Kisah Misteri : Anak TK Bunuh Diri di Rumah Hantu


Reinaldy Sembiring, anak yang baru berusia 5,8 tahun itu nekad gantung diri. Benarkah ini terjadi akibat pengaruh gaib dari rumah hantu tempatnya melakukan aksi bunuh diri...?
Bulan Mei kemarin, banyak orang yang tersentak hatinya. Pada hari-hari itu, banyak televisi dan media cetak memberitakan dan mengulas panjang lebar, tentang seorang anak Taman Kanak-Kanak (TK) yang bunuh diri.

Kita tentu tidak percaya, kalau anak sekecil itu mampu melakukan tindakan nekad seperti itu. Bayangkan, anak itu bunuh diri dengan cara menggantung diri. Perasaan yang sama juga melanda warga Kelurahan Tempelan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tempat berlangsungnya kejadian yang menggemparkan itu. Tak hanya itu, banyak juga yang tidak mempercayai kalau Reinaldy Sembiring yang baru berusia 5,8 tahun, menghabisi nyawanya dengan cara yang sedemikian naif untuk ukuran bocah seusianya.

Namun itulah kenyataan yang terjadi. Dari olah TKP yang dilakukan oleh polisi, juga hasil visum di rumah sakit setempat, bocah itu nyata tewas akibat gantung diri.

"Dari keterangan-keterangan yang kami peroleh, anak tersebut mengalami depresi berat," terang KAPOLRES Blora, Drs. Zainal A. Paliwang.

Dari hasil visum juga ditemukan kalau pembuluh darah di leher dan di otak anak malang itu sudah pecah. Data-data itulah yang membuat polisi berkesimpulan, bahwa siswa TK Pertiwi Blora itu meninggal karena bunuh diri, sehingga berkesimpulan kasus ini tak perlu diproses lebih lanjut.

Lain dengan kesimpulan polisi, kedua orang tua korban justru menganggap kalau anak ke lima dari lima bersaudara yang semuanya laki-laki itu meninggal karena pengaruh kekuatan gaib yang ada di tempat kejadian itu.

Menurut mereka, rumah tempat Reinaldy Sembiring melakukan aksi nekadnya merupakan rumah kosong yang sudah lama tidak digunakan. Sebelum kejadian' itu, beberapa tahun yang lalu, rumah kosong itu juga sudah pernah digunakan orang untuk gantung diri.

"Dia itu anak kesayangan kami. Dia seorang anak yang ceria dan cerdas. Tidak mungkin bunuh diri, karena dia memang tidak mempunyai masalah," jelas Emanuel Sembiring SH, ayah korban.

Lelaki yang sehari-harinya bekerja sebagai Hakim di Pengadilan Negeri Blora ini mengaku percaya dan bisa merasakan kekuatan negatif yang menyelimuti rumah tersebut, sehingga Reinaldy nekad gantung diri. Kekuatan negatif itu berasal dari lingkungan di rumah dinasnya, terutama bersumber dari rumah kosong itu.

Rumah dinas Emanuel tersebut adalah satu dan lima rumah dinas yang berada satu komplek di Jl. Tentara Pelajar Blora. Namun dua di antara rumah dinas tersebut sudah lama tidak digunakan, dibiarkan kosong. Kedua rumah itu berada di depan dan di sisi timur rumah dinas Emanuel Sembiring. Yang satu adalah rumah tempat Reinaldy bunuh diri. Cuma karena bangunan yang ada di depan rumah Emanuel sudah runtuh atapnya dan ditumbuhi semak yang lebat, menjadikan tempat ini tidak pernah disentuh orang.

Sedangkan rumah yang menjadi tempat kejadian memilukan itu masih bisa digunakan karena atap dan gentingnya masih komplit. Meski jendela dan daun pintunya sudah hilang. Oleh karena itulah, rumah kosong ini menjadi tempat yang nyaman untuk bermain bagi Reinaldy dan teman-temannya.
"Saya sendiri tidak tahu, kenapa anak saya itu senang sekali bermain-main di rumah kosong itu.

Selain bermain dengan teman sebayanya, dia juga biasa bermain-main sendirian di rumah itu. Padahal saya juga sering menakut-nakuti agar tidak bermain di bangunan itu," ungkap Asnita, 41 tahun, ibu korban.

Di sekitar tempat kejadian tersebut, rumah kosong tempat Reinaldy gantung diri memang dikenal warga dengan sebutan rumah hantu. Dan sebutan itu wajar saja bagi masyarakat setempat. Pasalnya, sejumlah kejadian menye­ramkan memang pernah disaksikan beberapa warga di rumah yang dibiarkan kosong ini.

Keluarga Emanuel sendiri sangat percaya dengan hal itu. Ini karena mereka yang paling sering merasakan dan melihat kejadian janggal di tempat itu.

Asnita juga mengaku sudah sering merasakan kejadian janggal di rumah hantu itu. Hampir tiap malam dia mendengar suara orang memanggil-manggil nama tertentu, atau suara pukulan-pukulan benda keras dari dalam rumah itu.

Dia sendiri kerap mendapatkan suaminya menjerit-jerit saat dalam tidur. Suaminya seakan-akan ketakutan. Jika terjadi seperti itu, Asnita langsung mem­bangunkan suaminya.

Semua itu pasti pengaruh buruk dari tempat tinggalnya. Namun karena sudah terbiasa, akhirnya Asnita menegaskan, sebelum tinggal di rumah dinas itu, dia tidak pernah melihat suaminya menjerit-jerit saat tidur. Oleh karena itulah Asnita beranggapan bahwa penyebab keluarga itu bisa bertahan hingga sekarang.

"Sudah lima tahun saya tinggal di sini, tapi dengan kejadian ini rasanya saya sudah tidak kuat lagi. Pingin segera pindah!" Keluh Asnita.

Lain Asnita, lain pula yang pernah dilihat oleh Emanuel. Dia mengaku sering melihat sosok wanita dengan rambut panjang tergerai. Namun menurutnya, hantu itu tidak tinggal di rumah kosong tempat anaknya meninggal, tapi berada di pohon jambu di samping rumah kosong.

Kejadian tinggallah kejadian. Keluarga Emanuel hanya mampu pasrah pada Tuhan. Namun di balik semua itu dia masih mengingat kejadian demi kejadian beberapa waktu lalu, sebelum anaknya meninggal dunia.

Di antaranya, adalah mimpi Asnita, yang melihat ada pesta besar di rumah­nya. Namun sebelum itu, Emanuel malah sudah kerap mengalami kejadian-kejadian janggal. Di antaranya, dia pernah dihampiri ular saat mengendarai mobilnya. Ular warna kecoklatan itu berjalan di kaca depan mobilnya. Akhirnya ular itu terjatuh saat mobilnya melaju kencang. Dan ternyata kejadian yang dialami dua bulan sebelum kena musibah itu, dia alami sebanyak dua kali. Cuma pada kejadian kedua, yang datang adalah ular dengan warna hijau.

"Dengan kejadian itu, teman se­kantor saya juga menyarankan sesuatu. Namun saya tidak tahu maksudnya, karena saya bukan orang Jawa," terang Emanuel.

Sementara itu, seorang paranormal asal Kecamatan Jepon, Blora, juga mengung­kapkan, bahwa tempat Reinaldy bunuh diri memang tempat yang angker. Sudah sejak dulu tidak ada orang yang berani tinggal di rumah itu. Baru setelah berdiri beberapa rumah dinas Hakim PN Blora, tempat ini seakan terkubur keangkerannya.

Dahulu saat mulai dibangun, kuli bangunan proyek ini kerap menemukan tulang-tulang manusia. Bahkan di antara­nya ada yang menemukan beberapa keping uang kuno dan senjata api tempo dulu.
"Mungkin tempat itu dulunya adalah tempat pembantaian tentara penjajah," tambah Karyoto. Benarkah...?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar