KISAH MISTERI : Brok Cipung Gerbang Tamansari Di Jaga Demit Wanita


Brok atau jembatan Cipung ukuran panjang dan luasnya tak seberapa, mungkin orang luar kota Batang yang pernah berekreasi ke Pantai Sigandu tak pernah memerhatikannya, padahal sarana penghubung ini sangat angker.

Setiap orang yang melintasinya baik siang atau malam selalu menyalakan lampi dim, membunyikan klakson, atau sekedar uluk salam. Bukan hal yang aneh terngiang di telinga yaitu di maksudkan sebagai salam pada penghuni gaib setempat, bila tidak demikian sering mendapat gangguan. Aroma mistis terasa sangat kental menjelang malam hari, mulai sedikit orang yang berlalu lalang, lebih memilih jalan memutar lainnya ketimbang lewat Brok Cipung.

Keyakinan yan meluas di tengah- tengah warga sekitar bahwa Brok Cipung merupakan lokasi angker yang menjadi pintu gerbang gaib tamansari Kanjeng Ratu Dewi Lanjar, penguasa agung pantai utara. Konon, setiap malam Jumat Kliwon selalu datan ke tamansari yang tepat berlokasi di obyek wisata Pantai Sigandu, untuk kemudian berjalan-jalan ke pasar bernuansa supra tergelar di alun-alun bersama ratusan laskar wanita.

Jagad gaib Brok Cipung tak lepas dari pantauan dedemit anak buah Kanjeng Dewi Lanjar. Sekitar tahun 90-an, berlangsung hal ganjil yang sempat menjadi tontonan masyarakat umum. Sebuah bus yang penuh dengan penumpang melintas di brok Cipung tengah malam, tiba-tiba pagi harinya terperosok jauh ke tengah persawahan. Bila di ukur jarak antara posisi bus dengan jalan sekitar dua puluh meteran, masih tetap berdiri seperti parkir saja, mesin tak dapat di nyalakan selama itu, tapi yang masih disyukuri tak ada korban.

Untuk menarik bus dari tempatnya, ternyata tak segampang bayangan kita. Dengan alat khusus penarik,tetapi tetap tak goyah sedikitpun, rantai serta tambang malahan putus beberapa kali. Pemilik bus yang turut hadir menyaksikan keanehan tersebut meminta bantuan paranormal.

Satu, dua ahli supranaturalis di datangkan ,tetapi tak membuahkan hasil. Hampir dua hari dua malam bus mangkrak di tempat. Konon, makhluk halus penjaga Brok Cipung belum ikhlas melepaskan kendaraan besar, yang tak berucap salam semalam, padahal memang pak sopir benar-benar tak memahami kalau di sini adalah salah satu titik tersakral. 

Paranormal yang di datangkan kemarin meski tak diijinkan ngotot untuk mengambil badan bus seperti keinginan si pemakai jasanya, kesepakatan damai belum tuntas antara mereka. Terjadilah adu kekuatan supra.Tindakan terlalu berani dan penuh resiko, demi setumpuk uang mengambil resiko mempertaruhkan nyawa. Ritual digelar dilokasi Brok Cipung dengan aneka ubo rampe lengkap, si dukun dari luar daerah tersebut membaca mantra sakti.

Senja bercuaca cerah sontak berubah seiring awan hitam menyelimuti bumi. Gerimis dan gelegar serta kilat petir menggema mengerikan. Tubuh orang sakti tersebut bergetar kuat dan tak berapa lama terlempar sejauh empat meter. Batuk-batuk parah serta muntah darah segar tampak tersisa di sudut bibirnya yang menghitam pertanda terluka dalam. Napas tersengal- sengal dan akhirnya pingsan.
Rombongan yang berada tepat di barisan belakang langsung memberikan pertolongan, memberikan napas buatan juga mengalirkan tenaga dalam menyalurkan hawa sejuk penyadaran.

Berbuah petaka luka dalam serius setelah sadar ketua dari rombongan paranormal tersebut mengaku angkat tangan dan bergegas pulang. Perasaan malu atas kegagalan menyelimuti hati mereka. Patut menjadi catatan penting, mereka harus tahu dan mengukur kadar daya magis yang terpancar dari Brok Cipung . Ada berita mengabarkan si orang sakti yang berasal dari Jawa barat tersebut akhirnya meninggal dunia.

Beberapa warga yang pernah berpapasan gaib penjaga Brok Cipung berwujud wanita cantik berpakaian prajurit wanita bersenjatakan lengkap, seperti keris terselip di balik pinggang,pedang terhunus di tangan kanan, seakan siap menghajar siapapun yang berani kurang ajar atau menantang kedaulatan keraton kajiman pantai utara berdasarkan perintah junjungan tunggalnya ratu putri Kanjeng Dewi Lanjar.

Lain halnya pengalaman Anjar, yang bertempat tinggal di sekitar Pasar Batang. Suatu ketika ia di buat kapok ugal-ugalan berkendara dijalanan terlebih rute Brok Cipung. la pernah mengalami kejadiaan naas bersama dua, masuk rumah sakit hampir satu setengah bulan lamanya.
Usianya terhitung belasan saat itu, anak bandel dan selalu membuat ulah tak pernah sedikitpun mengindahkan kata-kata orang tua. Mabuk dan berkendaraan sangatlah berbahaya di manapun jalannya, ketahuan petugas keamanan pasti langsung di gelandang, karena membahayakan keselamatan orang lain.

Anjar mabuk berat. Berjalanpun serasa tak mampu. Dituntun dua orang temannya yang juga sama-sama sempoyongan akibat kadar tinggi alkohol terkonsumsi tubuh. Berniat pulang dari tempat pesta di sisi ujung mercu suar TPI Klidang Lor bersebelahan dengan obyek wisata laut Pantai Sigandu salah satu andalan tempat rekreasi Kabupaten Batang yang menyuguhkan pemandangan indah.

Sekitar jam 1.30 dini hari kendaraan roda dua yang terhitung butut tersebut di pacu sekencang mungkin, handle gas sampai mentok di tarik menghasilkan kecepatan 100km/perjam terbaca dari jarum speedometer motor. Berjalan saja tak karuan, berkendarapun meski melacu kencang tapi tak berarah kanan-kiri seperti ular berjalan.

Areal persawahan gelap gulita dan tak begitu tebal kabut menyelimuti, sepuluh meter mendekati Brok Cipung mata Anjarani yang duduk di tengah melihat gadis belia dengan postur aduhai serta berambut panjang sebahu berdiri seorang diri. Dari hasil sorot lampu motor samar-samar tergambar wajah ayu yang menyunggingkan senyum kecil bibirnya. Laju motor diperlambat, mereka dekati si cewek misterius tersebut mengajak berkenalan, tak ada kata balik yang membalas godaan- godaan Anjar Cs.

Tiga lelaki semakin berani tangan-tangan mulai nakal main cubit karena gemesnya, nafsu mulai meraja di otak yang sedari awal memang sudah tak terkontrol itu. Tak bisa berpikir normal bagaimana mungkin ada wanita cantik berani sendirian di tengah malam bertemankan suara belalang dan katak. Saat Anjar menjabat tangan wanita misterius tersebut sontak terdengar keras suara ketawa cekikikan khas hantu kuntilanak. Tubuh gadis jadi-jadian terbang dan raib di balik pohon peneduh jembatan.

Seiring berakhirnya pertemuan naas tersebut motor langsung melesat tak terkendali, tetapi malah terpelanting dan jatuh di aspal. Luka parah yang di derita * mengantarkan Anjar dan teman-temannya kerumah sakit setelah ditolong beberapa orang yang melintas.

Brok Cipung sampai sekarang secara mistis oleh para penggiat metafisika masih menebar malapetaka atau ancaman bagi siapapun yang berani kurang ajar di areal tersebut. Angka-angka kebrutalan dan keberingasan dedemit setempat dapat diredam, bilamana manusianya terbuka hatinya dan selalu bersikap santun. Karena di Brok Cipung tak hanya ada kehidupan dimensi lain, namun lebih dari itu sebuah pintu gerbang kerajaan kajiman yang menghubungkan istana yang disinyalir berada di Tengah laut Obyek wisata Pantai Slamaran di kota Pekalongan dengan tamansarinya yang berkawasan di Zona * Pantai Sigandu.

Menjaga hubungan dinamis sosial mistis
memang sangat perlu, supaya terjauh dari hal-hal yang tak diinginkan. Dahulu kalau ada warga nelayan yang tinggal dengan lokasi Brok Cipung yang setiap akan mengadakan hajatan selalu mengirim aneka hidangan khas sesaji yang di maksudkan juga turut mengundang dan melestarikan hubungan batin dengan makhluk gaib supaya tidak saling mengganggu.

Kanjeng Dewi Lanjar adalah tokoh nomor satu dalam jagad dunia mistik, sebagai penguasa gaib yang membawahi wilayah pesisir pantai utara pulau Jawa. Ada sisi selatan mesti selalu diimbangi juga dengan sisi utaranya, Pantai Selatan ada Kanjeng Ratu Sekar Jagad lebih tua dan dahulu menempati wilayah bumi ini, sedangkan Kanjeng Dewi Lanjar dipercaya sebagai wakil penyeimbangnya. Konon, kedua tokoh sentral kajiman dibumi jawadwipa, adalah bidadari khayangan yang terpilih oleh Sang Hyang widhi, dititahkan menghuni kedua pesisir pantai tersebut.

Kanjeng Dewi Lanjar serin menyamar sebagai manusia datang ke pasar-pasar atau keramaian yang masih berhubungan dengan unsur budaya tradisional. Setiap malam Jumat Kliwon menyempatkan waktu berdiam di tamansari. Pada malam itu pula rakyat penghuni keraton gaib juga berlibur berjalan -jalan ke pasar malam di alun-alun Batang.

"Kalau kita melihat dari seberang jalan sana, di situlah sumber kepadatan pengunjung yang tiada surutnya. Padahal menilik jumlah angka kepadatan penduduk desa nelayan itu tak seberapa. Dan yang membuat macet sebenarnya makhluk gaib yang juga turut berbelanja di pasar malam ini," cerita Andi, pedagang di pasar malam.

Kepercayaan dari mereka yang membuka lapak di pasar malam itu, bila ada orang aneh terkesan misterius misalnya pengemis, atau kakek nenek yang menawar barang selalu mereka kasih murah. Bahkan terkadangpun ikhlas memberikan karena mereka yakin kalau barang dagangannya terbeli oleh rakyat dewi Lanjar, maka di kemudian hari bakal mujur banyak rejeki apa yang menjadi dagangannya pasti laku keras serta habis tak sampai waktunya.

Kereta kencana yang ditarik delapan ekor kuda pilihan berwarna kulit tubuh hitam sering terlihat melintas Brok Cipung. Melesat cepat bagaikan tak menyentuh tanah hanya sekejap pandangan mata. Di dalam kereta itulah duduk Kanjeng Dewi Lanjar dan ada yang mengabarkan juga saat itu menyebar uang receh serta beras kuning. Sangat beruntung orang menemukan benda tebaran langsung sang ratu.

Semua yang mengiring wanita baik kuda, kusir, prajurit, tak beda jauh dengan kondisi keraton di pantai Selatan. Hamparan luas pantai sigandu bila di tangkap radar mata ketiga berupa sebuah bangunan berciri khas kerajaan. Penuh taman bunga, serta hiasan- hiasan arca berukir, berdinding relief indah seperti yang tergores di dinding-dinding bebatuan candi. Terdapat juga tahta sang ratu untuk bersantai sambil menikmati aneka suguhan.

Salah satu penekun olah rasa yang sering meditasi di bibir pantai yaitu Edi Joko, mengaku pernah menyaksikan kejadian kehadiran Kanjeng Dewi Lanjar di Tamansari. Waktu itu hanya membalas salamnya dengan melempar senyum indah. Dia tak berkenan untuk diajak dialog batin. Bersamaan lemparan selendang yang melekat di pinggangnya tersebut, indera ke enamnya langsung meredup dan hilang.

"Saya juga menyadari siapa diri saya, sedangkan beliau seorang ratu. Kemampuan sangat jauh di bawah. Sosok gaib yang ramah dan tak mencerminkan unsur negatif. Seperti yang digunjingkan orang bahwa ratu merestui jalan menyimpang (pesugihan)," tutur Edi Joko yang tidak setuju dengan pendapat Dewi Lanjar dianggap pemberi pesugihan. Edi pun mengaku pernah mendapat petuah dari Kanjeng Ratu yang berisi nilai-nilai kebajikan dalam menjalani kehidupan.

Memang terkadang pada malam Jum'at Kliwon terlihat beberapa orang melakukan ritual di sekitar bibir pantai, dengan hajat yang cepat terkabul. Percaya bila menepi di lokasi bertemu sosok ayu kanjeng ratu menjadi firasat atau pertanda dari yang dihajatkan tersebut telah terkabul.

Peziarah pencari jodoh umumnya terkabul setelah nenepi disini, karena taman sari layaknya sebuah lahan berisikan ribuan kembang simbolik dari suatu pengasihan. Maka disini terbaca oleh banyak kalangan memancarkan aura pengasih.

Sedangkan tikungan kecil yang masih berupa lahan luas tak jauh loket adalah tempat parkir kereta kencana dan kuda para pasukan elit kanjeng ratu. Di situ pula sering terdengar ringkikan kuda, serta penampakan kuda tunggangan hilir mudik tanpa penumpang. Aktifitas kuda-kuda misterius ini kerap terjadi selain malam keramat juga bila akan terjadi banjir rob besar yang merendam hamparan tambak bandeng. 

Terlebih dulu memberikan pertanda, sebagai wujud terjalinnya komunikasi batin yang selaras serta dinamis. Bintang-bintang piaranan kanjeng ratu yang hanya di pakai untuk menjemput beliau ketika berkunjung ke taman sari ini.

Tak banyak yang tahu menahu berasa jumlah kuda misterius di tempat itu hanya saja suaranya seperti dalam peternakan terdengar ricuh membahana. Sebuah kandang besar berpagar dinding-dinding kuat dan juga dijaga beberapa pawang yang bertugas akan kesejahteraan binatang alat transportasi era lama itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar