KISAH MISTERI : Pengaruh Santet Ganas Dalam Ilmu Hitam


Sejenis santet yang sangat terkenal keganasannya di kalangan masyarakat Jawa, ialah Gendam Jaran Goyang yang sangat berbahaya. Sebuah ilmu santet tua yang sudah dikerjakan orang sejak belasan abad silam. Korbannya bisa berperilaku mirip seekor kuda binal, bahkan gila.

Mengatasi santet, sihir, tenung atau pengaruh ilmu hitam lainnya secara mandiri, bukannya tidak mungkin dikerjakan oleh orang awam sekalipun. Dalam arti mengatasinya secara seorang diri, maupun atas bantuan orang terdekatnya yang tentunya sama-sama awam di bidang tersebut, mirip dirinya sendiri.Jadi tegasnya, dalam mengerjakannya tanpa bantuan dukun, paranormal maupun para pakar psikologi, parapsikolog maupun spiritjjalis.

Pada dasarnya, siapapun sebenarnya bisa menetralisir pengaruh santet atau pengaruh ilmu hitam lainnya yakni dengan mengikuti sekaligus menjalankan petunjuk-petunjuk khusus yang sangat sederhana. Dalam konteks ini, akan mengetengahkan sebuah cara sekaligus resep yang ampuh untuk menetralisir pengaruh gaib ilmu santet, yang terbilang sangat ganas dalam dunia ilmu hitam, yang sudah dikenal oleh para leluhur orang Jawa sejak belasan abad silam. Yang konon pula sangatlah sukar disembuhkan di zaman serba modern ini.

Ramuan tersebut, tentunya menggunakan bahan-bahan sederhana yang cukup mudah diperoleh di sekitar kita.Namun keampuhan khasiatnya sangat mujarab dan sudah berhasil dibuktikan oleh banyak orang.

Resep ini merupakan perpaduan antara gizi, jamu dan mineral. Dengan harapan, bahwa paling tidak akan menambah wawasan para pembaca setia dan pencinta majalah MISTERI di mana saja berada, di bidang pemanfaatan daya prana alami di bidang metafisika-parapsikologi. Syukur-syukur, andaikan bisa memberikan nilai tambah tersendiri bagi seluruh pembacanya, yang mungkin ingin mencobanya, baik guna kepentingan diri maupun keluarga sendiri, ataupun untuk menolong sesamanya. insyaAllah.

Teluh Pemagar Kewibawaan Diri
Bagi penduduk pulau Jawa, jenis santet atau teluh ini, tentunya bukanlah hal baru lagi dalam dunia spiritual. Santet jenis ini memang dikenal dengan istilah sebutan gendam, sebab merupakan salah satu di antara sekian banyak jenis ilmu gendam yang dikenal oleh masyarakat Jawa khususnya. 

Sedangkan ilmu gendam ini ada yang berfungsi sebagai pemagar kewibawaan diri, kebagusan maupun kecantikan, awet muda, hipnotis, pengasihan, pemukau dan juga sebagai santet atau teluh.
Sejak belasan abad yang silam sudah diketahui, bahwa korban gendam jaran goyang ini selalu cenderung terganggu jiwanya. 

Fatalnya, ia selalu mengidap keinginan untuk berbuat yang aneh-aneh dan nekad, yaitu selalu berkeinginan untuk bunuh diri, tanpa ia sendiri menyadari tentang apa sebenarnya yang telah memicu perasaannya untuk selalu ingin menjalani tindakan nekad yang sangat dinistakan agama itu.

Salah satu tanda lainnya yang paling gampang untuk mendeteksi, bahwa apakah korban memang benar terkena pengaruh gaib gendam jaran goyang yang ganas tersebut, ialah dengan memperhatikan perubahan kebiasaan perilaku atau gerak pada kaki kanan korban. 

Seperti kita ketahui, bahwa jenis ilmu gendam, sebenarnya ialah hasil perwujudan daripada penyerian telepatis secara terpadu (pengendalian pikiran) antara otak pelaku si pemilik ilmu tersebut dengan otak si korban yang dimaksud, dimana akibat yang ditirtibulkannya terhadap korban sendiri, berupa gangguan yang sangat riskan pada medan frekuensi di tingkat gamma maupun delta yang terdapat di sekitar dirinya, terutama khususnya di seputar kepalanya, yang mana merupakan medan utama frekuwensi paling berpengaruh bagi KIU - Kunci Awal Pemancing - berpikir setiap orang, yang medannya bersifat paling kacau-balau dan meresahkan pikiran, sebab muatan frekuensinya yang cenderung memancing perasaan keragu-raguan, was­was, maupun pikiran makhluk hidup yang bersifat negatif.

Hanya saja kadar bertahan setiap orang terhadap gangguan medan ini, tentunya masing-masing berbeda, tergantung pada daya nalar dan telaah benaknya selaku filter penyaringnya. Dalam kaitannya pada korban gendam jaran goyang, ialah bahwa medan frekwensi beta maupun alpha yang tertib dan tenang milik korban telah dikuasai dan dirusakkan oleh si pelaku gendam, merubah kedua medan tersebut dengan medan gamma dan delta secara keseluruhan.

Sedangkan semua pengamal ilmu gendam jaran goyang, niscayalah
mempunyai kebiasaan yang spontanitas, berupa kesukaan menghentak-hentakkan kaki kanannya secara refleks ke tanah ketika ia sedang berdiri di mana pun dan kapan saja, tiada ubahnya kebiasaan seekor kuda beneran — dalam bahasa Jawanya; jaran sama dengan kuda.

Kebiasaan aneh ini sebagai akibat distorsi- komplikasi daripada mantra-mantra yang selalu diingatnya secara berkesinambungan tanpa jeda pada simton-sonar berpikir otaknya sendiri, sehingga pada dasarnya merusakkan medium hipnotis-telapatis medan frekwuensi beta maupun alpha yang dimilikinya, yang kemudian berupaya pula semaksimal mungkin untuk menembus jalur medan frekwuensi sejenis yang dimiliki korban sasarannya, guna memaksakan pengaruh kerusakan serupa padanya. Mengakibatkan pada korbannya pun, berupa kebiasaan yang serupa pada kaki kanannya, yakni keinginan tiada terkendali pada dirinya untuk selalu menghentak-hentakkan kaki kanannya itu ke tanah, di manapun ia berada dan setiap saat pula. 

Tentu saja kebiasan ini sangatlah memalukan.
Untuk menetralisir pengaruh gaib dari ilmu hitam tersebut, maka diperlukan adanya pengobatan pada korban bersangkutan, baik secara oral (minum ramuan tertentu), masase (pijat-urut atau baluran), teraphy (latihan rutin) khusus, maupun secara sauna (berendam diri) dalam ramuan tertentu.

Pada kenyataannya juga sangat ampuh untuk menetralisir pengaruh gaib dari ilmu gendam mahabbah, korban wirid ayat 63,65 maupun ayat 68 dari surahtul Yaasin, dimana di negeri nusantara ini, antara kedua kebiasaan ilmu gendam tersebut, sudahlah bukan menjadi rahasia umum bagi para spiritualis, metafisikalok maupun parapsikolok, bahwa pemengaruhan gaibnya dikerjakan oleh kelompok jin maupun setan yang sama, alias roh jahat yang itu-itu juga, siapapun pengamatnya.

Pengaruh Kegaiban Metafisika
Sediakan seekor kepiting batu berukuran sedang, sepotong ikan layur lengkap dengan duri maupun kulitnya, daun bayam duri (bayam liar), daun meniran, daun kucai, biji kopi kering yang belum disangrai, petai Cina (kemlandingan/lamtoro) yang sudah disangrai, sepotong arang bambu apus, lengkuas, asam kawak, gule aren (gula enau Jawa), jinten hitam, akar rumput teki, akar rumput kili-kili, dan sejumut butiran-butiran pecahan piring keramik berwarna putih susu yang sudah dicuci bersih.

Rebus semuanya itu dengan 6 gelas air kelapa hijau, 2 gelas air perasan lobak putih, 2 gelas air kapur sirih (beningnya) dan 1 gelas air perasan tape singkong mentega 'singkong kuning). Biarkan mendidih di atas api kecil dan sampai menjadi 4 gelas air rebusan yang tersisa. Upayakan merebusnya dalam sebuah kuali terbuat dari tanah liat, atau paling tidak dalam panci enamel dan jangan dalam sebuah panci aluminium.

Siapkan pula parutan temu jahe dan sangria hingga menyerupai arang,
1800 mg. N-Acetyl-p-aminophenol (parasetamol), 300mg. Propofinazon, 2 mg. Deksklorfeniramina Malaet, 100 mg. Citric Acyd dan sejumput garam dapur. Haluskan kesemuanya hingga menjadi bubuk puyer, lalu bagi menjadi 4 bagian dan bungkuslah masing-masing dengan kertas roti.

Cara meminumnya ialah setiap pagi, malam sesudah makan dan sesaat menjelang tidur malam. Masing-masing sebungkus puyer dan segelas air rebusan ramuan di atas, ditambah 1 sendok makan madu asli, kecuali ketika menjelang tidur malam perlu ditambahkan sebuah kuning telur ayam kampung tembehan (telur pertama ayam dara) ke dalam gelas ramuan. 

Dan cara meminumnya haruslah sedikit demi sedikit, agar kuning telur ayam di bagian dasar gelas tetap utuh dan tidak sampai pecah. Setelah air rebusan habis diminum, barulah kuning telur ditelan secara langsung, dimana harus diupayakan agar ketika menelannya juga dalam keadaan utuh dan tidak pecah.

Biasanya, sering terjadi, bahwa di saat korban baru meminum sebagian air rebusan ramuan tersebut, ketika meminumnya sesaat menjelang tidur • malam, mendadak kuning telur ayam yang terdapat di dasar gelasnya, akan mengembang-mengempis dengan sendirinya secara berkesinambungan, yang tentunya disebabkan adanya suatu pengaruh kegaiban metafisika. 

Maka, segera letakkan gelas di tempat terdekat yang dianggap cukup aman, lalu secepatnya pula jauhilah letak gelas itu. Sebab biasanya, beberapa menit kemudian, kuning telur itu akan meletus keras dengan sendirinya, hingga memecahkan gelas itu sampai berantakan.

Ini terjadi, bilamana korban akibat terkena pengaruh gaib ilmu jaran gendam, gendam mahabbah, yang berasal dari ayat- ayat surahtul Yassin yang telah disesatkan, seperti yang telah diungkapkan di atas mulai terdeteksi oleh sinergi metafisis alami daripada ramuan tersebut.

Perlu diketahui pula sebelumnya, agar supaya tidak membuat keterkejutan dan ketakutan bagi seisi rumah, bahwa seketika terjadi letusan dan gelas pecah berantakan maka seketika itu pula akan tercium bau busuk yang luar biasa, menyerupai bau bangkai, dibarengi pula dengan suara genting di atas rumah bagaikan dilempari dengan batu kerikil dan suara angin bertiup kencang di luar rumah. Suasana benar- benar mengerikan dan mampu membuat bulu kuduk setiap orang berdiri. 

Sedangkan bagi korban sendiri, seketika itu pula ia akan muntah-muntah, di mana yang dimuntahkannya berbentuk menyerupai kotoran manusia dan agak mirip pula dengan muntahan seekor anjing, baunya sungguh anyir luar biasa.

Selesai ia muntah, segera minumkanlah segelas air hangat, tambahkan 3 sendok makan madu asli, sedikit garam dapur dan beberapa tetes minyak kayu putih, guna memulihkan kekuatan batinnya sendiri, setelah pengaruh gaib iblis yang mengganggu pikirannya mulai meninggalkan dirinya. Maka ketika sesudahnya ia tidur - bagi korban gendam jaran goyang - haruslah ia ditemani seseorang yang selalu dalam keadaan terjaga.

Secara sengaja tidak tidur untuk menjaga tidur korban. Sebab di tengah tidurnya si korban niscaya akan mengigau tiada karuan. Biasanya, suaranya menyerupai suara seorang tua renta banci (waria) yang dalam bicaranya membunyikan suara tawa.Bilamana si korban telai mulai mengigau, maka si penjaga tidurnya haruslah senantiasa memperhatikan omongannya dengan seksama. Mungkin, karena dalam igauannya itulah si korban akan menyebutkan berulangkali nama si penenung.

Dan, manakala terdengar si korban mulai menyuarakan desah-desah erotis, bagaikan desah-desah seseorang yang sedang menikmati kenikmatan berhubungan seksual yang luar biasa sensasinya, maka ketika itu pula akan tampak sepasang bola matanya akan bergerak-gerak di balik kelopak matanya yang terpejam. Si penjaga tidurnya pun harus segera bersiaga. Sebab begitu kedua kelopak mata si korban terbukadan terbeliak, yang didahului suaranya yang terputus-putus hendak menyerupai ringkik seekor kuda karena merasakan klimaks kenikmatan yang amat teramat luar biasa, maka seketika itu pula ia dibangunkan dan didudukkan segera.

Lalu katakan padanya, bahwa si anu - nama orang yang disebut-sebut dalam igauannya) itu telah pergi, niscaya seketika itu pula si korban akan muntah-muntah. Dan jangan kaget. Bilamana bau muntahannya kali ini bagai bau bangkai bercampur bau rumput yang sudah membusuk, sedangkan pada muntahan yang terakhirnya hanyalah berupa levitan - lendir kental di antara cairan encer - perwujudan fisik daripada jin atau syetan yang sebenarnya setelah beradaptasi dengan hormon-hormon yang terdapat dalam diri manusia - dalam hal ini ialah korban sendiri, yang baunya pun tentunya sudah bias diduga.

Sesudahnya, minumkan padanya segelas air hangat bercampur 3 sendok makan madu asli, sedikit garam dapur dan beberapa tetes minyak kayu putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar