Kisah Misteri : Jin Penunggu Kampung Pilang Tonggoh


Benda Bertuah. Seperti terjadi belum lama ini di Kampung Pilang Tonggoh Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, warga hangat membicarakan munculnya makhluk halus di sebuah area kebun kosong. Makhluk Ielembut yang tidak kasat mata tersebut diduga adalah sebangsa jin yang Iazim disebut genderuwo. Beberapa warga di sana menyebutkan, penghuni kebun kosong itu bukan hanya genderuwo tetapi juga hantu perempuan sebangsa kuntilanak.


"Dulu kampung ini masih berupa kebun bambu. Jadi tidak aneh kalau sampai sekarang masih banyak bergentayangan dedemit," ujar Pak Gesang, 48 tahun, warga setempat. 

Meski ia mengaku belum pernah memergoki Iangsung wujud makhluk halus tersebut, namun dalam beberapa kejadian dirinya pernah diusili oleh makhluk alam astral yang ada di kampung tempat tinggalnya. 

Hal serupa diungkapkan oleh Pak Iyan, 50 tahun, seorang guru sekolah dasar (SD) yang mengontrak rumah di Kampung Pilang Tonggoh. Sebuah fenomena aneh pernah ia pergoki di area kebun kosong yang tidak jauh dari rumah kontrakkannya. Pemandangan tidak Iazim itu hampir membuatnya lari ketakutan, karena seumur hidupnya baru sekali itu ia melihat sosok hantu seperti yang digambarkan dalam fiim-fiim horor. 

"Suatu malam saya membakar sampah di kebun kosong dekat rumah. Eh, tiba-tiba pohon petai cina di depan saya dahannya meliuk-liuk seperti ditiup angin," kata Pak Iyan seraya menyebutkan, pada saat itu sesungguhnya tidak ada angin yang bertiup. Malam pun sedang bercuaca bagus karena rembulan di langit sedan bersinar terang. 

Meliuk-liuknya dahan pohon petai cina tadi, lanjut Pak Iyan, disusul oleh mewujudnya sesosok makhluk berukuran tubuh tidak Iazim. Dari jarak kurang dari 10 meter dengan jelas sekali ia melihat sosok tinggi besar, badan warna hitam Iegam ditumbuhi bulu-bulu kasar, mata melotot penuh amarah. dan mulut yang menyeringai dengan empat buah taring panjang. 

"Sungguh sangat takut sekali saat melihat sosok hantu itu. Saya ingin Iari tetapi kaki rasanya rekat di tanah seperti dilem kuat sekali," sambung Pak iyan. 

Ia merasa beruntung penampakan dedemit itu hanya berlangsung beberapa menit sebelum akhirnya sosok mengerikan itu hilang begitu saja seperti di sapu angin malam. 

Apa yang dialami oleh Pak Iyan sepertinya dimaklumi oleh Pak Gesang. Pasalnya pria beranak dua yang telah belasan tahun tinggal di kampung itu berkenan menunjukkan beberapa titik di sekitar area kebun kosong yang diduga sebagai tempat mukim hantu atau jin. Salah satu titik berada tepat di belakang rumah yang ia tinggali. 

Dulu di sana pernah tumbuh sebatang pohon melinjo yang menjulang tinggi melebihi atap rumah. Pohon melinjo tersebut merupakan satu-satunya pohon keras yang tumbuh di area sekitar yang padat ditumbuhi rimbunnya pohon bambu. 

Suatu ketika Pak Gesang pulang malam dari bengkel tempatnya bekerja. Sepanjang perjalanan pulang ia sama sekali tidak berfirasat buruk. Namun ketika sepeda motor yang ia tumpangi mendadak mati mesin, mulai timbul firasat yang tidak wajar. Dan firasat buruk itu benar terjadi manakala sepeda motornya yang mogok didorong berhenti beberapa belas meter dari pohon melinjo. 

"Ketika sepeda motor yang mogok saya dorong sampai ke dekat pohon (melinjo) itu, tiba-tiba saya melihat sesosok pria tengah berdiri di sana sambil merokok. Laki-laki itu mengenakan baju semacam komprang warna gelap, tetapi wajahnya tidak begitu jelas kelihatan," kenang Pak Gesang pada kejadian tahun 2008 silam yang dialaminya. 

Ia pria itu merupakan sosok hantu yang menghuni pohon melinjo. Buktinya dua tahun kemudian, 2010-an, ketika pohon melinjo tersebut ditebang Pak Gesang tidak lagi memergoki penampakan hantu yang bisa membuat bulu kuduk meremang di sana. Mungkin hantu itu mengungsi ke tempat lain karena rumahnya ditebang oleh pemilik kebun. 

Merasa penasaran oleh cerita Pak Gesang, Pak Iyan, maupun warga lainnya, saya pun coba menyambangi kebun kosong di Kampung Pilang Tonggoh. Ditemani seorang teman bernama Mbak Novi- panggil saja begitu namanya- saya datang ke kebun kosong tersebut. Kebetulan sekali Pak Gasan dan Pak iyan sedang ada di rumah, sehingga mereka bisa ikut Mbak Novi melakukan investigasi supranatural di sana. 

Rupanya apa yang jadi buah bibir penduduk di sana memang tidak begitu salah. Karena dari hasil kontemplasi yang dilakukan oleh Mbak Novi, di sekitar area kebun kosong terdapat sejumlah makhluk halus. Meski tidak disebutkan sosok hantu macam apa saja yang ada di kebun kosong itu, Mbak Novi menunjuk sebuah sumur milik warga yang berdasarkan penglihatan mata batinnya dihuni oleh sesosok jin. Melalui komunikasi gaib jin itu mengaku telah mukim di tempat tersebut sejak sebelum penghuni rumah membuat sumur. 

"Kenapa kamu tidak pindah ke tempat lain?" tanya Mbak Novi pada sosok yang sama sekali tidak bisa dilihat oleh saya. Pak Gesang, maupun Pak Iyan. 

"Bagaimana kalau sekarang kamu saya pindahkan ke tempat lain? Kamu bisa saya pindahkan ke laut atau ke sungai supaya lebih enak. Tempat kamu lebih cocok di sana daripada di tengah-tengah rumah warga," kata Mbak Novi seperti menjawab keengganan si makhluk halus untuk menyingkir dari sana. 

Usai berkomunikasi dengan jin penghuni sumur yang terbilang berusia tua itu, Mbak Novi pindah ke area belakang rumah milik Pak Gesang. Kontak batin antara Mbak Novi dengan makhluk halus penghuni dunia astral kembali dibuka. Melalui kemampuan spiritual yang dimiliki oleh Mbak Novi, di tempat itu ada sebuah lahan kecil yang ditumbuhi pohon pisang. Tidak jauh dari kebun itu berdiri sebuah mushola yang biasa digunakan oleh warga setempat untuk bersembahyang. 

Kuntilanak adalah salah satu makhluk halus yang disebut oleh Mbak Novi tinggal di tempat itu. Hantu yang digambarkan berupa sosok perempuan dengan bayi yang tidak pernah lepas dari gendongannya itu juga bersikeras tidak mau pindah dari sana. Si kuntilanak mengaku betah tinggal di tempat itu karena di sana ada kolam ikan lele milik salah satu warga. 

Di atas kolam itu dia mengaku sering bermain sambil memomong bayinya dan menikmati kecipak ikan lele didalam kolam. Bahkan ikan-ikan itu juga merupakan "menu istimewa" yang biasa dimakan oleh si kuntilanak. Benarkah demikian? wallahu a'lam. 

Pada bagian lain dedemit perempuan itu mengaku tidak pernah mengusili warga sekitar. Kalau pun suatu ketika ia menampakan wujudnya sebagai hantu hanya kepada orang-orang tertentu saja. Orang yang paling sering ditakut-takuti olehnya adalah mereka yang sedang kosong jiwanya atau melamun. 

Selain itu si kuntilanak itu juga mengaku betah tinggal di tempat tesebut karena ada salah satu warga yang kerap melakukan ritual "ujub-ujub" yaitu membuat sesajen sambil membakar kemenyan atau dupa. Biasanya ritual dilakukan warga tersebut pada hari-hari tertentu terutama malam Jum'at. Menurut pandangan Mbak Novi, sesajen, dupa atau kemenyan merupakan makanan yang paling disukai oleh bangsa lelembut. 

Dalam konteks ini ia sangat menyayangkan jika hingga sekarang masih ada orang yang membakar dupa atau kemenyan dan membuat ritual ujub- ujub. "Islam sama sekali tidak mengenal ritual-ritual seperti itu. Mas," kata Mbak Novi sambil menyebutkan bahwa perilaku demikian bisa menyeret akidah seseorang menjadi sesat. 

Malam semakin menebar rasa dingin di badan. Beberapa gelas white coffe yang disuguhkan oleh Ibu Yuli, tetangga Pak Iyan dan Pak Gesang, tidak mampu mengusir rasa dingin. Maka setelah sedikit berbasa-basi dengan pemilik rumah sekaligus guide, kami pun pamit pulang. 

"Sebelum menyalakan motor saya berbisik kepada Mbak Novi, "Saya numpang tidur di rumah Mbak, ya? Soalnya saya takut kuntilanak tadi ikut pulang ke rumah!" 

Perempuan muda beranak satu yang disebut orang janda kembang dan masih sengkil' itu cuma menjawab pendek, "Wah, celaka...!" Entah, apa maksudnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar