Cerita Misteri : Temanku Bermain Ayunan


Kami sengaja berangkat dini hari untuk menghindari kemacetan kurang lebih jam 1 sampai jam 2 dini hari, jadi yah sudah kebiasaan kami jika pergi keluar kota pastinya memilih berangkat dini hari, agar perkiraan kami sampai lokasi pagi hari dan pastinya lebih puas refreshingnya. Perjalanan jauh kami tempuh sudah sekitar hampir  4 jam, seharusnya bisa saja lebih cepat dari itu, tapi karena kami santai-santai dan foto-foto  dulu di pemberhentian atau rest area di jalan tol jadi perjalanan pun lebih lama, tak apalah pikirku daripada kelelahan dan temanku yang jadi supir mengantuk. Sebelum lebih jauh aku bercerita, aku perkenalkan yah isi dalam mobil, ada william, tris,budi, novi, dewi, gustaf, martin,dan aku sendiri.

Jam tanganku sudah menunjukan pukul 4.45 pagi, kami sudah sampai di sekitar Lembang, kami suka suasana dingin jadi jika liburan biasanya kami jatuhkan pilihan ketempat yang adem dan rencananya kami mau mengunjungi villa teman kami di istana bunga tapi kami tak enak mengganggu jika sepagi ini karena pastinya belum pada bangun. Kami putuskan untuk beristirahat di warung pinggiran  jalan.

Ada beberapa warung berjejeran di pinggir jalan dan salah satu temanku, memilih 1 warung dimana tempat duduknya seperti prasmanan, tidak ada pembeli lain selain kami, hanya ada ibu-ibu penjaga warung dan anaknya yang masih sekitar umur 10-12tahun.

Warung beralaskan karpet dengan meja berkaki rendah, yah cukup untuk kami agar bisa meluruskan kaki kami yang hampir kram karena duduk terus selama dijalan. Suasana sekitar masih sepi dan agak gelap, kurang penerangan, hanya beberapa kendaraan yang lalu lalang, mungkin karena bukan musim liburan. Saat itu matahari hampir terbit, aku dan beberapa teman yang lain foto-foto disekitar warung karena pemandangan dibelakang warung bagus banget.

Latar belakang pemandangan di belakang warung seperti lembah dimana kita bisa melihat sebagian kota Bandung yang masih gelap tetapi terlihat lebih terang karena msh banyak lampu yang nyala dan kabut nya saat itu pun seperti sangat mendukung kami, memanggil kami untuk membidik mereka dengan kamera di hp kami dan kamera nikon william. Ada yang numpang ke warung disebelah karena disana posisi fotonya lebih jelas dan nuansa warungnya pun bagus, dengan model interior terbuat dari anyaman bambu.

Kami terlalu asyik sehingga lupa jika ternyata teman kami novi sedang kurang enak badan dan kami meninggalkan sendiri didalam warung. Kami terlalu asyik dengan pose-pose foto kami. Akhirnya setelah selesai foto-foto, kami balik ke warung kami dan menemui novi.

Saat itu novi memang tidak terlalu banyak bicara, lebih banyak diam. Sempat aku jepretkan kamera ke wajahnya, tapi dia hanya menunduk dan menutup wajahnya dengan tangan, pikirku “ tumben banget nich anak  difoto nolak, biasanya minta duluan..”. tapi karena kupikir mungkin kondisinya kurang fit dan kelelahan diperjalanan, aku tak pikir jauh. Sekitar jam 6 pagi, kami melanjutkan ke villa teman kami , sekitar ½ jam lah perjalanan kami.

Didalam mobil posisi duduk ku dibaris kedua tepat tengah, dikanan ku ce dewi, dan dikiriku novi. Didepan ada william dan tris, sedangkan 3 pria lagi, budi, gustaf dan martin duduk dibelakang bersama tas dan barang kami. Selama dijalan, aku duduk disebelah novi, aku dengar dia seperti mengeluarkan suara kecil dan aneh seperti bergeram “eerrgghh..” dan dia hanya menundukkan kepalanya sepanjang perjalanan dengan kedua tangannya dikepal diatas pahanya. “kenapa nov, pusing? mau antimo” tanyaku karena aku khawatir. Dan novi hanya menggelengkan kepalanya tapi sedikit-sedikit aku melihatnya merasa mual seperti mau muntah tapi dia menolak diberi obat.

Sesampainya di depan villa teman kami dan mobil terparkir, kami turun dari mobil, bertemu teman kami dan melihat sekeliling villa. Bagus  sekali pemandangan disini, bersih, asri, dan sejuk. Tanpa kusadari, novi sudah terduduk di ayunan berwarna merah, terbuat dari besi yang dapat memuat 2-3 orang.  Iseng, kucoba lagi menjepret  novi yang sedang duduk di ayunan, dan lagi-lagi dia menutup wajahnya dengan tangan dengan ekspresi kurang suka difoto.

Sesudah itu, dia terus bermain di ayunan, senyum-senyum sendiri, sepertinya suka sekali duduk di ayunan dan tidak mau diganggu. Dari jauh ,dewi yang memiliki kemampuan lebih dengan sixsence-nya melihat ada yang tidak beres dengan novi. Selidik punya selidik, ternyata ada anak kecil yang merasuki dan mengikuti novi sejak dari warung makan yang tadi pagi, mungkin karena novi sedang kurang fit dan kebanyakan bengong saat di warung tadi.

Pantas saja novi tidak suka difoto, mungkin dia takut atau tidak suka dengan lampu blitz dari kamera. Dan memang jika diperhatikan tingkah laki novi seperti anak kecil sejak dari warung makan tadi, lebih banyak diam dan tidak suka mengobrol seperti biasanya.

Dewi coba membacakan doa-doa dan dengan media air putih segelas, dipaksakan diminumkan ke novi, pastinya novi menolak untuk minum air itu tapi akhirnya diminum juga karena kami memaksa masukkan air itu kedalam mulutnya. Novi langsung lemas dan bersender diayunan.

Setelah beberapa saat, mulailah dia sadar dan menanyakan ada apa dengan dirinya, dia mengaku badannya terasa capek sekali. Kami hanya mengatakan tidak ada apa-apa supaya dia tidak takut. Setelah itu kami bersenang-senang, novipun tidak menyadari apa yang telah terjadi dengan dirinya.

Kami menginap 2 hari dan sampai pulang tidak ada kejadian  apa-apa lagi.

1 komentar:

  1. Thanks for info jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2xYOaOv

    BalasHapus