meter. Kain inilah yang biasanya diminta oleh para pelaku ritual dari warga sekitar dan pengunjung. Kain mori bekas penutup makam tersebut dipercaya memiliki khasiat untuk apa saja, selain sebagal pegangan jimat pangkat derajat kawibawaan, Kain mori ini biasanya dipakai untuk jimat penglarisan.

Tak sedikit mereka yang memakai jimat ini usaha yang semula seret kini berubah menjadi lancar. Bahkan bagi para pedagang, jimat kain luwur tersebut sangat dikeramatkan karena aura yang ada di dalam kain mori tersebut.

"Kain luwur hanya sebagai lantaran dari Tuhan Yang Maha Esa, karena yang paling penting adalah doa manusianya," beber Sanyoto.

Banyak pelaku ritual, yang mendatangi makam di dusun Pantaran pada saat berlangsungnya pemilihan bupati, pilkades, dan juga jelang pemilu. Bahkan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang lebih akrab disapa Gus Dur, menurut Sanyoto, juga sering ziarah ke makam tersebut pada saat dirinya masih menjabat menjadi presiden